[REVIEW] My Happy Marriage—Genre Romantis, Laga, dan Fantasi Jadi Satu

My Happy Marriage atau Watashi no Shiawase na Kekkon baru saja tamat dengan total 12 episode. Anime garapan studio Kinema Citrus ini menyuguhkan kisah yang menarik karena memadukan genre romantis dengan laga dan fantasi. Mau tau bagaimana keseruan anime yang diadaptasi dari novel ringan ini? Simak review My Happy Marriage selengkapnya dari penulis, yuk!
1. Kisah Upik Abu meraih kebahagiaan dengan menikah
Cerita dalam My Happy Marriage dimulai saat Miyo Saimori, seorang anak dari keluarga Saimori yang cukup terpandang, lahir tanpa kekuatan supernatural. Hal tersebut menjadi aib bagi keluarga Saimori. Setelah ibu kandungnya meninggal dunia, sang ayah, Shinichi Saimori, memutuskan untuk menikah dan memiliki anak lagi.
Karena dianggap cacat dan tak bisa memberikan kontribusi kepada keluarga, Miyo yang seharusnya hidup seperti bangsawan diperlakukan sangat tidak pantas. Ia ditugaskan di dapur bersama para pelayan. Bajunya tampak lusuh dan tubuhnya begitu kurus. Jika melakukan kesalahan, ibu dan adik tirinya tak sungkan untuk menyiksa Miyo.
Hingga suatu ketika, ayahnya menjodohkan Miyo dengan Kiyoka Kudou yang dikenal kejam. Namun, siapa sangka, Kiyoka rupanya tak seperti apa yang dirumorkan. Meskipun pada awalnya sulit menerima keberadaan Miyo, Kiyoka akhirnya memberikan Miyo kebahagiaan dan tempat yang nyaman tak seperti di rumahnya.
Penderitaan yang Miyo alami sekilas mengingatkan kita kepada Cinderella. Mereka mengalami ketidakadilan yang serupa. Namun, cerita dalam anime ini jauh lebih rumit mengingat ada perpaduan antara genre romantis, laga, dan fantasi. Alur ceritanya juga penuh dengan kejutan sehingga tidak akan terkesan klise.