5 Trope Sering Muncul di Film Horor Indonesia, Pesugihan-Langgar Aturan

Beberapa tahun terakhir ini, perfilman Indonesia sangat ramai dengan genre horor. Hampir setiap bulan, minimal ada satu film horor baru yang tayang perdana di bioskop. Kisahnya juga beragam, mulai dari mengangkat mitos lokal, hantu ikonik, seperti pocong atau kuntilanak, hingga makhluk mistis dengan wujud yang baru.
Namun, beberapa trope dan setting lokasi kerap dipakai oleh pembuat film horor Indonesia. Kerap angkat masalah pesugihan dan melanggar pantangan, ini beberapa trope yang biasa kita lihat di film Indonesia.
1. Rumah leluhur di tengah hutan

Rasanya belum lengkap kalau film horor Indonesia tak menampilkan rumah tua. Biasanya rumah ini digambarkan sebagai peninggalan keluarga besar atau leluhur yang menyimpan rahasia kelam. Letaknya pun sering kali berada di tengah hutan yang jauh ke mana-mana.
Rumah seperti ini sering jadi pusat misteri, entah tempat terjadinya tragedi masa lalu, lokasi ritual kuno, atau tempat di mana arwah penasaran masih berkeliaran. Latar rumah tua bisa kamu temukan di film Jalan Pulang, Sebelum Iblis Menjemput, Muslihat, dan Rasuk.
2. Kutukan keluarga atau pesugihan turun-temurun

Selain latar rumah, plot soal pesugihan dan kutukan keluarga juga jadi langganan di dunia horor Indonesia. Biasanya, kisahnya dimulai dari seseorang yang tergoda kekayaan instan lalu membuat perjanjian gelap dengan makhluk gaib. Dampaknya lalu dirasakan si pelaku yang meninggal terlebih dahulu dan menurun ke generasi berikutnya.
Gak jarang, kutukan ini juga membawa sial bagi orang-orang di sekitar generasinya. Trope ini muncul dalam beberapa karya horor terkenal, seperti Perempuan Tanah Jahanam, Sewu Dino, Pengabdi Setan, dan Di Ambang Kematian.
3. Melanggar pantangan

Apa yang sama dari KKN di Desa Penari, Keramat, Alas Pati, Pamali, Waktu Maghrib, hingga Singsot? Yup, seluruh film tersebut mengangkat tema melarang pantangan hingga akhirnya membawa petaka. Selalu ada tokoh yang bandel dan malah nekat melanggar pantangan yang ada di sebuah tempat, biasanya desa keramat.
Dari situ kekacauan mulai terjadi, gangguan gaib bermunculan, dan semuanya harus diselesaikan sebelum ada korban jiwa. Menariknya, kisah tentang pantangan yang dilanggar ini sering kali baru terungkap di akhir cerita untuk memberikan plot twist tak terduga yang bikin penonton kaget.
4. Balas dendam lewat santet

Motif dendam dan santet juga jadi salah satu bagian tak terpisahkan di film horor Indonesia. Biasanya, ada tokoh yang disakiti atau dikhianati hingga akhirnya menuntut balas dendam lewat dukun.
Kadang, justru balas dendam ini jadi salah sasaran, karena penyebab utamanya pun sudah lama meninggal dunia. Film horor yang mengangkat plot ini adalah Getih Ireng, Suzzanna: Bernapas dalam Kubur, Jalan Pulang, dan Perempuan Pembawa Sial.
5. Orang meninggal yang arwahnya belum tenang

Satu lagi trope yang hampir selalu hadir, yaitu arwah penasaran. Biasanya, film ini fokus pada sosok hantu yang sudah ada dan terkenal. Misalnya, kuntilanak, pocong, atau hantu berwujud korban yang belum mendapat keadilan. Kehadiran mereka menjadi teror bagi orang-orang yang terlibat dalam kematiannya.
Film Indonesia yang mengangkat kisah serupa ini adalah Perempuan Bergaun Merah, Ivanna, dan Tumbal 97.
Jadi, kamu paling merasa familier dengan trope yang mana?


















