The Marias, Band Indie Baru dengan Sentuhan Musik 2000-an
Tahun 2024 kemarin memang momennya penyanyi solo perempuan. Billie Eilish, Sabrina Carpenter, Chappell Roan, Gracie Abrams, Charli XCX, dan Ariana Grande adalah beberapa yang naik daun. Band memang sedikit meredup sepanjang 2020-an, tetapi band bernama The Marias justru berhasil mencuri perhatian.
Band indie dengan vokalis perempuan ini jadi sensasi setelah lagu mereka yang berjudul “No One Noticed” dipromosikan secara tak langsung oleh Billie Eilish dalam sebuah unggahan media sosial. Kebetulan, saat itu mereka baru saja merilis album baru, Submarine (2024). Tak pelak, band ini berhasil mengumpulkan penggemar baru dalam waktu singkat.
Apa yang bikin The Marias unik dan beda dari band lain? Berikut fakta-fakta menariknya!
1. Berasal dari Amerika Serikat, The Marias menyanyi dalam bahasa Inggris dan Spanyol
The Marias ternyata adalah 4 muda-mudi asal Amerika Serikat yang aktif bermusik sejak 2016. Sejauh ini, mereka berhasil merekam dua EP, Superclean Vol I dan Superclean Vol II pada 2017 dan 2018. Disusul album debut CINEMA yang berisi 13 lagu pada 2021.
Menariknya, The Marias merilis lagu dalam dua bahasa, Spanyol dan Inggris. Ini sesuai dengan latar belakang sang vokalis utama, María Zardoya, yang berlatarbelakang Puerto Rico.
Terobosan itu sempat membuat mereka dapat tambahan eksposur dari Bad Bunny yang mengajak mereka berkolaborasi dalam lagu "Otro Atardecer" pada 2022. Lagu yang disertakan dalam album Bad Bunny yang berjudul Un Verano Sin Ti setidaknya jadi batu loncatan berharga buat band indie seperti mereka. Pada 2024, masih tergabung dalam label yang sama saat mereka melepas album debut, The Marias merilis album kedua, Submarine.
2. Memadukan banyak genre: alternative pop, jazz, psikedelik, dan soul
Selain lagu bilingual, lagu-lagu gubahan mereka punya nilai jual tinggi. Memadukan beberapa genre sekaligus, yakni alternative pop, jazz, psikedelik, dan soul, musik The Marias cocok di telinga banyak orang. Apalagi buat yang mengenal mereka lewat Billie Eilish, rasanya ada beberapa kemiripan yang bikin telinga ini langsung terpikat. Seperti Eilish, lagu-lagu mereka menguarkan efek dreamy dan menenangkan.
The Marias juga berhasil mengeksploitasi kecanduan pendengar musik masa kini terhadap musik-musik bergaya lo-fi. Yakni, musik yang proses mixing dan penambahan efeknya minimalis. Mereka diuntungkan oleh vokal Maria Zardoya yang kaya, sensual, dan moody dalam satu waktu. Untuk urusan lirik, The Marias sebenarnya masih berkutat pada eksplorasi emosi dan hubungan percintaan.
3. Hembuskan aura 2000-an yang nostalgic dan funky sekaligus
Faktor lain yang membuat The Marias gampang diingat adalah visual branding mereka yang ciamik. Konsisten mengadopsi gaya estetik musisi pop 2000-an dalam berbagai produk visualnya, The Marias pun tampil mencolok. Kostum, poster, dan video musik mereka terasa seperti nostalgia, tetapi juga funky dan stylist. Jika mereka bisa mempertahankan visual branding seperti ini dengan beberapa inovasi untuk materi-materi berikutnya, The Marias punya potensi langgeng.
Apalagi, kekompakan mereka sudah teruji. Fakta bahwa sang vokalis dan drummer pernah menjalin asmara dan memilih untuk tetap bermusik meski sudah resmi berpisah adalah bukti profesionalitas mereka. Ini bukan hal mudah untuk dilakukan, mengingat tak sedikit band yang bubar karena masalah personal beberapa anggotanya. Sebut saja The Smiths dan Oasis.
The Marias pada dasarnya berhasil mengisi kekosongan pasar yang butuh band-band pop inovatif. Mengingat tren yang berkembang beberapa tahun belakangan terlalu berkutat pada penyanyi solo dan reuni band atau grup besar, The Marias seperti sebuah angin segar. Tokoh dan warna musik mereka benar-benar baru.
