Komentar Leonardo DiCaprio soal AI, Tak Pantas Disebut Karya Seni

- Leonardo DiCaprio menolak AI sebagai karya seni sejati
- DiCaprio khawatir AI akan menghasilkan karya nirmakna dan tenggelam dalam kebisingan digital
- AI bisa membantu para sineas muda, tetapi banyak bintang Hollywood yang mengecam penggunaan AI generatif dalam pembuatan film
Aktor peraih Oscar, Leonardo DiCaprio, turut menyuarakan pandangannya terkait perkembangan kecerdasan buatan (AI) di industri kreatif. Di tengah euforia teknologi yang semakin canggih, bintang Titanic (1997) ini justru menunjukkan sikap skeptis terhadap posisi AI dalam dunia seni dan perfilman.
Bertepatan dengan pengangkatannya sebagai "Entertainer of the Year" versi majalah Time serta nominasi Golden Globe lewat film One Battle After Another (2025) arahan Paul Thomas Anderson, DiCaprio mengakui bahwa AI bisa membawa dampak besar, baik positif maupun negatif, bagi masa depan sinema.
1. Leonardo DiCaprio sebut tak ada 'jiwa' di dalam AI

Dalam wawancaranya dengan The Hollywood Reporter, Selasa (9/12/2025), DiCaprio secara tegas menyatakan bahwa AI tidak layak disebut sebagai pencipta karya seni sejati. Menurutnya, seni harus lahir dari pengalaman manusia yang otentik.
"Aku pikir apa pun yang benar-benar dianggap seni harus datang dari manusia. Gak ada kemanusiaan di dalam (AI), mau sebagus apa pun hasilnya," ujar DiCaprio.
Ia menilai AI dapat berfungsi sebagai enhancement tool dalam proses pembuatan film, tetapi bukan sebagai pengganti kreativitas manusia. Bahkan, ia khawatir kalau karya berbasis AI justru berpotensi nirmakna dan tenggelam dalam kebisingan digital.
"AI bisa jadi 'alat' buat para pembuat film, tetapi sering kali hasilnya hanya larut menjadi 'sampah internet'," tambahnya.
2. Leo menyoroti masa depan perfilman dengan kehadiran AI

Meski kritis, DiCaprio tidak sepenuhnya menutup mata terhadap potensi AI. Ia mengakui bahwa AI bisa membantu para sineas muda untuk membuat konsep. Namun, ia tetap bertanya-tanya ke mana arah perfilman ke depannya.
"Aku sempat kepikiran beberapa hari lalu, apa kejutan besar berikutnya dalam dunia film? Karena sekarang ada begitu banyak hal yang mendorong perubahan," ujarnya.
Leo juga menyebut banyak sutradara masa kini yang bereksperimen dengan medium baru. Baginya, pertanyaan terbesarnya adalah inovasi apa lagi yang benar-benar bisa mengguncang dan mengejutkan dunia sinema tanpa kehilangan esensinya.
"Apalagi ya, hal baru yang bakal mengguncang kita dan mengejutkan dunia sinema?" imbuh aktor 51 tahun ini.
3. Deretan bintang Hollywood yang turut mengomentari AI dewasa ini

DiCaprio bukan satu-satunya figur besar Hollywood yang angkat suara soal AI. Sejumlah sineas ternama seperti Guillermo del Toro, Céline Song, dan Denis Villeneuve secara terbuka mengecam penggunaan AI generatif dalam pembuatan film.
Di sisi lain, sutradara Dicaprio di Titanic, James Cameron, mengambil sikap pragmatis. Ia mengakui AI bisa memangkas biaya teknis, terutama untuk visual effects (VFX). Namun, ia juga sependapat bahwa AI generatif takkan pernah mampu menggantikan manusia.
"Saya pribadi tidak percaya pada pikiran tanpa tubuh yang hanya mengulangi apa yang telah diucapkan pikiran-pikiran lain. Saya tidak percaya bahwa itu (AI) akan mampu menggerakkan penonton," katanya.
Kontras dengan Cameron, Guillermo del Toro malah bersikap lebih ekstrem. Sutradara Frankenstein (2025) ini bahkan menolak AI mentah-mentah.
"AI, khususnya Generative AI, saya tidak tertarik dan tidak akan pernah tertarik. Saya berusia 61 tahun, dan saya berharap buat terus tidak tertarik menggunakannya sampai saya mati," ucapnya selama wawancara dengan NPR pada Oktober 2025.



















