Nostalgia, 7 Kebiasaan Ini Hanya Dipahami KPopers Zaman Old

Karena pada awal tahun 2000an internet dan media koleksi belum semasif sekarang, cara termudah mendokumentasikan arsip fangirling adalah di dalam binder. Koleksi yang bisa dipastikan selalu ada pada tiap KPopers adalah foto bias masing-masing.

Biasanya ada juga biodata para idola, stiker, bahkan lirik lagu. Meski bukan kitab suci, binder adalah salah satu benda sakral dan paling berharga yang dimiliki KPopers zaman old.

Sebenarnya para KPopers sejak dulu tidak kalah update dibanding majalah cetak, tapi KPopers zaman old gemar mengincar poster yang setia dijadikan bonus mingguan. KPopers zaman old juga rela berlapar-lapar di sekolah agar uangnya bisa dipakai ke warnet di akhir minggu.

Untuk menambah perbendaharaan KDrama atau KFilm, menyewa DVD biasanya dijadikan salah satu alternatif. Menyewa DVD juga biasanya dijadikan solusi para KPopers yang tidak sempat menonton KDrama melalui televisi.

Ketika harga MP3 atau ponsel dengan MP3 masih mahal, solusi untuk mendengar lagu Korea adalah melalui melalui radio atau Winamp di komputer. Karena itu, KPopers zaman old biasanya sangat hafal dengan jadwal radio yang menyiarkan lagu-lagu Asia Timur.

Jadi, selain mendengar lagu-lagu idola, KPopers zaman old biasanya juga lumayan tahu artis-artis Jepang atau Tiongkok. Saat itu, radio juga merupakan salah satu sumber berita ter-update artis-artis Asia Timur, lho.

Mampu menghafalkan dan fasih saat melafalkan lagu KPop adalah kepuasan tersendiri, mungkin bagi KPopers kekinian juga. Namun, KPopers zaman old perlu berusaha ekstra dengan mencetak lirik di atas kertas atau menyalinnya di binder. Hal itu karena dulu akses internet belum sefleksibel sekarang.

Dan tentu saja saat itu membaca romanisasi tidaklah mudah, karena tutorial bahasa Korea pun masih sangat jarang. Meski begitu, cukup seru juga menikmati hobi sambil belajar bahasa baru.

Dulu, salah satu stasiun televisi di Indonesia rutin menyiarkan KDrama sekitar jam setengah lima sore. Jadi, KPopers zaman old terbiasa tergesa-gesa pulang sekolah agar tak ketinggalan KDrama satu menit pun. Maklum, akses KDrama belum terlalu mudah untuk dicari.

KDrama sore hari ini juga sumber keseruan tersendiri karena esoknya pasti dibahas di sekolah. Para KPopers zaman old pun pasti tahu awal kemunculan Shiwon di KDrama waktu masih unyu.

Saat ini, sangat mudah menemukan sesama KPopers, baik perempuan maupun laki-laki dan tua maupun muda. Namun, sebelum KPop menjadi seglobal ini, menemukan sesama KPopers bagaikan menemukan harta karun zaman VOC.

Bukan cuma karena masih jarang, tapi bisa jadi KPopers zaman old masih banyak yang malu-malu karena harus menghadapi stigma alay sendirian. Karena itu, ketika ada yang menyebut hal-hal yang berhubungan dengan idola ataupun Korea sekalipun, KPopers zaman old biasanya curi-curi dengar sambil melihat apa ada kesempatan berkenalan.

KPopers zaman old tidak bisa berharap banyak bahwa idolanya akan datang untuk konser atau yang lainnya. Hanya ada satu dua grup yang menjadi pionir konser KPop di Indonesia, salah satunya Super Junior.

Sehingga, banyak acara kumpul fandom yang menjadi salah satu media berkumpulnya para fans. Dan ngomong-ngomong, KPopers zaman old lebih cenderung multifandoms. Ada beberapa alasan untuk hal ini.

Pertama, bisa jadi karena grup belum terlalu banyak, KPopers bisa memperhatikan sejumlah grup sekaligus. Kedua, dikarenakan KPop masih tergolong antimainstream, hasrat mengumpulkan lebih banyak pengetahuan dan perspektif idola juga lebih besar. Ketiga, golden era memang bukan omong kosong, karena hampir tiap grup yang debut atau comeback punya musik yang menarik.

Akses hobi bagi KPopers zaman old memang tidak semudah sekarang. Tapi perjuangan sebagai KPopers zaman old menjadi kenangan yang menyenangkan.