Review Ben & Jody: Aksi dan Komedi Jadi Satu

Film Ben & Jody mengisahkan dua orang sahabat, yakni Ben (Chicco Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto) yang menghadapi situasi hidup dan mati. Suatu ketika, Jody mengetahui bahwa Ben menghilang tanpa kabar.

Akhirnya Jody berusaha untuk menolong sang sahabat yang sedang membutuhkan pertolongannya. Keduanya juga harus berhadapan dengan sekelompok pembalak liar yang dipimpin oleh Aa Tubir (Yayan Ruhian).

Isu yang dibahas dalam Ben & Jody sangat dekat dengan masyarakat Indonesia. Dengan adanya isu ini, masyarakat menjadi sadar bahwa isu ini benar terjadi di sekitar kita.

Film ini fokus membahas isu tentang perebutan lahan dan masalah. Isu ini banyak terjadi terutama di pedalaman Indonesia. Dengan menonton film ini, perlahan penonton akan mengerti makna apa yang ingin di bahas dari setiap adegan di awal film. 

Terlihat sangat jelas di film ini bahwa masalah adat dan perebutan lahan adalah masalah yang tidak mudah untuk diselesaikan. Bahkan hingga kini, masalah tersebut masih terus dicari jalan keluarnya. 

Bukan film aksi namanya jika tidak membuat penontonnya tegang saat menontonnya. Beberapa adegan di film ini tentunya membuat yang menonton menjadi serius dan tegang akibat adegan yang disajikan. 

Namun, tak melulu serius, beberapa adegan di film ini justru mengundang tawa para penonton, lho. Adegan tersebut terasa sedikit lebih ringan akibat dialog para tokohnya mengundang tawa.

Penonton yang menontonnya pun tak hanya dibuat berpikir, tetapi sesekali tertawa mendengar lelucon yang dilontarkan para tokohnya. 

Film Ben & Jody memang tidak hanya menyuguhkan adegan aksi laga yang biasanya identik dengan berantem. Namun, juga ada adegan kejar-kejaran mobil dan juga tembak-tembakan.

Tak hanya itu, di film ini juga drama yang dibangun sangatlah kuat sehingga dapat dikatakan bahwa film ini merupakan paket lengkap. 

Di film ini terlihat bahwa Angga Dwi Sasongko selaku sutradara sangat memperhatikan detail dari pengambilan gambarnya. Hal ini terlihat sangat jelas karena setiap adegan yang disuguhkan dibuat senyata mungkin. 

Desa yang ditempati oleh Rinjani dan Tambora ternyata juga dibuat dari nol, lho. Bahkan proses pembuatannya sendiri memakan waktu satu bulan lamanya. Memang benar bahwa pembuatan film ini tak mudah dan hal tersebut terlihat di setiap adegannya. 

Saya cukup puas menonton film Ben & Jody ini. Pengalaman menonton yang saya dapatkan setelah nonton film ini memang terasa sangatlah nyata. Oleh karena itu, dari semua kelebihan dan kekurangan film ini, saya memberikan nilai 8,5/10 untuk film Ben & Jody ini.

Jadi, jangan sampai ketinggalan Ben & Jody yang tayang mulai hari Kamis, 27 Januari 2022 di seluruh bioskop Indonesia.