Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengulik Angle Kamera Gema di Film Tinggal Meninggal, Tegaskan Kesendirian!

Still cut film Indonesia Tinggal Meninggal
Still cut film Indonesia Tinggal Meninggal (Instagram.com/omara.esteghlal)

Surabaya, IDN Times - Setelah mengupas teknik breaking the fourth wall yang menjadi angin segar di film Tinggal Meninggal (2025), perbincangan saya dengan Dimas Bagus Triatma Yoga belum berakhir. Kami mengupas tuntas sudut pengambilan gambar dari film arahan Kristo Immanuel ini, sekaligus makna dan alasan di baliknya.

Dimas Bagus, Director of Photography di film Tinggal Meninggal (2025) menceritakan proses di balik menciptakan adegan opening di adegan pertama yang menggunakan teknik long take. Selain itu, ternyata mayoritas sudut pengambilan gambar yang dipilih memang hadir untuk menegaskan sisi kesendirian dan unbalance dari Gema, sekaligus membuat karakter tersebut terlihat stand out.

Komposisi, pencahayaan, dan ruang tajam merupakan elemen penting untuk menunjang semua angle di film ini. Berikut wawancara eksklusif IDN Times bersama Dimas Bagus Triatma Yoga di #COD (Cerita Orang Dalam), Director of Photography film Tinggal Meninggal (2025).

1. Di balik adegan opening yang pakai teknik long take

Dimas Bagus Triatma Yoga, Director of Photography
Dimas Bagus Triatma Yoga, Director of Photography (dok. Pribadi/Dimas Bagus Triatma Yoga)

Saat menonton film Tinggal Meninggal (2025), apakah kamu menyadari bahwa adegan pertama di kantor creative agency diproduksi menggunakan teknik long take? Ternyata teknik tersebut dipilih untuk menegaskan bahwa karakter Gema memang diabaikan, bahkan di filmnya sendiri.

"Pertama, sengaja kita buat sedikit long take untuk memperkenalkan situasi kantornya Gema. Kedua, Kristo mau ngasih tahu ke penonton, ‘lihat deh, bahkan di filmnya sendiri, Gema itu kita abaikan’. Terus kamera baru zoom in ke Gema dan penonton lihat, ‘oh, ini tokoh utama kita’," ujar Dimas Bagus menjelaskan alasan di balik adegan tersebut.

Ternyata, untuk menggunakan teknik tersebut, Dimas Bagus dan tim produksi harus berlatih terlebih dahulu, lho. Karena mereka perlu memastikan timing hingga blocking-nya sesuai.

"Sebelum syuting kita latihan dulu dengan kru dan astrada (asisten sutradara). Kita latihan, kita ukur timing-nya, blocking-nya semua. Waktu hari H syuting pun, kita latihan lagi bersama pemain beberapa kali," tambah Dimas sembari mengingat momen tersebut.

Namun, meski sudah berlatih, ternyata mereka tetap membutuhkan sekitar tujuh kali take, sampai benar-benar mendapatkan hasil yang diinginkan. Meski hanya bisa melihat sorot matanya, karena saat interview bersama IDN Times pada Selasa (26/8/2025) Dimas memakai masker, saya bisa melihat betapa ia sangat bersemangat menjelaskan pengalamannya itu.

"Meski sudah latihan sebelum syuting dan pas hari H, masih banyak yang harus dibenahi, mulai dari lighting, equipment, kamera, sampai extras karena timing gak pas. Waktu itu kita tujuh kali take kalau gak salah. Lumayan banyak sih tantangannya, soalnya timing, extras, dan komposisi harus dijaga," jelasnya sambil sesekali menatap ke kamera.

2. Cara bikin Gema stand out meski di tengah keramaian

Still cut film Indonesia Tinggal Meninggal
Still cut film Indonesia Tinggal Meninggal (Instagram.com/omara.esteghlal)

Film Tinggal Meninggal (2025) tidak melulu membuat Gema selalu diacuhkan. Ada kalanya, Gema yang berdiri di belakang para karakter lain justru terlihat stand out dan mudah dikenali penonton. Ternyata untuk menciptakan adegan tersebut, Dimas Bagus punya teknik khusus.

"Pertama, komposisi atau blocking pemain yang bikin Gema di tengah frame. Kedua, lighting Gema harus lebih terang sedikit dari teman-temannya yang di depan. Ketiga, depth of field atau ruang tajam, supaya fokusnya di Gema, sedangkan teman-temannya nge-blur," tutur Dimas kepada saya yang penasaran dengan teknik adegan tersebut sejak pertama kali menonton film Tinggal Meninggal (2025).

Selain itu, di beberapa adegan, latar di belakang Gema yang menunjukkan kehadiran karakter lain sengaja di-blur. Ternyata hal itu bertujuan agar semakin menegaskan bahwa Gema ini memang sulit berbaur dengan orang di sekitarnya.

"Ingin menekankan bahwa Gema itu tidak bisa membaur dengan teman-temannya. Makanya dia dibikin fokus sendiri di background atau foreground. Kemudian teman-temannya di background dibikin nge-blur," tambahnya.

3. Angle kamera menegaskan kesendirian Gema di layar

Still cut film Indonesia Tinggal Meninggal
Still cut film Indonesia Tinggal Meninggal (Instagram.com/omara.esteghlal)

Angle kamera juga berperan penting untuk menegaskan karakter Gema di film Tinggal Meninggal (2025), lho. Saat Gema melihat teman-temannya dari kejauhan menggunakan angle long shot, penonton seakan ikut merasakan apa yang ia rasakan.

"Bagaimana kita membuat Gema melihat teman-temannya terasa jauh sekali. Padahal teman-temannya ada di sekitar, tapi dari sudut pandang Gema, teman-temannya terasa jauh," tutur Dimas menjelaskan makna di balik adegan tersebut.

Di sisi lain, penonton juga kerap melihat Gema yang sendiri duduk di kamar atau kantor dari kejauhan atau diambil dengan angle long shot. Adegan tersebut juga semakin menegaskan kesendirian yang Gema rasakan.

"Mengajak penonton melihat kesendiriannya Gema. Kayak Gema sendirian di kamar, kita lihat dia dari kejauhan, rasanya kayak ngintip-ngintip sedikit. Jadi memperkuat perasaan sedihnya," jelas Dimas yang menyetujui teori saya tentang angle long shot sengaja dipilih untuk menegaskan kesendirian Gema.

4. Karakter Gema emang mau dibikin unbalance, maksudnya?

Still cut film Indonesia Tinggal Meninggal
Still cut film Indonesia Tinggal Meninggal (Instagram.com/omara.esteghlal)

Di sisi lain, lewat teknik pengambilan gambar, film ini juga ingin menyoroti sisi unbalance dari karakter Gema. Maka dari itu, meski ia karakter utama, Gema jarang berada di tengah saat beradu akting dengan karakter lain.

"Ada adegan yang memang Gema itu di tengah frame. Tapi ada juga adegan Gema kita taruh di pinggir yang bikin rasanya kayak unbalance. Ada yang tidak seimbang. Di saat itu, mungkin Gema juga sedang tidak balance, galau, dan sedih," tutur Director of Photography dari film SORE: Istri dari Masa Depan (2025) tersebut.

Menjelang berakhirnya interview kami, Dimas juga sempat menceritakan alasan di balik shot point of view yang sering dilakukan oleh karakter Danu, lho. Dengan teknik tesebut, penonton semakin bisa merasakan bagaimana perasaan iri dan curiga karakter yang diperankan Mario Caesar itu.

"Untuk mengajak penonton melihat apa yang dirasain Danu sebenarnya. Danu kan curiga banget dan selalu memperhatikan semua gerak-gerik Gema. Jadi lebih seru dan menarik kalau kita melihatnya dari point of view Danu," tambahnya.

Dimas juga menjelaskan soal konsep lighting di film ini. Selain menggunakan konsep realis, ia juga menghadirkan surealisme lighting untuk menunjang adegan ngengat yang terbang di dalam perut Gema, lho.

"Jadi waktu kamera mendekat ke Gema, tiba-tiba lighting di sekitar meredup, kita tilt down ke perut, lalu tiba-tiba ada spotlight. Terus kita ngelihat ngengat di dalam perut Gema yang terbang. Nah, itu surealisme lighting," ungkap Dimas sambil memeragakan pergerakan kamera adegan tersebut.

Ternyata teknik dan angle yang dipilih memang hadir untuk menegaskan karakter di film Tinggal Meninggal (2025). Setiap Dimas menjelaskan makna dari sinematografi film ini, saya beberapa kali berkata, 'Wow menarik' hingga 'Oh, pantesan!'. Apakah kamu juga sama?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indra Zakaria
EditorIndra Zakaria
Follow Us

Latest in Hype

See More

Sinopsis 28 Years Later: The Bone Temple, Ada Cillian Murphy!

03 Sep 2025, 22:48 WIBHype