- Nama Lengkap: Hanung Bramantyo
- Tanggal Lahir: 1 Oktober 1975
- Tempat Lahir: Yogyakarta, Jawa Tengah, Indonesia
- Pendidikan:
-Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia (kuliah sempat berhenti)
-Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta (melanjutkan studi) - Profesi: Sutradara film, penulis skenario, produser
- Pasangan: Zaskia Adya Mecca
Profil dan Biodata Hanung Bramantyo

- Hanung Bramantyo, sutradara papan atas Indonesia dengan karya-karya yang memicu diskusi publik.
- Perjalanan karier Hanung dimulai dari karya mandiri hingga film-film hit yang mengangkat tema agama, identitas, dan konflik sosial.
- Karya terkenal Hanung antara lain Ayat-Ayat Cinta, Habibie & Ainun, Kartini, dan Miracle in Cell No. 7.
Hanung Bramantyo dikenal sebagai salah satu sutradara papan atas Indonesia. Kariernya di dunia perfilman sudah teruji lewat deretan film besar yang bukan cuma sukses secara komersial, tapi juga memicu diskusi publik karena tema-temanya. Dari film religi, sejarah, hingga sosial, Hanung Bramantyo selalu menghadirkan karya dengan perspektif segar. Yuk, cari tahu lebih dekat lewat profil dan biodata Hanung Bramantyo berikut ini!
1. Biodata Hanung Bramantyo

2. Perjalanan karier Hanung Bramantyo
Hanung Bramantyo memulai jejaknya di dunia film melalui karya-karya mandiri dan proyek kecil. Ia dikenal tidak takut mencoba genre-genre yang sensitif, seperti agama, sosial, dengan cara narasi yang kadang merefleksikan konflik sosial. Film pertamanya yang mendapat sorotan besar adalah Get Married (2007) dan Ayat-Ayat Cinta (2008), yang sekaligus membawa namanya jadi director papan atas di Indonesia. Sejak saat itu, Hanung kerap dipercaya oleh rumah produksi besar untuk menggarap film-film yang punya skala lebih luas dan tema lebih kompleks.
Di tahun-tahun berikutnya, ia terus produktif, seperti merilis film-film hit yang jadi bahan pembicaraan publik. Hanung Bramantyo tidak ragu bekerja sama dengan aktor dan aktris muda, memainkan tema-tema agama, identitas, konflik keluarga, hingga kritik sosial. Keberaniannya mengambil risiko genre memberi warna tersendiri bagi perfilman Indonesia modern.
Selain sebagai sutradara, ia juga aktif sebagai penulis skenario dan produser. Hal itu memastikan visinya tersampaikan tidak hanya lewat kamera, tapi juga ke elemen cerita paling dasar. Perjalanan kariernya penuh liku, mulai dari perjuangan di industri film lokal, klaim kritik maupun pujian, hingga menjadi figur yang suaranya didengar dalam diskusi publik soal standar moral, seni, dan budaya Indonesia.
3. Karya-Karya terkenal Hanung Bramantyo

- Brownies (2004)
- Jomblo (2006)
- Lentera Merah (2006)
- Get Married (2007)
- Ayat-Ayat Cinta (2008)
- The Tarix Jabrix (2008)
- Perempuan Berkalung Sorban (2009)
- Sang Pencerah (2010)
- Tendangan dari Langit (2011)
- ? (Tanda Tanya) (2011)
- Perahu Kertas (2012)
- Habibie & Ainun (2012)
- Cinta tapi Beda (2012)
- Tenggelamnya Kapal van der Wijck (2013)
- Soekarno (2013)
- Gending Sriwijaya (2013)
- Surga yang Tak Dirindukan (2015)
- Kartini (2017)
- Bumi Manusia (2019)
- Miracle in Cell No. 7 (2022)
- Ipar Adalah Maut (2024)
4. Penghargaan yang pernah diraih Hanung Bramantyo
- Sutradara Terbaik - Festival Film Indonesia (Brownies) - 2005
- Sutradara Terbaik - Festival Film Indonesia (Get Married) - 2007
- Sutradara Terpuji - Festival Film Bandung (Sang Pencerah) - 2011
- ASEAN Spirit Award - ASEAN International Film Festival and Awards (Cinta tapi Beda) - 2013
- Sutradara Terpuji - Festival Film Bandung - (Soekarno) - 2014
- Best Screenplay (bersama Ben Sihombing) - ASEAN International Film Festival and Awards (Soekarno) - 2014
- Skenario Adaptasi Terpilih (bersama Ben Sihombing) - Piala Maya - (Soekarno) - 2014
- Film Box Office Terbaik - Indonesia Box Office Movie Awards - (Surga yang Tak Dirindukan) - 2016
- Sutradara Terbaik - Indonesia Box Office Movie Awards - (Rudy Habibie) - 2017
- Sutradara Terbaik JAFF Indonesian Screen Awards (bersama x.Jo) - Jogja-NETPAC Asian Film Festival - (Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta) - 2018
- Sutradara Terpuji - Festival Film Bandung - (The Gift) - 2018
- Sutradara Terpuji - Fesival Film Bandung - (Bumi Manusia) - 2020
- Film Pilihan Tempo - Festival Film Tempo - (Mekkah I'm Coming) - 2020
- Film Cerita Panjang Terpilih - Piala Maya - (Mekkah I'm Coming) - 2021
- Ansambel Terbaik (bersama Jeihan Angga) - Indonesia Movie Actors Award - (Mekkah I'm Coming) - 2021
- Sutradara Terpuji Serial Web (bersama Jeihan Angga) - Festival Film Bandung - (17 Selamanya) - 2022
5. Fakta terbaru Hanung Bramantyo
Nama Hanung sempat terseret dalam pemberitaan soal penganiayaan terhadap karyawan Zaskia Adya Mecca oleh pengendara Vespa pink. Isu ini sempat jadi perbincangan hangat di media sosial karena melibatkan orang dekat keluarga mereka. Namun, pemilik asli Vespa tersebut segera memberikan klarifikasi bahwa motor itu sudah dijual sejak 2019 sehingga tidak ada kaitannya dengan Hanung maupun keluarganya. Klarifikasi ini membuat rumor simpang siur yang sempat heboh akhirnya mereda.
Di luar kabar itu, Hanung tetap meneguhkan dirinya sebagai salah satu sutradara produktif di Indonesia. Ia masih aktif mengembangkan proyek film baru yang kabarnya akan mengangkat tema sosial, sejarah, hingga kehidupan masyarakat urban. Konsistensinya menggarap cerita-cerita yang relevan membuat namanya terus diperhitungkan, baik oleh penonton maupun kalangan industri.
Sementara itu, kehidupan pribadinya bersama Zaskia Adya Mecca tetap terjaga harmonis meski sesekali disorot publik. Mereka memilih untuk menjaga privasi keluarga dan lebih menonjolkan karya serta aktivitas profesional. Sikap ini justru makin memperkuat citra Hanung sebagai sosok yang ingin dikenal lewat karyanya, bukan sekadar lewat kontroversi.
Itulah profil dan biodata Hanung Bramantyo. Dirinya bukan hanya menjadi nama besar di dunia film Indonesia, tapi juga simbol keberanian untuk bercerita lewat medium yang berpengaruh. Meski tak lepas dari kontroversi, karya-karyanya selalu punya tempat khusus di hati penonton dan jadi bahan diskusi publik. Dari drama religi, sejarah, hingga sosial, Hanung Bramantyo membuktikan bahwa film bisa lebih dari sekadar hiburan, tapi dirinya juga bisa jadi cermin dan suara masyarakat.