4 Kondisi Inilah yang Memudahkan Seseorang untuk Memberikan Sugesti

Pernah mendengar soal sugesti? Apakah kalian pernah mendengar sebuah kejahatan terjadi akibat korban berhasil tersugesti oleh pelakunya? Apakah kalian penasaran, bagaimana bisa korban terkena sugesti dari pelaku? Jika iya, artikel ini cocok banget buat kamu yang penasaran banget tentang mengapa seseorang mudah tersugesti. Di dalam ilmu psikologi, sugesti adalah suatu proses dimana seornag individu menerima suatu pernyataan dari orang lain, tanpa adanya kritik terlebih dahulu. Lantas, kondisi seperti apa yang memudahkan seseorang terkena suatu sugesti?
Seseorang akan mudah tersugesti jika...
1. Memiliki hambatan untuk berpikir.

Seseorang yang memiliki daya kritis yang rendah, malas berpikir, dan kondisi badan yang kelelahan akan menjadi penghambat kita dalam berpikir jernih. Ketika seseorang tidak memiliki daya kritis yang cukup, maka ia akan semakin mudah di sugesti oleh orang lain. Mereka akan lebih mudah terkena sugesti dari orang lain. Kemudian, sugesti juga akan lebih mudah masuk ketika kalian berada pada kondisi yang lelah dan lemah.
Dalam kondisi tubuh seperti ini, seseorang akan malas mengeluarkan tenaga lagi untuk berpikir sesuatu yang berat juga ribet. Dan yang paling membahayakan adalah, ketika sugesti tersebut sudah menyentuh sisi emosional kalian. Emosi dapat mempengaruhi bagaimana kalian berpikir. Contoh yang paling sering terjadi adalah, meminta uang dengan mensugesti bahwa salah satu anggota keluarga ada yang kecelakaan, sehingga diharuskan untuk mentransfer sejumlah uang untuk pengobatan.
Dalam kondisi seperti ini, kalian mana sempat berpikir jernih? Ini menyangkut salah satu anggota keluarga tersayang dimana kalian akan sangat khawatir jika sesuatu terjadi padanya. Dan akhirnya kalian mengiyakan untuk mentransfer uang tersebut dengan harapan agar segera ditolong sebelum terlambat. Padahal uang kalian entah dibawa kemana.
2. Keadaan pikiran terpecah belah.

Seseorang akan mudah disugesti jika pikirannya sedang kacau balau, atau terpecah belah. Ketika kalian berada pada situasi seperti ini, kalian akan susah berpikir jernih. Seakan terdapat benang kusut yang berada di kepala kalian. Masalah satu belum selesai, muncul masalah lainnya. Di tengah kebingungan dan konsentrasi yang terpecah belah inilah, sugesti lebih mudah untuk masuk.
Mengapa? karena seseorang cenderung ingin sesegera mungkin keluar dari situasi membingungkan seperti ini. Maka, ia akan langsung mengiyakan atau mempercayai sesuatu yang dikemukakan orang lain tanpa memikirkan lebih lanjut. Hal itu dikarenakan dianggap sebagai pegangan atau jalan keluar dari kegundahan tersebut.
Sama seperti ketika kita sedang melamun, kemudian dikageti oleh seseorang. Pada kondisi seperti itu, otak kita berada dalam dua kondisi yang membingungkan, yaitu antara sadar dan tidak sadar. Dan tanpa kalian sadari, sugesti tersebut akan mudah untuk masuk ke dalam pikiran kalian.
3. Ada mayoritas dan minoritas.

Ketika memutuskan untuk menentukan destinasi wisata bersama sekelompok teman, maka pilihan mayoritas lah yang akan dipilih. Mengapa? karena dengan suara mayoritas, mengartikan bahwa destinasi yang dipilih tersebut memiliki suara terbanyak dibandingkan destinasi lainnya. Sehingga, orang-orang yang minoritas mengikuti pilihan dari suara mayoritas. Mengapa mereka memilih mengikutinya? karena mereka beranggapan bahwa ketika mereka menolak, maka mereka akan terasingkan atau tersingkirkan.
Ada pula kejadian, di mana sekelompok mayoritas akan memilih untuk mengikuti keputusan minnoritas. Mengapa bisa begitu? Hal ini dikarenakan seseorang atau sekelompok yang menjadi minoritas memiliki power atau otoritas dibandingkan kelompok mayoritas.
Contohnya adalah ketika mayoritas orang percaya bahwa...., sedangkan minoritas bahkan satu orang yang berprofesi sebagai dokter mengatakan bahwa.... .Mereka mungkin saja dapat mengikuti suara minoritas walaupun hal tersebut bisa jadi salah. Mengapa? karena dia dokter. Dan kita orang biasa, yang ilmunya tidak secanggih dokter.
4. Sugesti tersebut meyakinkan keyakinan kita sebelumnya.

Sugesti juga akan lebih mudah untuk masuk apabila pendapat yang sebelumnya telah kalian miliki, seakan terkonfirmasi oleh pendapat orang lain. Contohnya adalah kalian memiliki pendapat, bahwa sabun A kelihatannya sangat ampuh membasmi noda di pakaian kalian. Namun, kalian masih dilanda keraguan mengenai kualitas dari sabun A ini.
Suatu ketika, tetangga anda mengatakan kepada anda untuk membeli sabun cuci merk A saja karena memang ampuh untuk menghilangkan kotoran pada pakaian. Pendapat kalian pada akhirnya terkonfirmasi. Sehingga kalian semakin yakin bahwa sabun A memang yang terbaik dibandingkan merk lainnya.
Sebenarnya sah-sah saja apabila sugesti tersebut dilakukan untuk sesuatu yang positif bagi diri kita dan orang lain. namun ketika sugesti sudah disalahgunakan, maka hal tersebut dapat membahayakan.