Yandy Laurens Cerita di Balik Profesi Penulis Naskah

Surabaya, IDN Times - Yandy Laurens kembali menuai kesuksesan usai mengadaptasi salah satu sinetron terkenal karya Arswendo Atmowiloto menjadi film1 Kakak 7 Ponakan (2025). Tidak hanya menyutradarai, Yandy juga menulis naskah dari film yang dibintangi Chicco Kurniawan ini.
Kepada IDN Times, Yandy buka-bukaan soal alasan terbiasa menulis naskah film yang ia sutradarai. Selain itu, pemilik akun @yndlaurens ini juga berbagi soal tantangan dan cara kerja penulis naskah.
Simak wawancara khusus IDN Times soal profesi penulis naskah bersama Yandy Laurens dalam program #COD alias Cerita Orang Dalam, yuk. Baca sampai akhir karena ada tips spesial buat kamu yang berminat meniti karier sebagai penulis naskah, lho!
1. Alasan Yandy Laurens terbiasa menulis naskah film yang ia sutradarai

Seorang sutradara yang juga menulis naskah cenderung bisa mendapatkan kebebasan dalam bercerita. Menurut Yandy ini bukan sebuah kelebihan, melainkan apa yang akan didapat jika sutradara menulis naskah sendiri.
"Lebih bisa punya kebebasan menentukan cerita mana yang disutradarai," jelas Yandy Laurens lewat wawancara by Zoom pada 28 Januari 2025.
Selain itu, sutradara cenderung bisa mengangkat cerita berdasarkan observasi personal. Tak jarang sutradara yang menulis naskahnya sendiri memiliki identitas lebih kuat di mata penonton.
"Yang paling sering kelihatan, kemungkinan besar ceritanya berangkat dari observasi personal gitu. Sehingga ceritanya datang dan terasa dekat dengan kehidupan sutradara," lanjutnya.
2. Cara mengadaptasi sebuah karya adalah dengan mencari tahu jantung ceritanya

Sutradara yang kerap menyajikan kisah bergenre keluarga ini sukses menyutradarai dua film adaptasi, yaitu Keluarga Cemara (2019) dan 1 Kakak 7 Ponakan (2025). Ternyata ia punya cara khusus untuk mengadaptasi karya, lho!
"Buat Keluarga Cemara, saya percaya bahwa adaptasi itu, apapun alih mediumnya, alih wahananya, yang harus ditangkap oleh si pengadaptasi yang melakukan adaptasi adalah jantung ceritanya atau alasan utama kenapa kreator aslinya mau menceritakan hal ini," tutur sutradara yang pernah berkuliah di Institut Kesenian Jakarta ini.
Alih-alih memahami struktur cerita hingga karakter terlebih dulu, Yandy cenderung berusaha menangkap isi hati pencipta asli karya tersebut. Metode ini juga ia gunakan saat mengadaptasi film 1 Kakak 7 Ponakan (2025).
"Jadi yang ditangkap isi hatinya Mas Wendo dulu. Bukan struktur, bukan karakternya, nanti dulu. Isi hatinya Mas Wendo sebenarnya mau ngomong apa, ya?" tambahnya.
3. Penulis naskah umumnya hanya bekerja sampai tahap development saja

Setelah memahami isi hati kreator asli, sutradara kelahiran 1989 ini mulai menentukan premis, logline, basic story, sinopsis pendek, sinopsis panjang, treatment, hingga naskah draft 1 dan 2. Karena Yandy menulis naskah sendiri, maka itu ia masih bisa terus mengembangkan cerita di tahap reading hingga produksi.
"Ya mungkin karena nulis sendiri, jadi anytime bisa rubah skripnya, entah karena menemukan pengertian-pengertian yang lebih tepat atau ada kendala-kendala produksi gitu. Bisa di-adjust, dicari solusinya," kata Yandy.
Namun, tidak semua penulis naskah bekerja sampai tahap produksi, lho. Yandy bisa tetap menulis sampai tahap produksi karena ia menyutradarai film itu sendiri.
"Jadi kalau tanya penulis naskah menulis sampai mana, tergantung kesepakatan. Kebanyakan kalau penulis naskah tunggal yang tidak men-direct, biasanya sampai tahap development atau kesepakatannya bisa ikut pra produksi," jawab lulusan program studi Film dan Televisi ini.
Tugas penulis naskah sudah benar-benar selesai di tahap pasca produksi. Namun, ide cerita masih bisa terus dikembangkan oleh sutradara, editor, dan produser sampai film tayang.
4. Tantangan sebagai penulis naskah adalah berusaha mengerti manusia dan jujur saat memilih cerita

Tantangan pertama yang Yandy alami sebagai penulis naskah adalah harus tetap mengerti manusia. Karena seorang penulis naskah dituntut untuk membuat adegan dan dialog yang dramatik.
"Kadang-kadang untuk achieve tuntutan dramatik itu, kita jadi membuat adegan, dialog yang sampai mengabaikan untuk mengerti manusia di dalamnya," ungkap Yandy.
Selain itu, pemilik nama lengkap Alexander Yandy Laurens ini juga berusaha untuk tetap jujur dalam menulis. Menurunkan ego ingin dikenal sebagai penulis yang keren adalah tantangan selanjutnya yang ia hadapi.
"Ngertiin manusia di dalamnya dan selalu bisa dengan jujur memilih ceritanya, daripada diri sendiri gitu sebagai story teller," ulang Yandy.
5. Tips untuk calon penulis naskah adalah mulai saja dulu supaya bisa trial dan error

Yandy Laurens berbagi tips untuk teman-teman yang ingin menjadi penulis naskah. Banyak penulis naskah yang enggan memulai karena takut salah.
"Harus mulai saja dulu. Kebanyakan yang saya jumpai, penulis yang baru mau mencoba menulis, hambatan terbesarnya adalah gak mulai-mulai, takut salah, takut malu," ujarnya.
Selain itu, mengampu pendidikan formal dan informal tetap perlu bagi calon penulis naskah. Memperbanyak edukasi juga akan meningkatkan kemampuan para penulis dan membantu mereka mengevaluasi perkembangan.
"Mulai pertumbuhan diperoleh dari trial and error, tapi juga diiringi dengan masuknya edukasi, baik formal maupun gak formal. Pertumbuhan diperoleh dari banyak menulis, banyak buat salah, tapi juga dengan edukasi yang tepat sehingga evaluasinya akurat gitu," demikian kata peraih penghargaan Penulis Skenario Asli Terbaik di Festival Film Indonesia 2024 ini.
Yandy Laurens menyarankan calon penulis naskah untuk mulai saja dulu dan jangan takut salah, serta terus belajar. Setelah mendengar cerita Yandy Laurens, apakah kamu tertarik untuk menjadi penulis naskah?