5 Film Timur Tengah tentang Perjuangan Para Perempuan, Bikin Haru

#MovieOn Apakah perempuan Indonesia mengalami hal yang sama?

Di Saudi Arabia, ada aturan ketat di mana para perempuan harus meminta izin pada suami, saudara laki-laki, atau pun walinya saat ingin melakukan hal-hal ini: mengajukan paspor, bepergian ke luar negeri, mendaftar ke universitas, membuka rekening di bank, memutuskan ingin menikah, dan memulai bisnis pribadi meski modal yang dipakai adalah uang sendiri.

Tak hanya Saudi Arabia, beberapa wilayah di Timur Tengah lain ada yang masih berkutat dengan nilai-nilai tradisional yang cenderung mengekang perempuan, seperti dalam hukum pernikahan, kehidupan rumah tangga, sampai perceraian. Di Indonesia, laki-laki dan perempuan boleh belajar di kelas yang sama; para muslimah memiliki kebebasan untuk tidak berjilbab; perempuan boleh memiliki dan mengendarai kendaraan pribadi; sampai seorang ibu boleh menjadi perempuan karier.

Namun, jangan heran jika kesempatan-kesempatan yang sama bisa diterima dengan oleh mereka yang tinggal di wilayah berkembang Timur Tengah yang masih memegang teguh fanatisme terhadap adat maupun agama.

Beberapa film berikut ini akan memberimu gambaran seperti apa kehidupan perempuan di Timur Tengah. Lebih baik atau tidak dari kita yang tinggal di Indonesia? Silakan kamu nilai sendiri.

1. Gett: The Trial of Viviane Amsalem (2014)

5 Film Timur Tengah tentang Perjuangan Para Perempuan, Bikin Haruimdb.com

Sutradara   : Ronit Elkabetz, Shlomi Elkabetz
Pemeran     : Ronit Elkabetz, Simon Abkarian, Sasson Gabai, Menashe Noy

Perceraian bukan hal mudah dilakukan di Israel, terutama jika penggugatnya seorang perempuan. Di Israel tidak ada pernikahan sipil maupun perceraian sipil; Pernikahan akan dihukumi secara agama, itu sebabnya hanya seorang Rabbi yang bisa melegalkan ataupun membubarkannya dengan catatan ada persetujuan penuh dari suami.

Setelah menjalani rumah tangga selama 20 tahun, Viviane Amsalem (Ronit Elkabetz) meminta cerai dari suaminya yang kejam dan manipulatif Elisha (Simon Ebkarian). Ia telah mengajukan permohonan selama 3 tahun; prosesnya sangat berbelit-belit dan hakim selalu menyulitkannya karena kecondongan mereka yang berpihak pada sang suami. Sidang perceraian terus dilakukan dengan mengundang para saksi, dan Viviane akhirnya menyadari bahwa pengadilan tak akan mau mendengar suara perempuan.

Meski harus kesulitan menemui anak-anaknya Viviane hanya mau kebebasan, sementara suaminya lebih memilih untuk menyiksanya dengan mengikatnya dalam pernikahan yang tak lagi ia inginkan.

2. Wadjda (2012)

5 Film Timur Tengah tentang Perjuangan Para Perempuan, Bikin Haruimdb.com

Sutradara   : Haifaa al-Mansour
Pemeran     : Waad Mohammed, Reem Abdullah, Abdullrahman Al Gohani, Ahd

Wadjda (Waad Mohammed) adalah anak perempuan Riyadh, Saudi Arabia berusia 11 tahun yang menginginkan sepeda hijau di sebuah toko yang ia lihat setiap berangkat sekolah. Ia juga ingin balapan sepeda dengan temannya Abdullah (Abdullrahman Al-Gohani). Ibu Wadjda (Reem Abdullah) menolak membelikannya sepeda karena di negaranya ada peraturan yang melarang perempuan mengendarai sepeda (termasuk menyetir mobil).

Karena keinginannya sudah tak terbendung, Wadjda pun bertekad mengumpulkan uang untuk membeli sendiri sepeda impiannya, mulai dari berjualan kaset dan gelang buatan sendiri, hingga mengikuti lomba tilawah quran.

3. When I Saw You (2012)

5 Film Timur Tengah tentang Perjuangan Para Perempuan, Bikin Harutrigon-film.org

Sutradara    : Annemarie Jacir
Pemeran      : Mahmoud Asfa, Ruba Blal, Saleh Bakri, Anas Algaralleh

Setelah terpisah dari ayahnya akibat perang, Tarek (Mahmoud Asfa) dan ibunya melarikan diri dari Palestina ke Yordania. Tarek kesulitan beradaptasi hidup di sebuah kamp pengungsian diantara ribuan tenda. Tarek yang pemberani dan memiliki rasa ingin tahu tinggi merasa jenuh dengan sekolah kamp yang kurang bagus dan akhirnya dikeluarkan karena sifatnya yang suka membantah.

Tarek merindukan kehidupan yang lebih baik, ingin merasakan kebebasan tanpa perlu terikat aturan-aturan yang dibuat ibunya. Karenanya suatu hari Tarek memutuskan untuk melarikan diri dari kamp untuk mencari ayahnya. Tak disangka ia bertemu sekelompok orang dewasa yang berpikiran sama dengannya di sebuah padang pasir. Bersama-sama mereka memulai perjalanan yang akan merubah hidup mereka selamanya.

4. The Stoning of Soraya M. (2008)

5 Film Timur Tengah tentang Perjuangan Para Perempuan, Bikin Haruimdb.com

Sutradara    : Cyrus Nowrasteh
Pemeran     : Shohreh Aghdashloo, Jim Caviezel, Mozhan Marnò, Navid Negahban

Jujur saja, film ini akan membuat perempuan manapun muak dengan perlakuan tak adil yang diterima oleh tokoh utama perempuan yang berlandaskan pada hukum agama maupun adat yang sangat tidak berpihak pada kaum perempuan. 

Terinspirasi dari kejadian nyata di Iran pada 1986; Zahra (Shohreh Aghdashloo) yang putus asa menemui seorang jurnalis Freidoune Sahebjam (Jim Caviezel) untuk mengungkapkan hukuman kejam tak manusiawi yang diterima kemenakannya. Adalah Soraya (Mozhan Marnò), perempuan tak berdosa yang difitnah telah berzina oleh suaminya sendiri hingga ia harus dihukum rajam dengan dilempari batu sampai mati. Soraya dan suaminya Ali (Navid Negahban) menikah karena perjodohan dan perempuan itu hidup menderita karena suaminya ternyata orang yang sangat kejam.

Suatu hari Ali meminta cerai karena ingin menikahi gadis 14 tahun. Soraya dengan tegas menolak karena berpikir ia dan anak-anaknya pasti akan mati kelaparan tanpa dukungan finansial suaminya. Ali yang juga terlalu miskin untuk mengembalikan mahar Soraya sesuai adat istiadat perceraian di desanya, mencoba cara lain untuk lepas dari istrinya.

Ia menuduh istrinya melakukan perzinaan dan sesuai hukum syariah, Soraya harus dihukum rajam sampai mati jika tak bisa membuktikan dirinya tidak bersalah. Ali membayar beberapa penduduk desa untuk bersaksi atas namanya dan sejak itu, nasib Soraya pun telah ditentukan.

5. Where Do We Go Now? (2011)

5 Film Timur Tengah tentang Perjuangan Para Perempuan, Bikin Haruimdb.com

Sutradara    : Nadine Labaki
Pemeran      : Nadine Labaki, Claude Baz Moussawbaa, Layla Hakim, Antoinette Noufily, Yvonne Maalouf

Laki-laki selalu menjadi pihak yang berperang sementara perempuan dan anak-anak harus menerima akibatnya.

Sebuah desa di Lebanon yang terpencil didiami oleh kelompok Muslim dan Kristen. Desa ini dikelilingi oleh ladang ranjau dan hanya bisa dijangkau melalui jembatan kecil. Serangkaian insiden merubah kehidupan desa yang tentram menjadi terusik karena para pria dari dua kelompok agama disana berselisih.

Bertekad untuk menjaga kedamaian antar umat, para perempuan bersatu melakukan berbagai cara untuk memperbaiki situasi, mulai dari menyabotase radio dan menghancurkan TV desa, sampai usaha-usaha lain yang cukup menyentuh saat dilihat namun ada kalanya juga mengundang tawa.

Intan Monica Photo Verified Writer Intan Monica

just a different kind of ordinary girl; a full-time dreamer.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya