Mission: Impossible-Fallout, Gempuran Aksi Beradrenalin Tinggi

Mission: Impossible-Fallout tidak malu-malu dalam menunjukkan statusnya sebagai film aksi. Kamu tidak perlu menunggu lama untuk menyaksikan adegan-adegan menegangkan penantang adrenalin. Pasalnya, tidak berapa lama setelah durasi bergulir Ethan Hunt dan timnya langsung menunjukkan kebolehan mereka dalam menghadapi lawan.

Bagusnya, beragam aksi muncul secara konsisten hingga pengujung film. Aksi-aksi tersebut memiliki koreografi yang tertata rapi dan terasa segar. Acungan dua jempol patut disematkan kepada semua yang terlibat dalam penciptaan adegan-adegan aksi di film ini.

Bukan cuma itu, alur cerita pun melaju dengan pesat. Beberapa bagian disampaikan dengan begitu pintar yang akan mengundang decak kagum kamu. Kombinasi aksi yang padat dan penceritaan yang cepat berhasil melindungi film ini dari kata membosankan, walau pun durasinya hampir 2,5 jam!

Tom Cruise boleh saja menjadi garda terdepan film ini. Ia juga merupakan sosok yang paling banyak kebagian adegan-adegan maut. Namun, tugasnya sebagai pengendara utama Mission: Impossible-Fallout benar-benar dipermudah oleh kehadiran para pemain pendampingnya.

Adalah Luther (Ving Rhames) dan Benji (Simon Pegg) yang selalu setia menjadi rekan Ethan Hunt dalam menjalani misi-misinya. Tokoh Luther telah muncul sejak film Mission: Impossible yang pertama, meski sempat hanya menjadi cameo di film keempat yang bertajuk Ghost Protocol. Sementara karakter Benji baru mulai bergabung pada film ketiga, yakni Mission: Impossible III.

Tidak mengherankan apabila di film ini ketiganya terlihat sangat nyaman dengan satu sama lain. Mereka benar-benar terlihat seperti sahabat yang telah melalui susah dan senang bersama (walau pun dalam konteks Mission: Impossible lebih banyak susahnya, sih). Chemistry ciamik di antara ketiganya sukses menambah daya tarik yang dimiliki oleh film ini.

Karakter perempuan di dalam film aksi sering kali berfungsi hanya sebagai pemanis. Biasanya, mereka hanya ditugaskan untuk berteriak minta tolong sambil menunggu diselamatkan oleh tokoh utama pria. Untungnya, Mission: Impossible-Fallout tidak mengaplikasikan rumus kuno tersebut.

Ada empat karakter perempuan yang tampil di film ini. Mereka adalah:

1. Ilsa Faust (Rebecca Ferguson), seorang mantan agen MI6 yang memiliki agenda tersendiri. Karakter Ilsa juga sebelumnya tampil di Mission: Impossible kelima yang bertajuk Rogue Nation.
2. Erica Sloan (Angela Bassett), petinggi CIA yang penuh curiga terhadap IMF.
3. Julia Meade (Michelle Monaghan), istri Ethan Hunt yang menjalani hubungan rumit dengannya.
4. White Widow (Vanessa Kirby), karakter baru di film ini. Ia adalah perantara bisnis gelap yang bersinggungan dengan misi Ethan.

Keempat karakter di atas memiliki tujuan yang berbeda-beda di film ini. Namun, mereka memiliki satu kesamaan, yaitu semuanya aktif berusaha mencapai apa yang mereka inginkan dan beberapa bahkan memiliki kewenangan lebih sebagai pemimpin. Mereka tidak semerta-merta pasrah terhadap keadaan. Keempatnya juga digambarkan sebagai sosok perempuan mandiri nan kuat.

Tidak seperti film Mission: Impossible sebelumnya, Rogue Nation, yang terasa mengeksploitasi kemolekan tubuh tokoh Ilsa Faust, film ini mengambil keputusan tepat untuk menjauhi hal tersebut. Tidak ada karakter perempuan yang semata-mata tampil untuk memamerkan kelebihan fisik mereka. Jika semua ini merupakan suatu indikasi, bukan tidak mungkin ke depannya film Mission: Impossible akan dipimpin oleh perempuan sebagai karakter utamanya.

Film ini penuh akan ledakan, baku tembak dan adu hantam. Namun, di balik itu semua terdapat sebuah pesan yang menggaung lekat dengan kehidupan. Hampir semua karakter protagonis di dalam film ini selalu dekat dengan kematian. Lantas, apa yang membuat mereka bertahan menghadapinya?

Jawabannya adalah harapan. Mission: Impossible-Fallout menyampaikan pesan tersebut melalui bermacam hambatan pengancam nyawa yang gemar menghadang Ethan Hunt dan timnya. Mereka tidak selalu tahu apakah solusi yang mereka terapkan akan berhasil. Bahkan, mereka sering tidak memiliki solusi sama sekali hingga detik-detik terakhir.

Biar pun begitu, mereka selalu tergambar memeluk erat harapan. Harapan untuk hidup. Harapan untuk melindungi orang-orang terkasih. Alhasil, tantangan demi tantangan pun takluk, bahkan yang paling mematikan sekali pun.

Tidak salah apabila berargumen bahwa hal tersebut adalah karena film ini merupakan sebuah hiburan dan tentu tidak seru apabila karakter ternamanya ada yang meregang nyawa. Namun, tidak dapat diabaikan pula bahwa selamatnya Ethan dan tim dari beragam bahaya menjadi pengandaian bagi kehidupan yang penuh cobaan. Siapa pun yang mengalaminya pasti dapat melewatinya, salah satu caranya adalah dengan berpegang teguh pada harapan.

Mission: Impossible-Fallout tidak tampil tanpa kelemahan. Film ini sayangnya terpeleset pada paruh kedua penceritaannya. Bagian tersebut padat akan untaian misteri tentang siapa dalang di balik kekacauan yang merepotkan Ethan Hunt.

Penuturan pada bagian ini terbilang rumit sementara laju cerita tetap berjalan cepat. Imbasnya, kamu mungkin akan merasa bingung karena tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk mencerna segala informasi yang diberikan. Sulit pula untuk menikmati hidangan aksi yang diberikan jika pikiran sibuk memecahkan tumpukan informasi yang saling tumpang tindih bak benang kusut.

Kabar baiknya, paruh ketiga film ini akan mengurai kekusutan tersebut. Tidak semua pertanyaan dijawab dengan gamblang namun setidaknya kamu akan mendapatkan kejelasan. Walau pun jalan yang harus dilalui cukup berbatu untuk mendapatkan kejelasan itu.

Rangkaian aksi di film ini mengentak dan sanggup membuat kamu menahan napas. Namun, apabila seluruh aksi tersebut dikupas dari filmnya maka yang tersisa hanyalah cerita generik yang telah berulang kali tampil di film sejenis. Tepat untuk mengatakan bahwa film-film Mission:Impossible memang mengedepankan aksi sebagai jualan utamanya. Tetapi, apabila aksi bisa diseimbangkan dengan kisah yang sama-sama hebat tentu akan membuat filmnya lebih menarik, kan?

Selain itu, penyajian twist di film ini pun tidak menimbulkan efek kejut yang berarti. Terbilang mudah untuk menebak siapa otak di balik kericuhan yang ditimbulkan. Hal ini lumayan melemahkan mutu film secara keseluruhan.

Kesimpulannya, Mission: Impossible-Fallout adalah film spionase yang mampu membuat jantungmu berdegup kencang karena barisan aksinya yang memukau. Meski pun ceritanya standar, karisma Tom Cruise dan jajaran pemain lainnya semestinya sudah cukup untuk membuat kamu tetap betah duduk di kursi bioskop.

Sekadar saran, jangan terlalu memikirkan siapa yang melakukan apa di dalam film ini karena kisahnya akan mengungkapkannya secara perlahan. Dengan begitu, seharusnya kamu bisa menikmati filmnya dengan lebih maksimal. Selamat menonton!