Vino hingga Nirina Ceritakan Beratnya Jadi Caregiver saat Orangtua Sakit

Jakarta, IDN Times - Tayang di bioskop mulai 21 Agustus 2025, film Hanya Namamu dalam Doaku mengangkat isu penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) yang dikemas dengan sentuhan drama keluarga.
Penonton akan dibuat nyesek lewat kisah Arga, seorang suami sekaligus ayah yang berjuang melawan penyakit ALS dan memutuskan untuk merahasiakan diagnosis tersebut dari keluarganya agar tidak khawatir. Namun, keputusan tersebut justru berujung konsekuensi yang serius.
Meski mengangkat tentang pejuang ALS, film ini juga mengeksplorasi sudut pandang lain dari sisi caregiver, orang yang merawat. Pernah berada di posisi caregiver, para pemain film ini, yaitu Vino G. Bastian, Nirina Zubir, hingga Dinda Kanyadewi mengenang perjuangan mereka ketika merawat orangtua yang sakit.
1. Karakter Arga bikin Dinda Kanyadewi teringat dengan mendiang ayahnya

Karakter Arga yang berusaha yang diceritakan menyembunyikan diagnosis penyakitnya dari keluarga ternyata membuat Dinda Kanyadewi terkenang dengan sang ayah yang telah meninggal karena kanker. Dengan mata yang berkaca-kaca, Dinda menceritakan dulu ayahnya juga sempat menyembunyikan diagnosis kankernya dari keluarga.
“Awal didiagnosa, dia gak ngomong ke kita, terus aku sempat marah waktu itu sampai akhirnya dia meninggal, aku masih ada rasa, kok gak ngomong,” kata Dinda Kanyadewi saat konferensi pers film Hanya Namamu dalam Doaku di Ambhara Hotel, Jakarta, Senin (28/7/2025).
Dinda kemudian menceritakan perjuangannya yang tidak mudah dalam menjadi caregiver selama 4 tahun untuk ayahnya. Dinda tak menampik bahwa saat tu, ia juga sempat merasa kebingungan hingga memutuskan mendatangi psikiater untuk mengontrol emosinya.
“Waktu setahun pertama, aku ngerasa bingung harus gimana karena aku juga harus bekerja dan ngejagain papa. Itu karena aku udah gak mampu, paginya aku nganter papa ke poli kanker, sorenya aku dateng ke poli jiwa, ke psikiater, karena memang aku sudah tidak bisa meng-handle emosi,” ujarnya.
2. Vino G. Bastian ceritakan soal ibunya yang berusaha sembunyikan diagnosis penyakit

Sebagai pemeran Arga, Vino G. Bastian sendiri ternyata juga pernah mengalami hal yang sama. Ia menceritakan bahwa dulu, mendiang ibunya juga pernah berusaha untuk menyembunyikan penyakit yang dideritanya.
“Saya baru tahu ketika ibu saya meninggal, semua hasil lab itu dirobek-robek sama dia. Dia gak mau kasih lihat. Bahkan ketika diajak ke rumah sakit yang bagus pun dia gak mau, karena itu akan keluar duit, dia maunya BPJS. Sampai akhirnya saya paksa, saya cari dokter yang paling bagus dan ketika sampai di dokter, saya gak boleh masuk, saya harus tunggu di luar karena dia gak mau anaknya dengar vonis dokter,” Vino mengenang momen saat merawat ibunya.
Vino tak menampik kejadian tersebut meninggalkan penyesalan yang mendalam baginya. Oleh karena itu, melalui karakternya sebagai Arga, ia berharap orang-orang menjadi paham tentang pentingnya caregiver sebagai support system.
“Jadi tuh ini toksik banget sebetulnya, kan? Tapi bukan itu tujuan dia yang sebenarnya. Nah, hal inilah yang mau kita coba angkat lewat karakter Arga. Jadi buat teman-teman yang mungkin pernah mengalami, menurut gue mungkin gak akan simpatik dengan karakternya, tapi kita harus menceritakan itu.”
3. Kenang momen saat jadi caregiver, Nirina Zubir pertanyakan apakah usahanya sudah maksimal

Nirina Zubir juga mengenang momen saat dirinya menjadi caregiver untuk mendiang ayahnya. Nirina menyebut, setelah membintangi film ini, ia jadi memiliki prespektif baru dan mulai mempertanyakan apakah usahanya saat itu sudah maksimal atau belum.
“Dengan adanya film ini malah jadi bener-bener kayak merasa, ‘Apa yang aku kerjain dulu udah yang terbaik belum, ya’? Terus pernah di titik emosional sekali karena bapakku sudah berubah sifatnya segala macam dan waktu itu, kita anak-anak lagi aktif bekerja. Adalah momen-momen kita bersitegang,” ucapnya.
Sambil menghela napas, Nirina pun kemudian mengungkap sedikit penyesalannya, “Terus nonton ini kayak, ‘Ah, aku berharap waktu itu kita bisa lebih sabar.’”
Oleh karena itu, Nirina Zubir berharap, film Hanya Namamu dalam Doaku ini tidak hanya hadir sebagai tontonan yang menyentuh, tetapi juga menjadi pengingat bagi penonton ketika dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang serupa.