Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Komentar Sederet Sutradara Film Soal Animasi Merah Putih One for All

trailer Merah Putih One for All dikritik
trailer Merah Putih One for All dikritik (youtube.com/Historika Film)

Jakarta, IDN Times - Sejumlah sineas turut angkat bicara soal film animasi Merah Putih One for All. Kemunculannya yang mendadak di bioskop, ditambah dengan kualitas grafis yang jadi sorotan, langsung ramai diperbincangkan publik.

Beberapa memilih untuk tidak berkomentar langsung, sementara yang lain menyoroti soal anggaran, yang dinilai tidak memadai untuk memproduksi animasi di layar lebar. Simak komentar lengkapnya di bawah ini!

1. Tanggapan Daryl Wilson, sutradara film animasi Panji Tengkorak

Film animasi Panji Tengkorak di Kawasan Duren Tiga, Jakarta, pada Senin (19/12/2022)
Film animasi Panji Tengkorak di Kawasan Duren Tiga, Jakarta, pada Senin (19/12/2022) (IDN Times/Erfah Nanda)

Sutradara Daryl Wilson dikenal lewat sejumlah karya animasinya, seperti Si Juki the Movie: The Treasure of Monkey Island (2024), Warkop DKI Kartun (2025), hingga yang terbaru Panji Tengkorak (2025). Namun, saat dimintai tanggapan soal film animasi Merah Putih One for All, Daryl memilih untuk tidak memberikan komentar secara pribadi.

Meski begitu, sang sutradara kini tengah mendalami lebih lanjut bersama Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI). "Saya bersama teman-teman di asosiasi (AINAKI) sedang cari info lebih terkait hal itu," jawab sutradara Daryl Wilson ketika dihubungi IDN Times pada Senin (11/8/2025).

2. Hanung Bramantyo nilai proses produksi Merah Putih One for All masih belum rampung

potret Hanung Bramantyo memakai kaos promo film Laura
potret Hanung Bramantyo memakai kaos promo film Laura. (instagram.com/hanungbramantyo)

Hanung Bramantyo, yang sebelumnya menyutradarai Adit Sopo Jarwo The Movie pada 2021, turut memberikan komentarnya. Menurutnya, Merah Putih One for All terlihat seperti proyek yang belum rampung dan masih berada di tahap previsualisasi. Ia juga menyinggung anggaran sebesar Rp6,7 miliar yang disebut-sebut dihabiskan untuk produksi film garapan Perfiki Kreasindo tersebut.

"Uang sebesar Rp6,7 miliar menurut saya tetap kurang untuk membuat sebuah film animasi layar lebar, tolong dikasih garis besar, (untuk) layar lebar, ya," tegas Hanung Bramantyo yang menyoroti kualitas animasi sinetron dan film berbeda.

Ia menambahkan, "Kalau untuk sinetron, kalau untuk platform streaming, Rp6,7 miliar sudah cukup. Bahkan itu akan menjadi bagus sekali, animasi yang bagus, tapi untuk streaming, ya. Tapi kalau untuk layar lebar, itu kurang karena saya adalah pembuat animasi Adit Sopojarwo The Movie, ya."

Perihal anggaran yang mencapai miliaran, produser eksekutif dari film Merah Putih One for All, Yuli Endiarto, sudah membantah. Di hari yang sama, Yuli mengatakan kepada IDN Times, "Jadi dana yang (tersebar) di online itu, itu gak bener. Karena kita ini sifatnya mandiri, bergotong royong."

3. Fajar Nugros menyoroti penonton Indonesia bisa memilah kualitas film

Sutradara Sleep Call, Fajar Nugros beberkan sifat Rachel Vennya saat shooting
Sutradara Sleep Call, Fajar Nugros beberkan sifat Rachel Vennya saat shooting. (IDN Times/Teri).

Sementara itu, sutradara Fajar Nugros tak mau mengomentari secara langsung soal film yang tengah ramai dibicarakan tersebut. Namun, sineas yang telah melahirkan film Sleep Call (2023) dan Yowis Ben 2 (2019) ini menyoroti bagaimana penonton Indonesia kini bisa memilah produk film yang baik dan buruk.

"Penonton kita sudah bertumbuh, tahu mana produk film yang bagus dan mana yang tidak," tulisnya singkat melalui WhatsApp.

Kendati menerima kritikan dari publik, film Merah Putih One for All tetap akan tayang di bioskop pada 14 Agustus 2025. Bagaimana menurutmu?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indra Zakaria
EditorIndra Zakaria
Follow Us