Review Film Horor Mangkujiwo: Asal Muasal Lahirnya Kuntilanak!

Film ini dimulai antara perseteruan Cokrokusumo (Roy Marten) dan Brotoseno (Sujiwo Tedjo) yang melibatkan Kanthi (Asmara Abigail) untuk melakukan balas dendam. 

Dipasung dan dianggap gila itulah yang dirasakan Kanthi. Melihat dendam yang membara dari Kanthi, Brotoseno memanfaatkan hal tersebut untuk membalas dendamnya dengan Cokrokusumo. Lalu apakah Kanthi sepakat dengan Brotoseno? Apa yang terjadi setelah itu? 

Mengangkat story telling dalam film Mangkujiwo menjadi pilihan yang tepat. Tentunya film ini benar-benar mengisahkan bagaimana terciptanya kuntilanak. Tanpa ada jumpscare dan makeup hantu yang menyeramkan, kamu akan tenang saat nonton film ini.

Gak ada juga penampakan hantu yang menakutkan, lantaran kamu masih melihat wajah manis Asmara Abigail sebagai Kanthi. Akan tetapi suasana horor yang mencekam bikin kamu sesekali merinding dan tutup mata saat nonton Mangkujiwo. 

Kamu harus antisipasi juga saat nonton film Mangkujiwo. Pasalnya banyak adegan ritual hewan-hewan yang mengerikan seperti ular, tikus, kelabang, hingga cicak. Tak hanya bikin merinding namun juga mual karena salah satu pemainnya harus memakan hewan-hewan tersebut.

Namun di sinilah hebatnya. Penyajian gambar yang apik, angle yang ciamik membuat penonton serasa hidangan itu seperti nyata sehingga horor film ini begitu mencekam.

Sayangnya ada satu hal yang bikin bingung, yaitu latar waktu. Film Mangkujiwo ini menggunakan dua latar waktu yang berbeda, yakni pada 1950-an dan 1970-an. Namun, hal itu tidak terlalu diperjelas dengan keterangan waktu di film. 

Penonton harus berpikir sendiri setiap perbedaan scene di kedua latar waktu itu. Bahkan saat pertengahan film kamu baru menyadari bahwa antara scene-scene tersebut memiliki latar waktu yang berbeda. Hmm butuh konsentrasi penuh nih.

Gak semua film yang membawa unsur adat istiadat Jawa mampu disajikan dengan apik. Kali ini, Mangkujiwo berhasil membuat penonton merasakan atmosfer jawa yang khasi. Mulai dari setting tempat syuting, benda-benda yang dianggap keramat, dialog bahasa Jawa yang terasa kental sekali, pakaian yang sangat menyesuaikan latar waktu di film, hingga lagu Lingsir Wengi yang bikin kamu ketakutan sendiri. 

Dalam film ini pun rata-rata pemainnya memang menggunakan bahasa Jawa, sekalipun ada yang scene berbicara bahasa Indonesia itu sangat baku, melihat zaman di film Mangkujiwo. 

Menyeramkan, menjijikkan, menegangkan, itulah yang menggambar Mangkujiwo sebagai film horor. Meskipun jarang penampakan dan jumpscare tapi Mangkujiwo mempunyai mistis dan misteri yang lain. Hal itulah yang membuat Mangkujiwo terasa nyata, bagi para pencinta kuntilanak. 

Satu hal penting kenapa kamu gak boleh melewatkan fim ini, karena Mangkujiwo sendiri akan ada sekuelnya lho! Jadi film spin-off dari Kuntilanak Universe. 

Nah, sebelum mengakhiri review ini, berikut nilai untuk film Mangkujiwo, yakni 4/5. So, jangan lupa tonton film Mangkujiwo mulai 30 Januari 2020!