Mengenal St. Louis, Kapal Penyelamat Pengungsi dari Kejamnya Nazi

Menyeberangi benua demi para pencari suaka

Pada tanggal 9-10 November 1938, terjadi peristiwa Kristallnacht, atau The Night of The Broken Glass, dimana pemerintahan Jerman yang berkuasa ketika itu melakukan penyerangan besar-besaran terhadap kaum Yahudi di Jerman dan sebagian Austria. Peristiwa tersebut merupakan cikal-bakal peristiwa Holocoust yang menewaskan sekitar 6 juta orang Yahudi.

Sebagian besar kaum yahudi kemudian melarikan diri dari negara mereka untuk menghindari serangan Nazi. Sebagian melarikan diri lewat darat menggunakan kereta, sebagian lain lewat laut menggunakan kapal, salah satunya, St. Louis. Yuk kita baca beberapa fakta tentang St. Louis!

1. Jadwal dan rute keberangkatan

Mengenal St. Louis, Kapal Penyelamat Pengungsi dari Kejamnya Nazithestar.com

Pada tanggal 13 Mei 1939, kapal St. Louis berlayar dari Hamburg, Jerman, menuju Havana, Kuba, dengan mengangkut 937 penumpang, yang sebagian besar merupakan kaum Yahudi yang ingin melarikan diri dari kejamnya Nazi. Mayoritas penumpang Yahudi sudah mendaftarkan diri untuk visa Amerika, dan berencana untuk tinggal di Kuba sementara waktu hingga aplikasi visa mereka diterima oleh pihak Amerika.

2. Fasilitas bagi penumpang, bisa membuat para pengungsi sejenak melupakan Nazi

Mengenal St. Louis, Kapal Penyelamat Pengungsi dari Kejamnya Naziencyclopedia.ushmm.org

Meskipun perjalanan ini merupakan perjalanan melarikan diri, namun kenyataannya, para pengungsi diperlakukan sebagaimana penumpang pada umumnya yang berhak mendapatkan fasilitas seperti kamar kabin lengkap dengan furnitur, hidangan lezat tiga kali sehari, terdapat ruang konser dan bioskop, kolam renang yang bisa dinikmati untuk semua, bahkan, acara keagamaan yang digelar seminggu sekali di ruang makan, meskipun terdapat lukisan Adolf Hitler berukuran besar disana.

3. Dipimpin oleh seorang kapten yang murah hati

Mengenal St. Louis, Kapal Penyelamat Pengungsi dari Kejamnya Naziencyclopedia.ushmm.org

Kapal St. Louis dipimpin oleh seorang kapten bernama Gustav Schröder. Schröder memerintahkan semua penumpang harus diperlakukan sama, sebagaimana mestinya, tanpa melihat latar belakangnya. Beliau juga yang mengijinkan penumpang Yahudi memiliki acara keagamaan di atas kapal, meskipun hal tersebut dianggap tidak patut dilakukan oleh permerintah Jerman ketika itu. Schröder sendiri ikut turun tangan dalam negosiasi pendaratan bagi pengungsi.

Baca Juga: 8 Film Tentang Sejarah Pilu Kekejaman Nazi yang Wajib Kamu Pelajari

4. Bertahan selama 6 hari di Pelabuhan Havana, sebelum akhirnya ditolak

Mengenal St. Louis, Kapal Penyelamat Pengungsi dari Kejamnya Naziencyclopedia.ushmm.org

Kapal St. Louis tiba di pelabuhan Havana, Kuba, pada tanggal 27 Mei 1939. Namun ketika itu, pemerintah Kuba hanya mengijinkan 28 orang penumpang saja yang turun. 22 orang merupakan orang Yahudi yang sudah memiliki visa Amerika, sisanya merupakan warga negara selain Jerman. Isu politik mewarnai penolakan pengungsi di Kuba. Setelah penumpang menunggu negosiasi yang alot selama 6 hari tanpa turun dari kapal, pada tanggal 2 Juni 1939, St. Louis diharuskan angkat kaki dari perairan Kuba

5. Berlayar kembali ke Eropa setelah ditolak oleh Amerika

Mengenal St. Louis, Kapal Penyelamat Pengungsi dari Kejamnya Naziencyclopedia.ushmm.org

Karena posisi Havana dekat sekali dengan Florida, Kapten Schröder mencoba berlayar kesana untuk mencari suaka langsung dari pemerintah Amerika. Namun kondisi Amerika yang sedang mengalami depresi ketika itu, membuat mereka sangat membatasi jumlah pengungsi yang masuk ke negara mereka setiap tahunnya. Jangankan menurunkan jangkar, Kapal St. Louis bahkan sudah ditolak sebelum masuk ke perairan Amerika. Akhirnya pada tanggal 6 Juni 1939, St. Louis berlayar kembali ke Eropa.

6. Berhasil menurunkan penumpang di Antwerp, Belgia

Mengenal St. Louis, Kapal Penyelamat Pengungsi dari Kejamnya Naziencyclopedia.ushmm.org

Meskipun St. Louis berlayar ke Eropa, Kapten Schröder sama sekali tidak berniat mengembalikan pengungsi ke Jerman. Bersama dengan organisasi Yahudi lain, beliau melakukan negosiasi terhadap empat negara Eropa agar mau memberikan suaka bagi para pengungsi. St. Louis akhirnya mendarat di Pelabuhan Antwerp, Belgia, pada tanggal 17 Juni 1939, dah berhasil menurunkan 907 penumpangnya secara keseluruhan.

Empat negara yang mau menerima penumpang St. Louis adalah Inggris (288 orang), Belanda (181 orang), Belgia (214 orang), dan Perancis (224 orang). Namun pada akhirnya, ketika perang dunia kedua meletus, dan Jerman menguasai Perancis, Belgia, dan Belanda, hampir setengah dari para penumpang St. Louis yang tinggal disana, tewas dalam peristiwa Holocaust. Yang masih bertahan utuh hanya mereka yang tinggal di Inggris.

Hingga saat ini, terdapat beberapa pagelaran, film, maupun buku, yang mengangkat kisah para pengungsi kapal St. Louis. Kisah yang penuh drama, menegangkan, dan tiada akhir. Kisah tersebut tertuang dalam judul "Voyage of the Damned", perjalanan orang-orang terkutuk.

Baca Juga: 5 Orang Terkenal yang Dapat Keuntungan dari Kekuasaan Nazi

Anisa Anggi Dinda Photo Verified Writer Anisa Anggi Dinda

Kinda find a good way to share some experience here. Enjoy!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya