Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

IMGR 2026: Jumbo Defisinikan Ulang Warna Film Animasi Indonesia

Still cut film Indonesia Jumbo
Still cut film Indonesia Jumbo (Instagram.com/jumbofilm_id)

Kesuksesan Jumbo yang berhasil melampaui 10 juta penonton dan didapuk sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa memberikan ruang untuk mendefinisikan ulang warna film animasi Indonesia. Film arahan Sutradara Ryan Adriandhy ini mengawinkan ambisi kreatif, inovasi teknis, serta tuntutan generasi terhadap cerita yang intim dan ikonik.

Jumbo yang rilis saat momen lebaran pada 31 Maret 2025 berhasil bertahan di bioskop selama 63 hari. Berkat kehadiran Jumbo, penonton Indonesia siap menerima animasi lokal berkualitas tinggi. Bahkan film ini mampu bersaing di pasar film animasi Asia Tenggara.

1. Jumbo diproduksi oleh 200 filmmaker dari lintas departemen

Still cut film Indonesia Jumbo
Still cut film Indonesia Jumbo (Instagram.com/jumbofilm_id)

Bukan hanya alur ceritanya menarik, tapi proses produksi film animasi Jumbo menyisakan beragam cerita yang membuat penonton bertepuk tangan. Film ini diproduksi oleh 200 filmmaker Indonesia yang terdiri dari sembilan studio, serta mengawinkan berbagai departemen, yaitu animasi, ilustrasi, musik, hingga pasca-produksi.

"Menyatukan tim rasanya seperti mengumpulkan para Avengers. Tapi begitu orang melihat visi dan skala proyek ini, mereka sadar ini bukan sekadar proyek biasa, ini adalah kesempatan menciptakan sejarah," jelas Ryan Adriandhy yang berusaha menyajikan film komersil berbalut budaya lokal dengan tema keluarga.

Kolaborasi mereka menghasilkan visual Kampung Seruni dengan gaya arsitektur Asia Tenggara dan mengajak penonton bernostalgia dengan Indonesia di awal 2000-an. Selain itu, pakaian yang dipakai karakter di film ini menunjukkan komitmen terhadap realisme dan kesinambungan narasi.

2. Pengisi suara diberi kebebasan menampilkan emosi dan dialog secara spontan

Still cut film Indonesia Jumbo
Still cut film Indonesia Jumbo (Instagram.com/jumbofilm_id)

Film Jumbo berhasil mengetuk hati sebagian penonton yang menyaksikan melalui bioskop. Hal itu tidak lepas dari inovasi unik Ryan memberikan kebebasan bagi pengisi suara menampilkan emosi dan dialog secara spontan.

"Saya tidak membatasi para aktor dengan visual. Sebaiknya, saya memberikan konteks dan membiarkan mereka menginterpretasikan momen tersebut. Di sanalah muncul adegan-adegan paling kuat, emosi mentah yang tidak dibuat-buat," lanjutnya.

Alur kerja animasi konvesional umumnya menyelaraskan suara dengan adegan yang sudah di-render. Namun, Ryan mempriotaskan rekaman suara terlebih dahulu. Metode terbukti berhasil, karena beragam pujian diberikan kepada pengisi suara, khususnya Prince Poetiray, Quinn Salman, hingga Graciella Abigail

3. Soundtrack "Selalu Ada di Nadimu" menjadi elemen penunjang yang sukses

Still cut film Indonesia Jumbo
Still cut film Indonesia Jumbo (Instagram.com/jumbofilm_id)

Lagu "Selalu Ada di Nadimu" yang diciptakan oleh trio musik Indonesia, Laleilmanino menjadi pelengkap indah di film Jumbo. Bahkan, soundtrack film ini berhasil menjadi salah satu anthem kuat yang menyatukan Milenial, Gen Z, dan keluarga Indonesia lewat pesan universal, berupa harapan, keberanian, serta ketangguhan.

"Kami tahu musiknya harus bisa menyentuh bukan hanya perjalanan emosional para karakter, tapi juga penonton. Laleilmanino adalah pilihan alami bagi kami, karena kemampuan luar biasa mereka menggabungkan pop modern dengan kedalaman emosional, pas banget dengan suasana yang ingin kami capai," jelas Ryan.

Setelah dirilis, "Selalu Ada di Nadimu" diputar di berbagai platform, bahkan digunakan sebagai sound sejumlah video di TikTok, Instagram, hingga YouTube. Kekuatan emosinal lagu tersebut memainkan peran penting dalam pendalaman narasi dan pembangunan dunia Jumbo.

Kesuksesan film Jumbo kembali dibuktikan dengan keputusan Visinema untuk mengalokasikan dana sebesar USD 10 juta untuk pengembangan properti intelektual animasi selanjutnya. Bahkan, film ini juga tayang di 17 negara, termasuk Eropa dan Asia.

IDN menggelar Indonesia Summit 2025, sebuah konferensi independen yang khusus diselenggarakan untuk dan melibatkan generasi Milenial dan Gen Z di Tanah Air. Dengan tema "Theme: Thriving Beyond Turbulence Celebrating Indonesia's 80 years of purpose, progress, and possibility". IS 2025 bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh nusantara.

IS 2025 diadakan pada 27 - 28 Agustus 2025 di Tribrata Dharmawansa, Jakarta. Dalam IS 2025, IDN juga meluncurkan Indonesia Millennial and Gen-Z Report 2026.

Survei ini dikerjakan oleh IDN Research Institute. Melalui survei ini, IDN menggali aspirasi dan DNA Milenial dan Gen Z, apa nilai-nilai yang mendasari tindakan mereka. Survei dilakukan pada Februari sampai April 2025 dengan studi metode campuran yang melibatkan 1.500 responden, dibagi rata antara Milenial dan Gen Z.

Survei ini menjangkau responden di 12 kota besar di Indonesia, antara lain Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, dan Makassar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indra Zakaria
EditorIndra Zakaria
Follow Us