Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penjelasan Ending Serial Netflix Monster: The Ed Gein Story

Ed Gein
Ed Gein (dok. Netflix/Monster: The Ed Gein Story)

Netflix mengangkat cerita baru dari kisah hidup pembunuh keji. Dalam musim ketiga ini, serial Monster: The Ed Gein Story mengikuti kisah hidup Ed Gein, seorang penyendiri yang tinggal bersama ibunya di peternakan tua daerah Winconsin, Amerika Serikat.

Obsesinya terhadap sosok ibu hingga penyakit mental yang diidap, membuatnya bertindak horor dengan melakukan pembunuhan, membongkar makam untuk memutilasi mayat, hingga mengoleksi kulit dan bagian tubuh dari orang yang sudah mati.

Serial Monster: The Ed Gein Story bukan hanya menggambarkan kehidupan kelam Ed Gein, tapi juga menambah bumbu drama dalam setiap episodenya. Bagaimana nasib Ed Gein di akhir serial?

1. Tertangkap setelah membunuh Bernice, Ed Gein dimasukkan ke rumah sakit jiwa

Ed Gein
Ed Gein (dok. Netflix/Monster: The Ed Gein Story)

Ed Gein adalah sosok penyendiri yang tidak memiliki teman. Di tengah kesendiriannya, ia berusaha menjalin komunikasi intens dengan Adeline, perempuan yang selama ini memikat hatinya. Namun, karena hubungan asmara mereka terjadi tidak begitu intens, membuka ruang Ed Gein untuk melirik perempuan lain. Dan matanya terpaku pada Bernice yang merupakan seorang pemilik toko.

Bernice lebih bersifat terbuka dan malah menyukai keunikan Ed hingga orientasi seksualnya yang aneh. Suatu hari, saat Ed bersama Bernice, bayangan sang ibu kembali mendominasi pikirannya. Dalam kekacauan mentalnya, ia membunuh Bernice, membuatnya menjadi korban berikutnya dalam daftar horor Gein. Kejahatan inilah yang menyeret pihak berwenang ke rumahnya.

Putra Bernice adalah wakil sheriff setempat. Betapa kagetnya ia mendapati jasad ibunya dikuliti dan tergantung tanpa kepala di lumbung Gein. Ed Gein bisa saja dijatuhi hukuman berat, namun karena sikapnya yang tenang, lemah lembut, dan juga diagnosa skizofrenia yang dialaminya membuat hakim memutuskan Gein untuk dirawat di rumah sakit jiwa.

Hakim dalam persidangan Gein berpendapat bahwa Ed Gein bisa saja dalam kondisi tidak sadar ketika melakukan aksi-aksi kriminalnya. Di rumah sakit jiwa itu, Ed Gein menghabiskan hidup yang tenang meskipun cukup sering pikirannya menyimpan fantasi-fantasi tertentu.

2. Ed Gein jadi 'pahlawan' dan inspirasi pembunuh berantai terkenal

Ed Gein
Ed Gein (dok. Netflix/Monster: The Ed Gein Story)

Meski tindakannya kejam dan tak bermoral, tapi bagi beberapa orang, Ed Gein adalah sebuah sosok pahlawan dan juga penyumbang inspirasi. Dalam serial ini, diperlihatkan beberapa pembunuh berantai terkenal pada eranya yang terang-terangan mengaku sebagai fans berat Ed Gein. Mereka mengaku melakukan pembunuhan, mutilasi, hingga menguliti korbannya karena terinspirasi dari kisah hidup Ed Gein.

Ted Bundy menjadi salah satu pembunuh berantai yang ceritanya muncul di serial Monster: The Ed Gein Story ini. Bundy mengincar korban perempuan dengan usia antara 17-25 tahun. Ia membunuh lalu menyetubuhi korbannya yang meski sudah menjadi mayat selama beberapa waktu.

Ted Bundy kerap mengirim surat untuk Ed Gein ke rumah sakit jiwa. Ia bahkan menceritakan rencana-rencana pembunuhannya kepada Gein. Berbekal surat ini, Ed Gein berhasil membantu FBI untuk menangkap Ted Bundy.

Selain Ted Bundy, ada juga Jerry Brudos dan Richard Speck. Meski keduanya dipenjara, namun kisah kriminal yang mereka lakukan tetap bikin bergidik dan memuakkan. Dan mungkin salah satu kisah pembunuh berantai paling terkenal yang terinspirasi dari Ed Gein adalah Leatherface dari film The Texas Chain Saw Massacre. Munculnya sosok ini jadi easter egg menarik dari ending serial Monster: The Ed Gein Story.

3. Nasib akhir Ed Gein, meninggal karena kanker paru-paru

Adeline
Adeline (dok. Netflix/Monster: The Ed Gein Story)

Semakin hari, kondisi fisik Ed Gein makin lemah. Ia mudah lelah, sering batuk berdarah, kerap tertidur dan harus menghabiskan waktu sehari-hari di atas kursi roda. Setelah menjalani pengecekan kesehatan, Ed Gein diketahui mengidap kanker paru-paru stadium 4. Ia hanya punya waktu beberapa bulan saja untuk hidup.

Adeline akhirnya mengunjungi Ed Gein di rumah sakit jiwa. Sudah sangat lama ia tidak muncul, bahkan tidak pernah muncul sama sekali selama Gein ditangkap. Adeline menjadi satu-satunya orang yang ditunggu oleh Gein selama ini. Cintanya kepada Adeline murni, bukan khalayan, bukan imajinasi. Ketika Adeline berencana meneruskan aksi Ed Gein dalam membunuh orang, Ed langsung mencegahnya, bilang bahwa Adeline terlalu berharga untuk melakukan tindakan kejam tersebut.

Adegan akhir ditutup dengan gambaran fantasi terakhir Ed Gein. Di mana, ia didorong menggunakan kursi roda melalui lorong rumah sakit. Selama perjalanan tersebut, ada perawat serta Ted Bundy, Jerry Brudos hingga Richard Speck hadir di sana menyelamatinya seperti memberikan penghormatan terakhir.

Saat kursi rodanya berhenti didorong di dekat tangga, ia melihat di atas tangga tersebut ada sosok ibunya. Ed Gein menghampiri, melakukan percakapan dengan ibunya. Ia mengaku siap untuk menyusul sang ibunda, kembali ke pelukannya.

"Edie, kamu telah membuat kami para Gein bangga, aku gak bisa lebih bangga dari pada ini," ujar sang ibunda kepada Ed Gein.

Ed Gein dimakamkan di satu area dengan makam sang ibunda. Kepergiannya memberikan banyak pengaruh, termasuk inspirasi di balik film-film horor-thriller mengerikan semacam Psycho (1960), The Silence of the Lambs (1991), hingga The Texas Chain Saw Massacre (1974).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triadanti N
EditorTriadanti N
Follow Us

Latest in Hype

See More

Lirik We Love You - Andre Taulany & The Ar's dan Maknanya

08 Okt 2025, 20:07 WIBHype