Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Perbedaan Film Fly Me to the Moon dari Misi Apollo 11 Aslinya

Fly Me to the Moon (dok. Sony Pictures Releasing/Fly Me to the Moon)

Fly Me to the Moon (2024) menyuguhkan kisah fiksi yang memikat tentang perlombaan luar angkasa menuju bulan. Meski film ini memiliki narasi yang mengasyikkan, menarik juga untuk mengkaji seberapa akurat representasinya terhadap misi Apollo 11.

Seperti film Hollywood pada umumnya, Fly Me to the Moon memakai berbagai elemen dramatis sehingga mengaburkan fakta di dalamnya. Mari kita telusuri beberapa perbedaan antara adegan dalam film ini dengan peristiwa aslinya.

1. Masalah pendanaan untuk misi Apollo 11

Fly Me to the Moon (dok. Sony Pictures Releasing/Fly Me to the Moon)

Plot Fly Me to the Moon menggambarkan NASA dalam situasi krisis menjelang misi Apollo 11. Maka dari itu, mereka memakai jasa ahli marketing bernama Kelly Jones (Scarlett Johansson) untuk mengamankan anggaran dari senator dan publik Amerika Serikat.

Faktanya, NASA telah memiliki dana yang cukup untuk misi ini sejak 2 tahun sebelum peluncuran Apollo 11. Film ini mungkin mengambil pendekatan dramatis untuk meningkatkan konflik, tapi tidak sesuai dengan sejarah sebenarnya.

2. Tim Public Relations NASA

Fly Me to the Moon (dok. Sony Pictures Releasing/Fly Me to the Moon)

Seperti yang sudah dijelaskan, film ini menaruh seorang Kelly sebagai bagian dari tim Public Relations (PR) NASA. Dalam film tersebut, ia dan temannya, Ruby (Anna Garcia), digambarkan sebagai penipu ulung di bidang pemasaran.

Padahal, tim PR asli diisi oleh mantan wartawan yang fokus membangun kepercayaan publik melalui jurnalisme bermerek, bukan melalui taktik marketing murahan. Sekali lagi, bagian ini diubah demi memberikan sentuhan komedi di dalamnya.

3. Peran direktur penerbangan NASA

Fly Me to the Moon (dok. Sony Pictures Releasing/Fly Me to the Moon)

Meskipun karakter Kelly dan Ruby adalah fiksi, bukan berarti karakter Cole Davis (Channing Tatum) juga 100 persen fiksi. Karakter Cole terinspirasi dari sosok Gene Kranz, direktur penerbangan Apollo 11 yang sebenarnya. Bedanya, film ini memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada Cole terkait tragedi Apollo 1.

Betul kalau Kranz menjadi bagian dari Apollo 1 saat itu, tetapi ia tidak berada di lokasi saat kebakaran terjadi. Menjelang akhir film, Cole juga menjadi "orang penting" pada pendaratan Eagle di bulan. Padahal menurut Buzz Aldrin, keputusan saat itu diambil langsung oleh para astronaut, bukan direktur penerbangan NASA di Florida.

4. Kamera yang dibawa ke bulan

Fly Me to the Moon (dok. Sony Pictures Releasing/Fly Me to the Moon)

Dalam film, terdapat plot menarik di mana seorang agen CIA bernama Moe Berkus (Woody Harrelson) menyediakan kamera bekas perang yang dimodifikasi untuk misi pendaratan di Bulan. Tentu saja, NASA tidak menggunakan kamera dengan spesifikasi asal-asalan untuk merekam momen bersejarah tersebut.

Sebaliknya, mereka bekerja sama dengan perusahaan Westinghouse untuk mengembangkan kamera khusus yang dirancang untuk misi Apollo. Dengan anggaran sebesar 2,29 juta dolar AS, mereka membuat kamera hitam-putih dengan kemampuan kamera studio TV.

5. Timeline pendaratan di bulan

Fly Me to the Moon (dok. Sony Pictures Releasing/Fly Me to the Moon)

Fly Me to the Moon menyajikan adegan pendaratan dan berjalan di bulan sebagai rangkaian peristiwa yang hampir tanpa jeda. Dalam kenyataannya, terdapat jeda waktu yang cukup signifikan antara kedua peristiwa ini.

Setelah mendarat, para astronaut memerlukan waktu untuk memeriksa kondisi modul pendaratan, melakukan persiapan, dan memastikan semuanya aman sebelum melakukan aktivitas di luar modul. Menurut dokumentasi resmi NASA, terdapat selang waktu sekitar 7 jam antara pendaratan dan langkah pertama Neil Armstrong di permukaan Bulan.

6. Barang-barang yang ditinggalkan Apollo 11 di bulan

Fly Me to the Moon (dok. Sony Pictures Releasing/Fly Me to the Moon)

Saat ditanya tentang benda-benda yang ditinggalkan di Bulan, para astronaut dalam film menyebutkan "jejak kaki, plakat, dan kantong tinja." Meskipun benar bahwa benda-benda tersebut ditinggalkan, daftar aslinya jauh lebih panjang. Dilansir laman resmi NASA, berikut daftar lengkapnya: 

  • Jejak kaki
  • Bagian dari modul pendaratan bulan
  • Sebuah plakat bertuliskan: "Di sini manusia dari planet Bumi pertama kali menginjakkan kaki di Bulan, Juli 1969 M. Kami datang dengan damai atas nama seluruh umat manusia."
  • Sebuah patch penghormatan untuk para astronaut Apollo 1: Virgil "Gus" Grissom, Edward White, dan Roger Chafee.
  • Medali penghormatan untuk dua kosmonot Rusia yang telah tiada: Vladimir Komarov dan Yuri Gagarin.
  • Sebuah cakram silikon berdiameter sekitar 1,2 inci berisi pesan harapan dan perdamaian dari 73 negara, nama pejabat tinggi NASA, anggota kongres yang mendukung Apollo 11, dan kata-kata "Dari Planet Bumi, Juli 1969."
  • Bendera Amerika Serikat
  • Sebuah Laser Ranging Retroreflector (LRRR)
  • Sebuah alat untuk mengukur gempa bulan
  • Sebuah perangkat untuk memantau debu bulan dan matahari
  • Palu, sekop, dan alat lainnya

7. NASA tidak pernah memalsukan pendaratan ke bulan

Fly Me to the Moon (dok. Sony Pictures Releasing/Fly Me to the Moon)

Teori konspirasi tentang pendaratan di Bulan telah beredar selama puluhan tahun. Lucunya, Fly Me to the Moon justru menyentil perdebatan itu lagi lewat "Proyek Artemis," sebuah rencana cadangan untuk membuat rekaman moon landing di sebuah studio.

Hal ini tentu tidak benar, karena bukti yang mendukung pendaratan di bulan sangatlah kuat. Selain ribuan foto dan video yang telah dianalisa oleh para ahli, terdapat bukti fisik yang tidak dapat dimungkiri, seperti batu bulan yang dibawa kembali ke Bumi. Batu-batu ini memiliki komposisi kimia yang unik dan berbeda dengan batuan yang ditemukan di Bumi.

Kemudian, retroreflector laser yang ditinggalkan di Bulan juga masih digunakan oleh para ilmuwan hingga saat ini untuk mengukur jarak antara Bumi dan Bulan. Jadi, sudah jelas kalau pendaratan awak Apollo 11 di bulan tidaklah dibuat di studio film.

Fly Me to the Moon adalah film produksi Sony Pictures dan Apple Studios. Untuk mendukung perilisannya, penyanyi Jaz Hayat membawakan lagu "Fly Me to the Moon" yang dipopulerkan Count Basie dan Frank Sinatra. Film ini sedang tayang di bioskop Indonesia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shandy Pradana
Zahrotustianah
Shandy Pradana
EditorShandy Pradana
Follow Us