Yura Yunita Gagah di Atas Naga saat Latihan Pagelaran Sabang Merauke

- Yura Yunita naik properti naga raksasa
- Walau tak terlihat, Yura Yunita merasa grogi naik properti naga
- Properti Pagelaran Sabang Merauke gak main-main
Yogyakarta, IDN Times - Yura Yunita mengejutkan penonton dalam preview final rehearsal Pagelaran Sabang Merauke yang digelar pada Rabu (13/8/2025) di Wana Graha Bakti Yasa Yogyakarta. Aroma dupa yang dibakar para penari latar menguar di udara, menambah kesan magis ketika sang solois melangkah ke panggung dalam balutan gaun hijau berkilau. Material bersisik gaunnya memantulkan cahaya, menciptakan efek seperti sisik naga saat tersorot lampu.
Rambutnya dihiasi mahkota kerucut berwarna emas, mencolok, tapi tetap selaras dengan keseluruhan penampilannya. Yura muncul perlahan, menyusuri panggung untuk membawakan lagu “Mahadewi” yang akan ia nyanyikan bersama PADI Reborn. Sosoknya pun menjelma seperti mahadewi yang dilantunkan dalam lirik.
Karena ini masih sesi latihan terakhir, panggung belum sepenuhnya tertutup. Dari tempat duduk, saya bisa melihat langsung aktivitas di balik layar, termasuk saat Yura dengan hati-hati naik ke atas properti naga raksasa, dibantu oleh tim produksi. Seperti apa penampilannya?
1. Yura Yunita naik properti naga raksasa

Di tengah hebohnya panggung yang dipenuhi para penari, Yura Yunita melangkah keluar menuju sisi kanan panggung berbentuk U tersebut. Selendang hijau panjangnya menjuntai hingga menyentuh lantai, dan dengan bantuan tim produksi, ia naik ke atas properti naga raksasa. Tingginya bukan main, bahkan hiasan di kepalanya setara dengan lampu gantung Wana Graha Bakti Yasa.
Yura perlahan kembali muncul di puncak lagu “Mahadewi,” kali ini berdiri gagah di atas naga raksasa yang menjadi salah satu elemen paling mencolok dalam pertunjukan. Demi keamanan, satu tangannya tetap menggenggam erat tiang penyangga yang telah disiapkan, sementara tangan lainnya memegang mikrofon, melantunkan bagian klimaks lagu dengan penuh keyakinan. Tak tampak sedikit pun keraguan di wajahnya.
Sayangnya, grup band PADI Reborn yang akan jadi duetnya nanti tak bisa hadir dalam latihan terakhir ini. Sebagai gantinya, sejumlah peran pengganti ditempatkan di posisi masing-masing personel, lengkap dengan tag besar seukuran HVS bertuliskan nama mereka. Sebuah sentuhan jenaka yang membuat beberapa rekan media tertawa, sekaligus pengingat bahwa ini masih tahap latihan, meski atmosfernya sudah sangat hidup seperti hari pentas.
2. Walau tak terlihat, Yura Yunita merasa grogi naik properti naga

Usai tampil, para pemain diwawancarai oleh awak media yang hadir. Masih mengenakan kostum 'mahadewi', Yura Yunita mengungkapkan bahwa ia sebenarnya merasa takut. Hal ini kemudian menjadi tantangan tersendiri baginya saat harus berdiri di atas naga raksasa.
"Kalau aku, tantangannya karena akan diterbangkan di udara dengan ketinggian yang luar biasa tinggi. Dengan menaiki sesosok naga yang sangat besar dan sangat tinggi lebih dari 3 meter, itu geter, sih sebenernya," cerita Yura dengan wajah yang antusias.
Ia lalu menambahkan dengan tangannya yang mengepal di depan dada, "Tapi apa pun akan kita lakukan untuk pertunjukan terbaik untuk Indonesia."
3. Properti Pagelaran Sabang Merauke gak main-main

Detail properti naga yang dibuat tim produksi tak main-main, apalagi bagian sisik dan sayapnya. Gak ketinggalan, kepala naga tersebut juga bisa melenggak-lenggok ke kanan-kiri, menambah kesan bahwa ia benar-benar hidup. Belum lagi buntutnya yang juga ikut bergerak meliuk-liuk.
Namun, bukan cuma properti naga yang menghiasi panggung. Tim produksi membuat pertunjukan ini terasa grande dengan kehadiran beberapa properti raksasa lainnya.
Dalam salah satu segmen yang mewakili daerah Sumatera, muncul seekor gajah buatan berukuran asli, dibawakan oleh empat penari yang mengendalikannya dengan luwes. Saya tidak tahu apakah bentuk penampilan gajah ini sudah final atau justru masih akan mengalami penyempurnaan menjelang hari pementasan.
Kalau ingin menyaksikan sendiri betapa megahnya Pagelaran Sabang Merauke, kamu bisa menontonnya pada 23-24 Agustus di Indonesia Arena, Jakarta. Sebanyak 31 lagu dan lebih dari 71 koreografer dari hampir seluruh penjuru Nusantara akan ditampilkan untuk mewakili kekayaan budaya Indonesia.