Sukses di Box Office, 5 Film Kolosal Korea Ini Seru Banget Ditonton! 

Tak hanya mengulas unsur sejarah, film yang satu ini juga dijamin akan membuat hatimu terenyuh. Berkisah tentang kehidupan para gadis pada zaman perang dunia II, di mana saat itu Korea masih dijajah oleh Jepang.

Pada saat itu, nasib remaja Korea yang masih belia digambarkan begitu tragis. Mereka diculik paksa oleh tentara Jepang untuk dijadikan tawanan. Mereka juga diperlakukan secara tak layak. Dikurung dalam kamar lusuh, disiksa, dijadikan pelampiasan nafsu, bahkan dibunuh dengan keji saat dianggap sudah tak berguna.

Berkat jalan ceritanya yang menguras emosi, film Spirits Homecoming berhasil menduduki tangga teratas di box office selama masa penanyangannya. Gak tanggung-tanggung, tiketnya pun terjual hingga 3,6 juta, lho!

Gak kalah dramatis dari sebelumnya, film yang diadaptasi dari kisah nyata tentang kehidupan Putri Deokhye ini juga layak dibuat ditonton berkali-kali. Setting ceritanya mengambil latar di tahun 1925-1962 yang pada kala itu Korea masih dikuasai oleh Jepang.

Putri Deokhye yang merupakan keturunan terakhir dari Dinasti Joseon diperintahkan untuk melanjutkan studinya di Jepang. Mirisnya, setelah lulus Putri Deokhye justru gak diperbolehkan pulang ke negeri asalnya. Ia ditahan, di-blacklist, bahkan dipaksa menikah dengan pria berkebangsaan Jepang. Semua itu dilakukan oleh pihak pemerintah dengan tujuan agar nantinya kerajaan Korea kehilangan sosok pemimpin. Dengan begitu, Jepang pun lebih mudah menguasainya.

The Last Princess menjadi salah satu film terlaris pada masanya. Jumlah penontonnya berhasil tembus 1,7 juta hanya dalam 5 hari. Dijamin, deh kamu gak akan menyesal menontonnya!

Masih mengambil tema kolosal, The Princess and The Matchmaker menceritakan tentang lika-liku kehidupan di kerajaan Korea di masa lampau, tepatnya pada era dinasti Joseon.

Diceritakan saat itu, kepercayaan masyarakat Korea pada hal-hal mistis masih begitu kental. Mereka yakin bahwa kondisi musim kemarau yang tak kunjung usai merupakan sebuah kutukan sekaligus pertanda buruk.

Raja pun akhirnya mengambil tindakan untuk menikahkan putrinya, Songhwa dengan tujuan menghentikan musim kemarau. Para pegawai di kerajaan pun mulai mengumumkan sayembara pencarian jodoh bagi sang putri, tentunya dengan mempertimbangkan syarat-syarat tertentu.

Putri Songhwa yang mengetahui kabar tersebut tak hanya berdiam diri. Ia kemudian memutuskan untuk menyelidiki setiap calonnya secara diam-diam, namun sayang rencananya gak semulus bayangannya.

Pada masa penanyangannya, film yang disutradarai oleh Hong Chang Pyo ini sukses menggaet hingga 1 juta penonton dan menjadi film populer dalam box office. Dijamin, deh kamu akan dibuat tertawa oleh adegan-adegan komedinya yang receh.

Sempat booming di tahun 2005, film yang disutradarai oleh Lee Joon-ik ini cocok banget ditonton saat kamu lagi gabut atau bosan. Kisahnya mengambil setting di abad-16, tepatnya pada era Dinasti Chosun. Di mana diceritakan tentang dua sahabat yang berprofesi sebagai badut jalanan.

Untuk menghibur warga, biasanya mereka gemar membuat lelucon-lelucon satir dengan menjadikan orang-orang di kerajaan sebagai topik bercandaan. Mengetahui hal tersebut, sekretaris raja pun kemudian memanggil mereka dan berencana menghukumnya.

Kedua badut tersebut lantas membuat satu permintaan kepada raja. Mereka akan mengadakan pertunjukan di kerajaan, apabila sang raja berhasil tertawa dengan lelucon mereka maka hukum dicabut. Sebaliknya, jika raja tak tidak tertawa maka mereka harus rela dihukum mati. Kira-kira bagaimana hasilnya?

Kalau kamu penasaran, wajib banget nonton film ini! Meski dibuat dengan budget minim, The King and The Clown sukses meraup hingga 12 juta penonton pada masa tayangnya di box office.

The Throne merupakan film kolosal Korea yang diadaptasi dari kisah sejarah populer tentang kehidupan Putra Mahkota Sado yang tragis pada masa Dinasti Joseon. Dikisahkan jika Sado adalah seorang anak yang cerdas. Ia memiliki bakat di bidang seni, namun sedikit kesulitan dalam hal akademik.Kondisi tersebut membuat sang ayah, Yeongjo yang juga menjabat sebagai Raja merasa kecewa sebab ia menginginkan Sado meneruskan tahtanya.

Walau tampak sulit, Raja Yeongjo bersikeras memaksa Sado untuk terus belajar dan belajar. Sado yang kerap merasa tertekan dan frustasi, lama-kelamaan menjadi pembangkang. Terlebih setelah kematian neneknya, Sado mulai mengalami gangguan mental. Di saat Raja Yeongjo sudah putus asa dengan sikap anaknya, ia memutuskan untuk menghukum Sado dengan sangat keji.

Berkat pengemasannya yang apik dan dibuat penuh emosi, film The Throne berhasil memenangkan banyak penghargaan. Beberapa diantaranya Penghargaan di Academy Award ke-88 dan Korean Association of Film Critics Award ke-35.

Nah, demikianlah tadi sederet film Korea bertema kolosal berkualitas yang sukses di jajaran box office. Kira-kira sudah ada yang pernah kamu tonton belum?