Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pasang Serial BL Korea dan Thailand yang Cocok Jadi Double Feature

poster serial Light on Me dan Caged Again. (dok. Viki/Light on Me | dok. WeTV/Caged Again)
poster serial Light on Me dan Caged Again. (dok. Viki/Light on Me | dok. WeTV/Caged Again)
Intinya sih...
  • Serial BL dari Korea dan Thailand menawarkan variasi cerita cinta LGBTQ+ dengan visibilitas yang inklusif di layar kaca.
  • Semantic Error & Bad Buddy: enemy to lovers dengan chemistry kuat. Love in the Big City & I Feel You Linger in the Air: narasi queer experience yang autentik.
  • Light on Me, My School President, The Time of Fever, Lost in the Woods, Choco Milk Shake, & Caged Again: beragam tema, emosi, dan suasana.

Serial boys' love (BL) tak dapat dimungkiri telah menjadi fenomena tersendiri di industri hiburan. Bukan hanya di Asia, tapi juga menawan hati penonton internasional dengan kisah-kisah cintanya yang beragam. Genre ini juga kerap membuka ruang diskusi penting terkait isu LGBTQ+ dan visibilitasnya di layar kaca, meski perjalanan representasi yang inklusif masih panjang.

Bicara soal serial BL, Thailand telah lama dikenal sebagai produsen serial BL paling produktif dan tersohor dengan deretan judul yang sukses besar di pasaran. Namun, beberapa tahun belakangan, Negeri Ginseng, Korea Selatan, juga ikut meramaikan kancah BL global dengan barisan karya yang tak hanya digarap apik dari segi visual dan produksi, tapi juga punya kualitas cerita yang kuat dan menyentuh.

Nah, bagi kamu penikmat setia serial BL dari kedua negara, pernahkah terbayang untuk menontonnya secara berpasangan alias double feature? Artikel ini sengaja merangkum lima pasang serial BL dari Korea Selatan dan Thailand yang punya benang merah atau vibes serupa. Cocok buat jadi daftar tontonan maratonmu selanjutnya!

1. Semantic Error (2022) dan Bad Buddy (2021)

poster serial Semantic Error dan Bad Buddy. (dok. Watcha/Semantic Error | dok. GMM 25/Bad Buddy)
poster serial Semantic Error dan Bad Buddy. (dok. Watcha/Semantic Error | dok. GMM 25/Bad Buddy)

Jika kamu suka cerita enemy to lovers yang intens dan manis, Semantic Error dan Bad Buddy adalah dua serial BL yang wajib kamu tonton berurutan. Semantic Error mempertemukan dua mahasiswa dengan sifat yang bertolak belakang: Sang Woo (Park Jae Chan) yang kaku dan logis dan Jae Young (Park Seo Ham) yang ekspresif dan santai. Awalnya berseteru karena masalah akademik, pertikaian mereka justru memicu serangkaian interaksi yang makin mendekatkan.

Sementara itu, Bad Buddy menyajikan romansa dua mahasiswa dari fakultas yang berseteru dengan latar konflik keluarga yang telah berakar lama. Pran (Nanon Korapat) dan Pat (Ohm Pawat) tumbuh dalam persaingan abadi, tapi pertemuan kembali mereka di universitas membuka pintu menuju hubungan yang jauh lebih kompleks. Mereka mulai bekerja sama demi mencegah konflik antarteman, sambil diam-diam membangun kedekatan di balik layar.

Kekuatan Semantic Error dan Bad Buddy sama-sama terletak pada chemistry para bintangnya. Di Semantic Error, Park Seo Ham dan Park Jae Chan berhasil menghidupkan dinamika unik Sang Woo dan Jae Young dengan pesona dan interaksi yang sangat natural. Tak kalah memukau, Nanon Korapat dan Ohm Pawat dalam Bad Buddy memancarkan chemistry "off-the-charts" yang bergelora. Siap-siap dibikin baper, deh!

2. Love in the Big City (2024) dan I Feel You Linger in the Air (2023)

poster serial Love in the Big City dan I Feel You Linger in the Air. (dok. TVING/Love in the Big City | dok. One 31/I Feel You Linger in the Air)
poster serial Love in the Big City dan I Feel You Linger in the Air. (dok. TVING/Love in the Big City | dok. One 31/I Feel You Linger in the Air)

Jangan harapkan kisah cinta yang lurus-lurus saja dan penuh idealisme dalam Love in the Big City dan I Feel You Linger in the Air. Meskipun berbeda dalam setting dan tone, keduanya menyuguhkan narasi yang berani tentang queer experience yang autentik. Menyaksikan keduanya secara berurutan seperti membaca dua bab berbeda dari buku besar tentang cinta yang tak mudah, tapi layak untuk diperjuangkan.

Drama Korea Love in the Big City membawa penonton menyusuri hiruk-pikuk kehidupan Go Young (Nam Yoon Su) di Seoul modern dengan segala liku-liku pencarian cintanya. Kisah kencan Young yang penuh pasang surut, bahkan tak jarang berakhir patah hati, terasa begitu relevan bagi banyak kaum muda saat ini. Lebih dari sekadar romansa, serial ini jujur menggambarkan tantangan, harapan, dan esensi menjadi gay di tengah kota besar.

Beralih ke Thailand, I Feel You Linger in the Air membawa penonton ke dunia yang jauh berbeda, yaitu Thailand pada 1928. Jom (Nonkul), sang protagonis, mendapati dirinya terlempar ke masa lalu usai patah hati dan nyaris tenggelam. Di sana, ia harus beradaptasi sekaligus menaruh hati pada sosok yang tak terduga. Namun, kisah cintanya lagi-lagi terhalang, kali ini oleh tatanan konservatif masa lalu yang mengekang.

3. Light on Me (2021) dan My School President (2022)

poster serial Light On Me dan My School President. (dok. Viki/Light on Me | dok. GMM 25/My School President)
poster serial Light On Me dan My School President. (dok. Viki/Light on Me | dok. GMM 25/My School President)

Sedang mencari serial BL berlatar sekolah dengan alur yang ringan, hangat, dan menggemaskan? Dua judul dari Korea dan Thailand ini bisa jadi pilihan sempurna untuk kamu tonton berurutan.

Light on Me adalah serial BL Korea yang menyuguhkan romansa remaja dengan bumbu awkwardness khas masa SMA. Tokoh utamanya, Woo Tae Kyung (Lee Sae On), adalah siswa pemalu yang perlahan keluar dari cangkangnya saat bergabung dengan OSIS. Dari sana, hubungan dinamis antara dirinya, si tsundere Noh Shin Woo (Kang Yoo Seok), dan senior ramah bernama Da On (Choe Chan Yi) mulai tumbuh.

Di sisi lain, My School President dari Thailand hadir dengan konsep yang lebih musikal, tapi tetap mengedepankan romansa remaja yang penuh tawa dan liku emosional. Gun (Fourth Nattawat), vokalis band sekolah yang hampir dibubarkan, harus berhadapan dengan Tinn (Gemini Norawit), ketua OSIS sekaligus putra kepala sekolah. Meski awalnya jadi rival, interaksi mereka perlahan berubah jadi hubungan yang manis dan penuh teka-teki.

Kedua serial ini sukses membawa penonton ke dalam euforia cinta masa sekolah lewat chemistry kuat antara empat pemeran utamanya. Namun, di balik kisah cintanya yang bikin tersipu, Light on Me dan My School President juga menyelipkan isu-isu relevan, seperti penerimaan diri dan mimpi versus kenyataan. Gimana, tertarik memasukkan keduanya ke dalam watchlist-mu?

4. The Time of Fever (2024) dan Lost in the Woods (2025)

poster serial The Time of Fever dan Lost in the Woods. (dok. iQIYI/The Time of Fever | dok. Viu/Lost in the Woods)
poster serial The Time of Fever dan Lost in the Woods. (dok. iQIYI/The Time of Fever | dok. Viu/Lost in the Woods)

Dirilis dalam selang waktu setahun, The Time of Fever dan Lost in the Woods sama-sama membuktikan kalau serial BL bukan hanya tentang romansa manis semata. Keduanya menjadikan sinematografi sebagai elemen utama dalam membangun suasana dan menggambarkan emosi para karakternya. Tak hanya itu, keduanya juga mengajak penonton menyelami konflik batin dan pertumbuhan emosional tokoh-tokohnya.

Diatur sebagai prekuel Unintentional Love Story, The Time of Fever menyoroti hubungan Hotae (Won Tae Min) dan Donghae (Han Do Woo), dua sahabat masa kecil, yang berubah jadi cinta. Hotae, yang ceria dan sembrono, mulai menyadari perubahan dalam diri Donghee, si siswa teladan yang menyimpan trauma. Di balik kisahnya yang penuh haru, setiap adegan dalam serial ini terasa seperti lukisan hidup, dari hujan yang turun perlahan hingga pantulan cahaya senja di wajah karakter.

Berbeda latar, tapi sama emosionalnya, Lost in the Woods menghadirkan romansa antara Fifa (Tonhon Tantivejakul), si anak kota yang ambisius, dan Hem (Arm Varot), ranger dengan masa lalu yang kelam. Serial Thailand ini mengambil tempat di hutan Chiang Mai dan kamp gajah yang eksotis. Suasana pedesaan, interaksi dengan gajah, hingga percakapan malam di bawah bintang menambah lapisan makna pada hubungan dua tokohnya.

5. Choco Milk Shake (2022) dan Caged Again (2024)

poster serial Choco Milk Shake dan Caged Again. (dok. Strongberry/Choco Milk Shake | dok. WeTV/Caged Again)
poster serial Choco Milk Shake dan Caged Again. (dok. Strongberry/Choco Milk Shake | dok. WeTV/Caged Again)

Terakhir, tetapi juga tak kalah cocok untuk dijadikan double feature adalah Choco Milk Shake dan Caged Again. Kedua serial ini sama-sama mengusung genre fantasi dan menjadikan tema transformasi makhluk non-manusia menjadi manusia sebagai inti narasinya. Meski terdengar mirip, masing-masing mempunyai keunikan tersendiri yang menarik bila disandingkan.

Choco Milk Shake menghadirkan kisah manis tentang anjing dan kucing peliharaan yang tiba-tiba menjelma jadi manusia dan kembali ke pelukan pemiliknya, Jungwoo (Ko Ho Jung). Jungwoo, yang awalnya kaget dan takut, perlahan menyambut mereka dan membangun dinamika hidup baru yang hangat dan menggemaskan. Serial ini menawarkan kombinasi slice-of-life yang ringan dengan percikan romansa lembut dan nuansa visual yang menenangkan.

Sedangkan, Caged Again tampil dengan premis yang tak kalah nyentrik, tentang seekor penguin yang berubah menjadi manusia dan mencoba hidup sebagai siswa sekolah. Junior (Jay Sorathon), si penguin yang penasaran, menjalani petualangan seru di lingkungan baru yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Serial ini menyuguhkan kisah coming-of-age yang penuh absurditas, tapi juga dibumbui sentuhan manis khas romansa BL. Dijamin binge-watchable!

Dari kelima pasang serial BL Korea dan Thailand tadi, mana, nih, yang paling bikin kamu penasaran buat ditonton bareng? Menyelami kisah-kisah ini secara double feature bakal membuatmu merasakan vibrasi serupa dari dua sudut pandang budaya berbeda, dan tentu saja, bikin baper berkali-kali lipat.

Jadi, tunggu apa lagi? Siapkan camilan favoritmu, atur jadwal, dan selamat menikmati petualangan maraton BL seru dari Negeri Ginseng hingga Negeri Gajah Putih!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us