Penjelasan Ending No Other Choices Menurut Sutradara Park Chan Wook

Film thriller terbaru Park Chan Wook, No Other Choices (2025), kembali menggabungkan visual indah dan satire sosial khas miliknya. Film ini mengambil judul dari kalimat yang diucapkan oleh pemilik pabrik kertas kepada para karyawan sebelum melakukan PHK massal: “There’s no other choice.” Kalimat itu seolah menjadi mantra kelam yang menggiring sang protagonis, Yoo Man Su (Lee Byung Hun), ke jurang kegilaan setelah kehilangan pekerjaan yang telah ia jalani selama 25 tahun
Di balik thriller berdarah ini, Park Chan Wook menghadirkan kisah tragis-komedi, menyindir sistem kapitalisme yang lambat laun menelan manusia dan mengubah korban menjadi pelaku. Berikut penjelasan akhirnya!
Awas, artikel ini berisi spoiler!
1. Makna kalimat "No Other Choices" sepanjang film

Kalimat “no other choice” pertama kali muncul ketika direktur asal Amerika Serikat dengan santainya mengumumkan PHK. Kalimat ini menjadi mantra yang terus menghantui Man Su. Seperti pekerja lain, ia merasa "tidak punya pilihan" dalam menghadapi sistem ekonomi yang menindas. Namun seiring berjalannya cerita, ia mulai menggunakannya untuk membenarkan tindakannya sendiri.
Park Chan Wook dengan cerdas memutar balik makna kalimat itu. Pada akhirnya, Man Su tidak hanya korban sistem, tetapi juga pelaku yang meniru sistem tersebut. Ia menjadi bagian dari lingkaran kekerasan dan eksploitasi yang dulu ia benci. Jika diperhatikan, frasa itu selalu muncul di telapak tangannya, yang menjadi simbol dari penyerahan total terhadap nasib serta hilangnya kompas moral.
Setiap kali ia membacanya (sambil mengetuk-ngetuk kepalanya), itu bukan lagi pembelaan diri melainkan proses bahwa perlahan-lahan ia menjadi bagian dari kekejaman yang sama. Sampai akhirnya, ia tidak membutuhkan mantra itu lagi di tangannya.
2. Penjelasan open ending menurut sutradara

Park Chan Wook memilih untuk menutup film ini dengan akhir yang ambigu, seperti dalam Oldboy (2003) dan Decision to Leave (2022). Ia berkata:
"Dalam Oldboy, tidak jelas apakah Oh Dae Su (Choi Min Sik) berhasil menghapus ingatannya. Tergantung bagaimana Anda menafsirkannya, akhir ceritanya berubah secara fundamental, dan begitu pula dengan film ini. Mansu harus bertahan di pekerjaan barunya dan diterima oleh istri dan putranya untuk mendapatkan kembali tujuan hidupnya. Tetapi, keduanya berakhir dalam kondisi yang genting."
Mengenai alasannya memilih untuk menggambarkan akhir yang terbuka di No Other Choice, ia menjelaskan:
"Saya percaya penonton harus membuat pilihan yang komprehensif berdasarkan pandangan hidup mereka sendiri, bagaimana keadaan keluarga mereka, seperti apa hubungan orang tua mereka, dan sebagainya."
3. Makna adegan makan keluarga di akhir

Ia juga menegaskan bahwa adegan makan keluarga di akhir film bukanlah simbol rekonsiliasi, melainkan ironi. Lampu yang padam, sistem AI yang rusak, dan wajah keluarganya yang tanpa ekspresi adalah metafora bahwa luka mereka tidak akan pernah sembuh.
"Bagaimana mungkin seseorang bisa hidup dengan seorang pembunuh berantai yang telah membunuh tiga orang? Bagaimana mungkin ia bisa diterima sebagai ayah dari putra dan putrinya? Itu sama sekali mustahil," imbuhnya.