Mitos di Balik Badarawuhi Film KKN dan Inang, Bikin Merinding!

Keduanya sama-sama mengangkat mitos budaya Jawa

Banyak film Indonesia yang dibuat berdasarkan kejadian ataupun fenomena di dunia nyata, dua di antaranya KKN di Desa Penari dan yang terbaru ada Inang. Meskipun keasliannya masih diperdebatkan, KKN di Desa Penari sukses memantik rasa ingin tahu penonton tentang asal-usul salah satu karakternya, Badarawuhi.

Sementara itu, Inang, film garapan Fajar Nugros, mengangkat mitos Jawa terkait Rabu Wekasan yang masih dipercaya hingga sekarang. Hari itu disebut-sebut sebagai hari penuh bencana.

Penasaran dengan mitos di balik Badarawuhi dari KKN di Desa Penari dan Rebo Wekasan dari Inang? Lanjut scroll sampai habis, yuk!

Badarawuhi: Salah satu pengikut Ratu Pantai Selatan?

Mitos di Balik Badarawuhi Film KKN dan Inang, Bikin Merinding!foto Aulia Sarah sebagai Badarawuhi (instagram.com/owliasarah)

Kesuksesan KKN di Desa Penari yang disutradarai oleh Awi Suryadi membuat banyak orang yang bertanya-tanya tentang siapa Badarawuhi, yaitu sosok yang membawa sukma Ayu dan Bima ke Angkara Murka dalam film.

Mengenai sosok aslinya, beredar pendapat yang berbeda-beda. Pendapat pertama datang dari sebuah thread yang dibuat oleh akun Twitter @RatuNgondek pada 10 Mei 2022 silam. Disebutkan bahwa Badarawuhi sebenarnya merupakan salah satu pengikut Nyi Roro Kidul, Ratu Pantai Selatan.

Ceritanya bermula ketika Badarawuhi merasuki tubuh seorang penari dalam kerusuhan yang diakibatkan oleh Ratna Nareh. Dirinya enggan keluar dari tubuh sang penari, tapi kemudian dipaksa keluar oleh Ratu Pantai Selatan, bersamaan dengan dirinya yang diusir dan diambil kesaksiannya.

Penjaga Alas Daha yang satu ini akhirnya luntang-lantung dan berjalan tak tahu arah. Hingga akhirnya, ia tiba di sebuah desa yang nantinya menjadi tempat Nur melakukan KKN. Di desa itu pula sosok ini mendapatkan julukan "Badarawuhi" dan menjadi makhluk paling berkuasa. Bahkan, masyarakat desa tersebut rela mempersembahkan tumbal untuknya.

Mitos di Balik Badarawuhi Film KKN dan Inang, Bikin Merinding!sosok Badarawuhi (instagram.com/kknmovie)

Sementara itu, versi lain menyebutkan bahwa sosok anggun yang identik dengan selendang hijaunya ini sebenarnya bukan berasal dari bangsa jin, melainkan seorang manusia bernama Ratna Nareh. Pendapat ini dikemukakan oleh Jagad Mandala.

Disebutkan bahwa Ratna awalnya melarikan diri dari penjajah Belanda. Di masa pelariannya, gadis ini melakukan pertapaan dan mendapat kekuatan sakti. Dengan kesaktiannya, ia berani melawan Ibu Ratu Pantai Selatan, tetapi malah kalah.

Akibat kesombongannya itu, Ratu Pantai Selatan menyuruh salah satu pengikutnya untuk merasuki tubuh Ratna dan menari tanpa henti. Nantinya, Ratna dikenal sebagai Badarawuhi, sosok lelembut yang kerap mengganggu dan menggoda laki-laki.

Sementara kedua versi di atas menonjolkan sisi antagonis seorang Badarawuhi, kepercayaan lain menyebutkan bahwa sosok lelembut ini sebenarnya adalah penjaga keseimbangan antara manusia dan dedemit. Hmm, apakah kamu percaya tentang hal ini?

Baca Juga: Kisah Badarawuhi, Sang Penari Ular dalam Film KKN di Desa Penari 

Inang dan Rabu Wekasan: Hari terakhir di bulan Safar beserta malapetakanya

Mitos di Balik Badarawuhi Film KKN dan Inang, Bikin Merinding!Naysilla Mirdad di film Inang. (dok. IDN Pictures/Inang)

Seperti yang telah disinggung di bagian awal, Inang menyoroti mitos Jawa tentang Rabu Wekasan atau Rebo Pungkasan. Dikisahkan seorang perempuan bernama Wulan yang ditinggal hamil oleh pacarnya. Ia kemudian bertemu dengan sebuah keluarga yang siap menampungnya hingga hari persalinan.

Meskipun mulanya keluarga tersebut bersikap baik, Wulan tidak tahu kalau ia dan bayinya terancam dijadikan sebagai tumbal dalam sebuah ritual. Apakah ritual Rebo Wekasan yang asli seperti itu?

a. Sudah ada sejak zaman Wali Songo

Tradisi Rabu Wekasan diyakini sudah ada sejak abad ke-17 atau berbarengan dengan masa Wali Songo. Menurut mitos yang beredar, hari terakhir di bulan Safar ini merupakan hari sial. Pada hari tersebut, konon 32.000 bencana, malapetaka, dan penyakit turun ke bumi.

Sebagai upaya "menolak bala" yang turun, serangkaian kegiatan pun dilakukan, mulai dari silaturahmi, membagikan makanan, meminum air jimat, mengadakan zikir bersama, hingga mendirikan salat tolak bala. Namun, ada ritual khusus apabila ada anak yang lahir di hari "sial" ini.

b. Bayi yang lahir di hari Rabu Wekasan perlu "disucikan"

Mitos di Balik Badarawuhi Film KKN dan Inang, Bikin Merinding!cuplikan film Inang (dok. IDN Pictures/Inang)

Setiap harinya, ada insan yang terlahir ke bumi, tanpa terkecuali di rebo wekasan. Budaya Kejawen percaya kalau bayi yang lahir pada Rabu Wekasan dianggap kurang beruntung, seperti bakal mudah diganggu jin, terkena sihir, ataupun menjadi tumbal pesugihan.

Untuk itu, bayi-bayi yang lahir di hari itu perlu "disucikan" terlebih dahulu sampai akhirnya bisa menjadi "manusia normal" kembali. Tradisi menyucikan tersebut dikenal sebagai Ruwat. Orang yang lahir di Rabu Wekasan akan dimandikan sampai kurun waktu tertentu secara rutin hingga dirinya "suci".

Hingga sekarang, mitos, tradisi, maupun ritual seperti masih diyakini dan dikerjakan oleh sejumlah masyarakat Indonesia, terlebih yang bermukim di pesisir Pulau Jawa. Meskipun sama-sama memercayai keburukannya, ritual Rabu Wekasan di tiap daerah berbeda-beda.

Itulah tadi mitos di balik Badarawuhi dan film Inang. Bagaimana denganmu, apakah kamu memercayai hal-hal mistis seperti pada informasi di atas? Kasih tanggapanmu di kolom komentar, ya!

Baca Juga: Sinopsis Mencuri Raden Saleh dan Film Inang, Pilih Heist atau Horor?

Topik:

  • Bella Manoban
  • Langgeng Irma Salugiasih
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya