Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
sampul album Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (instagram.com/thebeatles)
sampul album Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (instagram.com/thebeatles)

Intinya sih...

  • Album Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band dianggap revolusioner dalam sejarah musik pop
  • The Beatles menghentikan tur untuk fokus pada eksperimen musikal dan album konsep
  • Fakta menarik termasuk lagu Paul McCartney yang ditulis saat berusia 14 tahun dan kreativitas The Beatles dalam proses rekaman
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Album Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band dari The Beatles bukan cuma dianggap sebagai salah satu album terbaik sepanjang masa, tapi juga sebagai karya revolusioner yang mengubah wajah musik pop.

Dirilis pada tahun 1967, album ini memperlihatkan sisi eksperimental The Beatles yang belum pernah mereka tampilkan sebelumnya. Mereka tidak lagi tampil sebagai diri sendiri, tapi sebagai band fiktif. Ini membuka jalan untuk format album konsep yang kini banyak ditiru.

Di balik kemegahan musik dan desain sampulnya yang ikonik, Sgt. Pepper’s menyimpan banyak cerita menarik yang mungkin belum diketahui banyak orang. Album ini penuh dengan detail kecil yang menunjukkan betapa serius dan gilanya proses kreatif mereka. Kira-kira apa saja fakta menariknya, ya?

1. Mobil Cadillac milik Elvis yang menginspirasi album ikonik ini

Setelah lelah menghadapi hiruk-pikuk tur, The Beatles memutuskan untuk berhenti tampil langsung dan memusatkan seluruh energi kreatif mereka di studio pada tahun 1967. Langkah ini cukup berani karena di masa itu band rock biasanya bergantung pada tur untuk tetap terhubung dengan para penggemarnya.

Namun, mereka ingin bereksperimen lebih jauh dengan musik dan mengambil inspirasi dari tempat yang tak terduga yaitu Elvis Presley. Ia sendiri sibuk dengan karier filmnya sehingga tidak bisa mengikuti tur dan malah mengirimkan Cadillac-nya berkeliling ke kota-kota di Amerika Selatan sebagai simbol kehadirannya.

The Beatles lalu membayangkan album Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band sebagai pengganti tur mereka. Seolah-olah mereka mengirim "band khayalan" ini berkeliling dunia lewat piringan hitam, bukan lewat panggung sungguhan.

2. Lagu yang menyebabkan ketegangan antara Paul McCartney dan George Martin

Hubungan kerja antara The Beatles dan produser George Martin dikenal sangat solid dan penuh kreativitas. Namun, kerja sama itu sempat terganggu saat Paul McCartney merekam lagu “She’s Leaving Home”. Lagu ini butuh aransemen orkestra dan McCartney ingin itu dilakukan secepatnya. Sayangnya, saat itu Martin sedang memiliki janji lain dan tidak bisa hadir di studio.

Tanpa menunggu Martin kembali, McCartney memilih meminta Mike Leander untuk membuat aransemen orkestra tersebut. Hasilnya memang masuk ke versi akhir lagu, tetapi Martin merasa kecewa karena merasa dilewati. Walau akhirnya hubungan mereka kembali normal, insiden ini menunjukkan betapa seriusnya McCartney terhadap proses kreatif.

3. Lagu yang ditulis saat Paul masih remaja

Salah satu fakta paling menarik dari album Sgt. Pepper’s adalah bahwa salah satu lagunya berasal dari ide Paul McCartney saat ia baru berusia 14 tahun. Lagu “When I’m Sixty-Four”, yang bernuansa ceria dan jenaka, ternyata sudah ditulis Paul sejak tahun 1956. Saat remaja, Paul sudah menunjukkan bakat luar biasa dalam menulis lagu yang nantinya menjadi hits besar.

Uniknya lagi adalah lagu ini memiliki tema yang sangat dewasa, membayangkan kehidupan di usia 64 tahun. Jauh dari topik cinta remaja atau semangat muda, McCartney justru membayangkan masa tua dan hubungan jangka panjang. Ini menunjukkan sisi visioner dari Paul bahkan sejak masih remaja.

4. Parade binatang liar di lagu "Good Morning Good Morning"

Di balik lagu-lagu di Sgt. Pepper’s, sebenarnya banyak yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah “Good Morning Good Morning” yang menggambarkan kebosanan dalam rutinitas. Tapi John Lennon, sang penulis lagu, mengemas cerita biasa ini menjadi luar biasa lewat aransemen musik penuh semangat dan efek suara yang tak terduga.

Menjelang akhir lagu, terdengar suara-suara binatang yang makin liar dan kacau. Menariknya, The Beatles secara sengaja menyusun efek suara ini agar setiap binatang terdengar lebih besar dan lebih mengancam dari yang sebelumnya. Hasilnya, lagu ini terasa seperti parade hewan yang seru dan absurd sehingga menambahkan sisi humor khas dalam album ini.

5. Bunyi AC di akhir "A Day in the Life"

“A Day In The Life” dianggap sebagai penutup sempurna dari Sgt. Pepper’s. Lagu ini menyatukan dua sisi The Beatles, melankolis dari Lennon dan keseharian dari McCartney, dalam satu komposisi megah. Lagu ini dibangun perlahan dengan ketegangan musik yang makin meningkat lalu ditutup dengan dentuman akor piano yang legendaris dan penuh misteri.

Akor piano tersebut dimainkan oleh keempat personel secara bersamaan di beberapa piano, dan dibuat agar nadanya bertahan selama mungkin. Untuk menangkap sisa suara terakhirnya, teknisi studio Geoff Emerick menaikkan volume rekaman secara ekstrem. Akibatnya, di detik-detik akhir, bahkan suara dengungan AC di studio ikut terekam.

Lebih dari sekadar album, Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band adalah bukti bagaimana seni musik bisa jadi media eksplorasi yang liar, emosional, dan sangat manusiawi. Fakta-fakta tersembunyi di baliknya justru membuat album ini terasa makin hidup dan personal. Setelah tahu semua ini, mana bagian dari Sgt. Pepper’s yang paling membuatmu kagum?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team