Produser dan Sutradara Jelaskan Makna Judul Film Dopamin

- Teddy Soeriaatmadja tegaskan Dopamin bukan adaptasi film Barat
- Teddy sebut Dopamin simbol selebrasi dari cinta dan empati
- Chand Parwez jabarkan makna judul Dopamin
Jakarta, IDN Times - STARVISION dan Karuna Pictures baru saja merilis official trailer dan poster film terbaru mereka, Dopamin di XXI Metropole, Jakarta Pusat, Selasa (14/10/2025). Film yang mengusung genre romantic survival drama ini menampilkan pasangan suami-istri di dunia nyata, Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon, yang kembali beradu akting sebagai pasangan Malik dan Alya.
Disutradarai oleh sineas senior Teddy Soeriaatmadja dan diproduseri Chand Parwez Servia, Dopamin menawarkan kisah cinta yang menggugah di tengah dinamika kehidupan modern yang semakin gila. Lalu, apa makna "Dopamin" di judul film ini?
1. Teddy Soeriaatmadja tegaskan Dopamin bukan adaptasi film Barat

Teddy Soeriaatmadja menegaskan bahwa Dopamin bukan hasil adaptasi dari film luar negeri, mengingat ada film luar berjudul Dopamine (2003). Menurutnya, kisah ini lahir dari pengalaman emosional yang dekat dengan realitas masyarakat Indonesia.
"Sebenernya bukan. Enggak ada dari film luar yang kita adaptasi. Tapi, judul Dopamin buat kita itu, we define it as happiness on a high level aja sih sebenernya. Itu kata yang kita pakai secara filosofi: happiness. Mengejar happiness di level yang tertinggi," jelas Teddy saat konferensi pers.
Ia menambahkan bahwa cerita Dopamin merupakan kisah tentang perjuangan cinta, perjuangan pasutri muda, dan perjuangan menjadi manusia seutuhnya. Film ini awalnya sempat digarap dengan nuansa thriller, tetapi berkembang menjadi kisah yang lebih hangat dan emosional.
"I think ketika saya nulis script itu pun juga, why it was so dark atau tentang pasangan suami istri yang susah, yang berantem, probably waktu nulis juga I had a very pessimistic view terhadap relationship. It was very dark gitu, ya. Mungkin ya, saya gak tahu," tambahnya.
2. Teddy sebut Dopamin simbol selebrasi dari cinta dan empati

Teddy mengungkapkan bahwa Dopamin adalah refleksi dari kehidupan sehari-hari yang realistis dengan fokus pada kekuatan cinta dan empati.
"Jadi it was something yang tentang struggle of love, struggle of husband and wife, struggle of being human aja dan dibikin se-grounded mungkin, se-realistic mungkin gitu," jelasnya.
Ia ingin menampilkan bagaimana manusia bertahan dalam kondisi ekstrem. Bukan melalui heroisme karakternya, tetapi lewat rasa cinta yang tulus.
"It's something yang akhirnya karakter yang saya kembangin di skenario. Mau karakternya si Malik maupun Alya itu something yang bener-bener bisa relate ke semua orang yang nonton," tutur Teddy.
Melalui dua karakter utamanya, Malik dan Alya, Teddy ingin menggambarkan bahwa cinta sejati bukan sekadar romansa, melainkan kekuatan untuk memahami dan memaafkan satu sama lain, bahkan dalam situasi paling gelap sekali pun.
"It's very human story, gitu. Jadi bukan lagi menjadi thriller yang cikal bakalnya thriller, tapi it became a love story; it's about survival. Dan bener-bener what you would do for love, what a man would do for love, and what a woman would do for love. Itu intinya sih, kurang lebih seperti itu," tuturnya.
"So what we're trying to do di film Dopamin ini it's a celebration of empathy and love," lanjut sutradara kelahiran Jepang ini.
3. Chand Parwez jabarkan makna judul Dopamin

Produser Chand Parwez sendiri mengaku jatuh cinta saat pertama kali membaca naskah Dopamin. Namun masalahnya adalah, bagaimana mereka memberikan judul yang tepat untuk film ini.
"Pada waktu script-nya jadi, saya udah jatuh cinta. Pada waktu itu persoalannya adalah bagaimana kita ngelabel judul yang sesuai dengan apa yang kita mau sampaikan," ucapnya.
Ia kemudian menjelaskan bahwa pemilihan judul Dopamin, karena maknanya yang menggambarkan esensi film: cara manusia menemukan kebahagiaan di tengah dunia yang penuh tekanan.
"Dan justru pada saat orang ditekan seperti itu, mereka berekspresinya itu menjadi menemukan karakter-karakter aslinya. Ternyata Malik baru tahu kalau Alya bisa seperti ini dan Alya baru mengerti bahwa Malik bisa seperti itu," kata Parwez.
Menurut Parwez, penonton akan merasakan hal yang sama setelah menonton film ini.
"Saya rasa mungkin apa yang dialami oleh Malik dan Alya setelah kalian nonton film ini, kalian akan mengerti, itu dopaminnya. Kalian mungkin pengen ngalamin seperti mereka," jelasnya.
Ia pun menuturkan bahwa Dopamin menjadi simbol dari perasaan bahagia yang lahir bukan karena keadaan ideal, melainkan karena keberanian menghadapi kenyataan bersama orang yang dicintai.
"Jadi pada waktu kita mencari judul gak ketemu, sebenarnya saya punya satu judul dan saya ngomong, 'Apa Dopamin?' Akhirnya kita sepakat. Tetapi, kan khawatir juga ya orang sulit mengerti. Tapi kalau Anda mau tanya dopamin dari segi apa, artinya adalah 'Cara Bahagia di Dunia yang Semakin Gila,'" tutupnya.