5 Momen Ramadan Semasa Sekolah yang Selalu Dirindukan

Selama bulan puasa, beberapa sekolah masih aktif melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan jadwal pelajaran dan mungkin kegiatan yang sama seperti biasanya. Hanya saja satu yang cukup membedakan yaitu waktu belajar yang sedikit lebih singkat dari biasanya.

Jika biasanya anak sekolah bisa menghabiskan waktu sampai delapan jam di sekolah, maka saat bulan puasa waktu tersebut bisa berkurang menjadi enam atau lima jam saja. Bukan tanpa alasan, hal ini diberlakukan dengan mempertimbangkan kondisi fisik dan juga kemampuan siswa dalam berkonsentrasi. Sebab bukan hal aneh saat perut lapar dan haus, maka tingkat konsentrasi akan semakin menurun dan fokus belajar pun semakin berkurang.

Jika di bulan Ramadan kita masih melakukan aktivitas seperti biasa di sekolah. Maka akan ada kegiatan dan tugas tambahan selama bulan Ramadan. Seperti adanya kegiatan Pondok Ramadan. Satu hari bagi masing-masing kelas untuk mengikuti kegiatan yang memperdalam ilmu keagamaan. Dari sholat berjamaah, ngaji bersama, sampai buka bersama di sekolah. Selama mengikuti kegiatan ini kita akan terbebas dari pelajaran di kelas. Dan fokus mengikuti kegiatan di ruangan lain. Lebih santai pastinya karena tidak pula mengenakan seragam sekolah.

Jika kamu adalah anak sekolah sejak awal tahun 2000an, maka kamu tidak asing dengan buku Ramadan. Buku saku yang membantu kita mencatat semua ibadah seperti waktu sholat, isi ceramah tarawih, khutbah sholat Jumat, sampai akhirnya khutbah sholat Idul Fitri. Nantinya buku ini akan dikumpulkan saat masuk sekolah dan menjadi nilai tambahan bagi pelajaran Agama. Masih inget gak?

Jika saat ini kita banyak menggunakan waktu ngabuburit dengan nongkrong di cafe atau setidaknya berburu jajanan di pasar Ramadan. Maka saat kita kecil dulu menunggu waktu berbuka kita pasti memanfaatkannya dengan bermain bersama teman-teman.

Terlebih setelah pulang dari mengaji di sebuah TPQ. Selepasnya kita akan berganti pakaian main dan menuju tanah lapang untuk bermain bersama teman-teman. Dari bermain sepak bola, bermain gundu dan masih banyak lagi. Sampai bedug Maghrib tiba, maka semua akan pulang ke rumah masing-masing dan berbuka. Mereka akan berkumpul kembali saat akan menunaikan sholat Tarawih di masjid.

Belajar berpuasa sudah diajarkan kepada setiap anak sejak mereka kecil. Tak memaksa, tapu setidaknya memberikan penjelasan pengertian. Jika memang ingin mencoba, maka dipersilakan tanpa adanya tuntutan ini dan itu. Saat sekolah dulu iman kita bisa jadi belum sekuat sekarang. Kita masih fokus pada menahan lapar dan dahaga. Sehingga menahannya sejak pagi hingga petang adalah ujian yang cukup berat.

Apalagi saat ada salah satu teman kita yang tidak berpuasa. Melihatnya dengan lahap makan dan minum di depan kita, sungguh membuat kita mudah tergoda. Apalagi saat aktivitas kita sungguh banyak, menahan diri untuk tidak tergoda sungguh luar biasa sulitnya. Namun dari sanalah kita belajar untuk jujur kepada diri kita sendiri. Meski kita bisa sembunyi-sembunyi untuk minum atau makan agar tidak diketahui orangtua. Tapi ada Tuhan yang mengawasi kita melalui malaikatnya. Itu sebabnya berpuasa mengajarkan kita pula untuk bersikap jujur terhadap banyak hal.

Nah yang paling ditunggu-tunggu adalah masa libur puasa yang bisa jauh lebih panjang dari biasanya. Bagi kita yang sudah dewasa dan sudah bekerja tentu tidak akan mengenal apa itu libur awal puasa. Sebab semua berjalan seperti biasanya. Tidak ada yang berbeda. Namun lain halnya dengan anak sekolah yang memiliki keistimewaan selama bulan Ramadan.

Mereka bisa menikmati libur awal puasa dan libur hari raya lebih panjang dari orang lain. Selain memikirkan faktor kemampuan anak dalam menangkap pelajaran secara maksimal. Keputusan libur ini terkadang juga dibarengi dengan libur semester bagi anak sekolah. Jadi bisa dipastikan, mereka yang masih bersekolah di bangku sekolah formal punya waktu libur yang lebih panjang selama puasa nanti.