IP Ipar Adalah Maut yang diangkat dari cerita viral berjudul sama karya Elizasifaa kini memiliki dua versi, yaitu film dan serial. Meski total episodenya mencapai 45 buah, kisah perselingkuhan ini tetap sukses bikin penonton emosi dan geregetan.
Menariknya, ending antara versi film dan serial ternyata gak sepenuhnya sama. Kamu sudah nonton dua-duanya? Yuk, cek kamu sadar perbedaannya atau gak!
Perbedaan yang terlihat jelas adalah nasib Fatimah, ibu Rani dan Nisa. Di film, Fatimah sakit sampai lumpuh dan harus dirawat ketika tak sengaja mengetahui perselingkuhan Aris dan Rani. Ia kemudian meninggal dunia dengan keadaan terkejut ketika mendengar Rani hamil anak Aris.
Sementara itu, dalam versi serial, Fatimah mengalami lupa ingatan akibat penyakit yang dideritanya. Padahal sebelumnya ia sempat melabrak pasangan terlarang ini saat keduanya membicarakan soal kehamilan Rani. Bahkan sampai episode terakhir, Fatimah masih bisa menghadiri pernikahan Rani dan Yusuf, walau dengan memorinya yang menghilang.
Nasib Rani juga berbeda jauh dalam kedua versi. Di film, ia berakhir tanpa bersama Aris dan berusaha merawat kehamilannya sendiri. Kehidupannya pun terasing dari sang kakak.
Di dalam serial, Rani menjadikan Yusuf kambing hitamnya. Pria yang menyukainya ini dijebak sebagai ayah dari anak yang dikandungnya. Usai berbagai macam hambatan, ia menggelar pernikahan dengan Yusuf. Kendati demikian, tidak diketahui apakah keduanya sudah sah menikah ketika Raya menemukan pulpen spycam.
Dalam film yang digarap Hanung Bramantyo, Nisa sudah mengetahui lebih dahulu perselingkuhan adiknya. Aris lalu keluar dari pekerjaannya sebagai dosen dan berusaha taubat. Ia juga bercerai dari Nisa dan hidup dengan tidak terurus.
Di Ipar Adalah Maut the Series, nasib Aris jauh lebih baik. Masih berprofesi sebagai dosen, Aris bahkan ikut membantu mengadakan pernikahan Rani. Pernikahannya juga masih berlanjut, atas keputusan Nisa yang menjaga kedamaian keluarga di depan ibu dan anaknya.
Nah, kalau kamu lebih suka ending versi film atau serial?