Perbincangan mengenai AADC2 di sosial media saat ini kian ramai. Nah, siapa yang menyangka kalau tokoh Rangga yang diperankan oleh aktor Nicholas Saputra ini memiliki karakter yang sama dengan pelatih asal Portugal, Jose Mourinho.
Sadar gak kalau keduanya cenderung dingin dan suka to do point. Sikap dingin mereka hampir sama. Seperti apakah kesamaan karakter antara Mourinho dan Rangga? Dilansir Kompas.com, (29/4), berikut adalah hal-hal yang membuat Rangga mirip dengan Mourinho.
Kesamaan yang pertama adalah keduanya sama-sama romantis. Tapi ada yang berbeda dengan cara mereka berdua menunjukkan rasa cinta kepada pasangan.
Jika Rangga memakai puisi sebagai media untuk mengungkapkan sisi romantisnya, Mourinho menunjukan sisi romantis kepada sang istri dengan membuat tato. Meski awalnya tidak mau karena sakit, namun dia tetap membuat tato dengan nama istri dan anak di pergelangan tangannya.
Karena sikapnya yang tertutup dengan pergaulan dunia luar, Rangga tidak punya banyak teman. Satu-satunya sahabat Rangga hanyalah Pak Wardiman, si penjaga sekolah.
Begitu juga dengan Mourinho. Pelatih yang satu ini ternyata tidak punya banyak sahabat. Hal inilah yang membuatnya saat berada di sebuah momen-momen besar, dia merasa seperti tidak terjadi apa-apa. Tapi saat dia dalam momen buruk, dia harus membayar segalanya dengan menerima cacian dari banyak orang.
Rangga adalah punya karakter asosial alias anti-sosial. Dibandingkan bergaul dengan teman-temannya, dia lebih memilih menyendiri di gudang sekolah sambil membaca buku.
Mourinho pun juga melakukan hal yang sama. Dia memilih untuk menjauhi kehidupan gemerlap. Dia juga tidak begitu tertarik dengan kehidupan sosial. Pasalnya dia sendiri bukan tipikal orang yang suka hidup di lingkungan besar dan bergaul dengan sesama.
Jika kamu menonton AADC, pasti banyak adegan Rangga berkata ketus kepada Cinta. Sampe karena ucapan ketus dari Rangga, dia pun sukses membuat si Cinta ngambek.
Mourinho juga melakukan hal yang sama. Dia kerap melontarkan jawaban ketus kala berhadapan dengan wartawan. Contohnya saat Inter Milan dihabisi 0-1 oleh Sampdoria pada 26 September 2009, Mou langsung berucap:
"Saya pelatihnya. Saya yang memutuskan segala hal dan saya tidak perlu menjelaskan itu kepada orang lain."
Tuh kan, Mourinho dan Rangga itu 11-12, 'kan?