Review Film Horor Sunyi, Bully di Sekolah yang Berujung Kematian

#ReviewFilm Bikin bulu kuduk merinding deh

Pencinta film horor, kudu cobain film karya Awi Suryadi ini. Diperankan oleh sejumlah artis muda yang sedang naik daun seperti Amanda Rawles, Angga Yunanda dan Teuku Ryzki, Sunyi bercerita soal pahit manis kehidupan sekolah dengan bumbu horor yang gak biasa.
Untuk mengisi waktu luang, gak ada salahnya nonton film berdurasi 91 menit ini di bioskop.

Berikut reviewnya biar kamu dapat gambaran apakah Sunyi sesuai dengan seleramu atau tidak, tanpa spoiler kok!

1. SMA Abdi Bangsa dan segala tradisinya

Review Film Horor Sunyi, Bully di Sekolah yang Berujung KematianInstagram.com/filmsunyi

Jadi SMA favorit, ada banyak sekali anak yang mimpi diterima di sekolah tersebut. Jebolan Abdi Bangsa adalah pemimpin-pemimpin negara dan sudah terbukti memiliki kredibilitas pengajaran yang baik dan ketat. Bukan hanya soal prestasi, ada juga tradisi yang diusung sejak sekolah itu berdiri.

Yakni anak kelas 1 merupakan budak, anak kelas 2 adalah manusia dan anak kelas 3 adalah dewa. Masing-masing murid harus menjalankan tugas sebagai title yang mereka miliki selama di sekolah. Siswa baru tidak diperbolehkan ke toilet, perpus atau kantin sama sekali.

2. Masuk SMA Abdi Bangsa adalah mimpi buruk bagi Alex

Review Film Horor Sunyi, Bully di Sekolah yang Berujung KematianInstagram.com/filmsunyi

Tidak seperti kebanyakan siswa lainnya, Alex (Angga Yunanda) merasa masuk Abdi Bangsa itu mimpi buruk. Dia tidak suka dengan sekolah neraka tersebut. Apalagi dengan kebiasaan yang suka membully anak kelas 1 membuatnya semakin ogah-ogahan dan malas ke sekolah.

3. Pertemuan dengan Maggie di sekolah neraka

Review Film Horor Sunyi, Bully di Sekolah yang Berujung KematianInstagram.com/filmsunyi

Yang awalnya hidup Alex suram, semuanya jadi lebih menyenangkan karena pertemuannya dengan Maggie. Dirinya merasa punya teman seperjuangan yang juga mengerti bagaimana perasaannya sebagai siswa yang ditindas. Bersama-sama mereka mulai saling bertemu dan menghabiskan waktu bersama di sekolah.

Baca Juga: Review Film Mantan Manten, Sisi Lain Wanita Karier yang Kental Budaya

4. Senior galak dan ritual pemanggilan arwah

Review Film Horor Sunyi, Bully di Sekolah yang Berujung KematianInstagram.com/filmsunyi

Rasa penasaran membuat para senior menyuruh Alex untuk melakukan ritual pemanggilan arwah di sekolah. Konon katanya, dulu di Abdi Bangsa ada tiga siswi bunuh diri karena dibully. Karena terpaksa dan tidak bisa melawannya, Alex melakukan ritual tersebut dan mendatangkan arwah yang seharusnya tidak pernah dipanggil.

5. Nyawa berjatuhan secara misterius

Review Film Horor Sunyi, Bully di Sekolah yang Berujung KematianInstagram.com/filmsunyi

Terkenal sebagai sekolah neraka, siswa SMA Abdi Bangsa malah berjatuhan secara misterius. Para senior yang galak meninggal dengan cara yang tidak lazim. Hal ini ikut membuat Magie dan Alex jadi gusar tentang keselamatan mereka di sekolah tersebut.

https://www.youtube.com/embed/yJKjJoYGTu8

Karena film ini diangkat dari film Korea berjudul Whispering Corridors yang tayang tahun 1998 silam, ceritanya sejenak meninggalkan kebiasaan film horor Indonesia akhir-akhir ini yang fokus pada penyembahan berhala. Sunyi merupakan pemaparan bullying di sekolah yang relatable dan bisa dirasakan oleh siapa saja. Hanya saja, beberapa adegan di dalamnya mengingatkan pada adegan di film Bushinsaba tahun 2004 yang juga diproduksi oleh Korea Selatan. Adegan kolam renang dan pemanggilan arwah di aula mirip dengan film karya Ahn Byeong Ki tersebut.

Selain itu, Amanda Rawles yang bukan pertama kali membintangi film horor seakan mengalami banyak kemajuan dari segi kematangan akting di film ini. Artis yang biasa main dalam film drama tersebut rupanya sudah bisa menguasai panggung. Begitu juga dengan Angga Yunanda yang jauh lebih natural dibanding akting terakhirnya di Tabu atau Sajen. Namun, Arya Vasco di film ini butuh banyak latihan lagi supaya lebih alami dan gak kelihatan kalau sedang akting.

Sinematografi dan komunikasi visual Sunyi rapi dan bisa dinikmati. Skoring yang tidak berlebihan meski masih menggunakan suara kencang untuk mengagetkan rupanya belum bisa hilang dari kebiasaan film Indonesia. Untuk kamu yang belum pernah menonton Bushinsaba, kamu pasti akan sulit menebak alur ceritanya seperti apa. Tapi bagi yang sudah, sejak beberapa menit awal penayangan kamu sudah langsung tahu ceritanya mau ke mana.

Pesan tersampaikan dengan baik, film ini mengajarkan kita untuk gak menganggap bullying sebagai hal enteng apalagi membiarkannya menjadi sebuah tradisi sekolah dengan alasan apa pun. Sunyi mendapatkan skor 3/5 dari IDN Times.

Baca Juga: Review Film Matianak, Kehadiran Satu Anak Panti Pembawa Malapetaka

Topik:

  • Erina Wardoyo

Berita Terkini Lainnya