Jakarta, IDN Times - Reza Rahadian turut menggebrak Pestapora 2025 hari ketiga, Minggu (7/9/2025), di JIExpo Kemayoran. Aktor yang siap debut lewat film Pangku tersebut tampil bersama Iwan Fals sebagai pembuka di Pestapora Stage pukul 09.50 WIB.
Penampilan Reza Rahadian saat itu berhasil mencuri perhatian. Ia tampil percaya diri mengenakan t-shirt hitam bergambar wajah Iwan Fals yang menandakan bahwa ia mengidolakan sosok musisi legendaris tersebut.
Di panggung itu, Iwan Fals dan Reza Rahadian berduet membawakan sejumlah lagu, salah satunya “Ibu.” Siapa sangka, karakter suara mereka bisa menyatu dengan apik.
Reza dengan mata berkaca-kaca mengatakan, “Kalau ngomongin ibu, kayaknya kita semua di sini penuh dengan rasa hormat, tapi gak ada satu tanda kehormatan paling tepat yang bisa diberikan untuk ibu kita.” Perkataan Reza disambut tepuk tangan meriah oleh penonton.
Masih dalam momen yang sama, Reza juga menyindir pejabat-pejabat yang lalai dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil dan pemimpin rakyat.
"Jadi mudah-mudahan siapa pun yang masih memiliki ibu, terutama yang duduk di kursi-kursi yang begitu penting, hati nuraninya bisa tersentuh, untuk memikirkan ibu mereka bahwa keringat dan proses melahirkan mereka bukan apa yang mereka lakukan hari ini," tambahnya. Iwan Fals senyum-senyum sambil minum.
Setelah membangun suasana pagi jadi sendu, Reza membakar semangat penonton dengan tampil antusias menyanyikan lagu “Wakil Rakyat” bersama Iwan Fals.
Penampilan artis lintas generasi ini menjadi kian menarik, karena Reza juga membacakan sebuah surat untuk wakil raykat dengan semangat yang berapi-api. Dikutip dari Instagram @naziacnoer, pendiri publicist film, Poplicist, berikut surat yang ditulis Reza Rahadian untuk wakil rakyat tersebut.
Terkutuklah hati nurani saat mendengar kami yang hanya bisa bersuara
Kami yang mengantar Bapak yang terhormat ke pintung gerbang
Suara kami bukan hanya untuk menjadikan yang terhormat menjadi wakil, tapi mewakili kami
Merapat kala suara dibutuhkan
Sunyi saat kami mempertanyakan
Hati-hati dengan kata-kata
Sebab ini bukan hanya soal harta tapi sehajtera kami
Dua telinga memang sejatinya untuk lebih banyak mendengar
Yang kami titipkan adalah amanat, bukan alamat