Uji Nyali, 20 Manga Horor Karya Junji Ito Ini Bikin Merinding

Mendekati Halloween, serba-serbi yang ada sepertinya banyak sekali yang menunjukkan kesan spooky. Jika kamu sedang dalam Halloween Mood, kamu bisa uji seberapa besar tingkat keberanianmu dengan membaca beberapa komik atau manga karya Junji Ito.
Junji Ito dianggap sebagai mastermind dalam manga bergenre horor. Kalau kamu familiar dengan cerita “Tomie” dan “Uzumaki”, dua cerita tersebut merupakan buah dari hasil pikiran Junji Ito. Karya-karyanya punya cakupan cukup luas mulai dari horror supranatural, horror thriller hingga horror psikologi.
Di bawah ini ada 20 manga karya Junji Ito yang harus banget kamu baca. Siap untuk menguji nyalimu? Berikut daftarnya.
1. Black Paradox.

Bercerita mengenai 4 pemuda dan pemudi yang berencana untuk bunuh diri bersama-sama dengan cara yang mengerikan. Tetapi ketika mereka tiba-tiba dihadapkan kepada sebuah peristiwa tak terduga, sifat asli keempat individu ini terkuak. Black Paradox harus banget kamu baca karena punya psychological twist yang oke banget.
2. Human Chair.

Human Chair atau Ningen Isu bercerita mengenai seorang penulis wanita bernama Yoshiko, yang membeli sebuah kursi sofa tanpa mengetahui bahwa benda tersebut punya sejarah masa lalu yang mengerikan. Human Chair menyajikan cerita yang tidak hanya menyeramkan tetapi juga ide-ide yang unpredictable dan jarang ada pada manga horor kebanyakan.
3. Yami no Koe.

Yami no Koe punya 7 cerita berbeda namun tetap akan membuatmu bergetar ketakutan. Seperti contohnya cerita pertama berjudul “Blood Sucking Darkness” bercerita mengenai sesuatu yang menyerupai manusia kelelawar dan menghantui serta mengisap darahmu. Paling menakutkan dari seri ini adalah tidak hanya judulnya yang sudah membuat nyali ciut, tetapi juga artwork dan jalan cerita luar biasa seram!
4. Children of the Earth.

Bercerita mengenai penemuan sekumpulan anak-anak di tengah permukaan lumpur yang terletak di sebuah hutan. Children of the Earth merupakan satu manga pendek Junji Ito. Meski begitu kamu tidak akan menyangka ketika mulai membacanya. Oh ya, jika membaca cerita ini jangan harapkan akhir yang happy ending, ya.
5. Flesh-Colored Horror.

Flesh-Colored Horror juga merupakan oneshot manga Junji Ito yang lain. Ceritanya berfokus kepada seorang bocah penderita ASPD (Anti-social personality disorder) yang punya kebiasaan mencederai atau membuat luka kecil di tubuh temannya tiap kali ia merasa terprovokasi.
Belum lagi anak ini punya penampilan yang menunjukkan kesan ghoulish. Aduh, kalau kamu takut dengan darah, jangan baca manga satu ini ya.
6. Demon's Voice.

Demon’s Voice atau Masei mengambil adaptasi dari mitologi Siren yang mengganggu pelaut dan menuntun mereka kepada kapal karam serta kematian. Cerita Demon’s Voice dibuka dengan adegan dua nelayan yang tengah menaikkan jala ikan. Namun apa yang terdapat di dalam jala tersebut menandakan sebuah mimpi buruk bagi mereka.
7. Dissection Girl.

Dissection Girl tidak disarankan bagi kamu yang gampang mual. Cerita ini mengisahkan tentang Ruriko, seorang gadis yang terobsesi dengan pembedahan. Premisnya saja sudah menyeramkan, bukan? Oh ya, perlu diingatkan kalau manga ini punya banyak adegan yang cukup graphic. Kamu tidak akan kuat melihatnya lama-lama.
8. The Hanging Balloons.

Cerita ini punya alur serta plot yang cukup disturbing. The Hanging Balloons mengisahkan tentang peristiwa bunuh diri dan bagaimana hal tersebut bisa mempengaruhi banyak orang dalam skala besar. Jika kamu mengira cerita ini hanya menyediakan plot bunuh diri biasa, kamu salah besar. The Hanging Balloons punya banyak anekdot, serta plot twist yang dibungkus dengan unsur psikologi yang kental.
9. Glyceride.

Glyceride merupakan karya klasik Ito bertema body-horror dan bagi kamu yang gampang jijik, disarankan untuk tidak membaca Glyceride. Manga ini mengisahkan tentang kakak beradik Yui dan Goro yang tinggal di apartemen ayah mereka. Karena sirkulasi udara yang buruk, apartemen tersebut akhirnya dipenuhi oleh debu.
Efeknya, Goro, kakak Yui terserang semacam penyakit kulit. Hal ini membuatnya sering emosi dan melampiaskannya kepada Yui yang tidak terkena penyakit kulit tesebut. Tetapi cara Goro melampiaskan rasa marahnya akan membuat kamu ingin muntah.
10. Nanakuse Kyokumi.

Nanakuse Kyokumi sekilas akan mengingatkan kamu pada satu karya Stephen King berujudul Misery karena kesamaan elemen utama yakni menceritakan antara penulis dan penggemar, serta genre thriller-psikologi. Nanakuse Kyokumi berkisah tentang seorang gadis yang merupakan penggemar dari penulis eksentrik.
Tetapi ketika gadis tersebut mendapat undangan dari sang idola, ia tidak mengetahui jika bahaya besar justru tengah menantinya.
11. In the Soil.

Karya Ito yang satu ini cukup aman untuk dibaca oleh semua penggemar cerita horror, karena artwork yang ditampilkan tidak mengandung unsur profanity atau adegan-adegan gore dan sadis lainnya. Meski begitu manga ini tetap memberikan taste horror yang sama kuatnya seperti karya Ito yang lain.
In the Soil bercerita mengenai sebuah reuni sekolah, di mana para alumninya membuka time capsule yang mereka tanam sebelum lulus, dan menemukan kenyataan mengejutkan tentang satu teman angkatan mereka.
12. Whispering Woman.

Whispering Woman berkisah tentang seorang anak gadis dari keluarga kaya bernama Mayumi yang menderita keterbelakangan mental yang aneh. Penyakit yang diderita Mayumi membuatnya tidak memiliki kemampuan dalam hal rational choice. Sehingga seseorang harus membantu Mayumi dalam mendiktekan apa yang harus gadis itu lakukan.
Pengasuh Mayumi yang baru, Mitsu Uchida, adalah satu-satunya orang yang bisa berkomunikasi dan mengendalikan Mayumi hanya lewat bisikan atau bahasa isyarat. Namun kemudian Mitsu meninggal secara tiba-tiba. Anehnya meski Mitsu telah tiada, Mayumi tetap berperilaku seolah Mitsu masih hidup. Ia mengaku Mitsu masih membisikkan kata-kata perintah padanya.
Sekilas memang predictable, tapi ketika kamu baca sepertiga mendekati akhir cerita, kamu akan terkejut dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Mayumi.
13. Lingering Farewell.

Lingering Farewell tidak seperti karya Junji Ito yang lain dimana ceritanya mengandalkan kisah serta artwork yang seram dan sadis. Lingering Farewell bercerita mengenai Akiko, menikah dengan Makoto yang berasal dari keluarga kaya, meskipun orangtua Makoto tidak setuju.
Setelah menikah, Akiko merasa ada yang janggal dengan keluarga Makoto dan mengetahui fakta mengejutkan mengenai ritual yang kerap dilakukan oleh keluarga suaminya tersebut. Sama seperti In the Soil, artwork dalam cerita Lingering Farewell dirasa cukup aman tanpa adegan yang terlihat slashy dan sadis. Malahan, manga ini memiliki akhir cerita yang mengharukan.
14. Tomio – Red Turtleneck.

Dari judulnya saja kamu sudah bisa menebak apa yang terjadi, kan? Yep! Tomio – Red Turtleneck bercerita mengenai Tomio yang terus memegangi kepalanya sambil meminta tolong kepada sang mantan kekasih. Tomio menjadi paranoid karena takut jika ia melepas tangannya dari kepala maka ia akan mati.
15. The Thing That Drifted Ashore.

Manga ini menceritakan tentang mahluk aneh yang mati dan terdampar di bibir pantai. Terlepas dari bentuknya yang sangat besar dan mengerikan, para ilmuwan justru tertarik dan memutuskan untuk mempelajarinya. Karena tubuh mahluk tersebut cenderung transparan, jadi apa yang ada di dalam perut mahluk misterius tadi bisa dilihat dari luar. Namun apa yang ditemukan di dalamnya sangatlah menakutkan.
Kalau kamu merupakan penderita thalassophobia, sebaiknya jangan baca manga satu ini.
16. The Enigma of Amigara Fault.

Berkisah tentang sepasang sahabat Owaki dan Yoshida yang mengunjungi Gunung Amigara pasca gempa bumi. Di sana mereka menemukan banyak sekali lubang dalam batu-batu gunung berbentuk tubuh manusia. Serta kenyataan bahwa telah banyak korban yang jatuh di lubang-lubang batu tersebut. Cerita ini juga banyak mereferensikan kepada claustrophobia.
17. Gyo.

Cerita Gyo dibuka oleh karakter Tadashi dan Kaori yang berlibur di salah satu pantai daerah Okinawa. Kaori, yang sangat peka indera penciumannya, terus menerus terganggu oleh bau busuk yang menguap di seluruh pantai. Setelahnya dua muda-mudi ini menyaksikan segerombolan ikan hiu buas, lengkap dengan kaki jenjangnya berjalan semakin menghampiri pantai. Di situlah mimpi buruk Tadashi dan Kaori dimulai.
18. Tomie.

Tomie merupakah satu karya Ito paling populer selain Uzumaki. Manga ini berfokus pada cerita seorang wanita cantik yang misterius bernama Tomie. Daya tarik Tomie ini membuat para lelaki tergila-gila sampai pada titik yang tidak bisa ditolerir, sementara kecantikan Tomie juga jadi sumber kecemburuan wanita lainnya.
Obsesi para manusia tadi terhadap Tomie menuntun kepada kejadian-kejadian mengerikan. Yang membuat hal tersebut lebih parah adalah kenyataan bahwa Tomie merupakan mahluk immortal. Berapa kalipun ia dibunuh, Tomie tetap akan terlahir kembali dan menciptakan lingkaran neraka tanpa akhir.
19. Army of One.

Manga yang satu ini bisa disebut paket horror yang lengkap. Army of One punya plot cerita yang tak terduga, elemen psychological twist yang mampu membuatmu ternganga dan berpikir keras, artwork yang graphic serta kesan after-reading yang tetap membuat bulu kudukmu berdiri.
Army of One bercerita tentang gelombang pembunuhan di mana para korbannya ditemukan saling terjahit satu sama lainnya. Kamu yang ngaku berani harus baca karya Ito yang satu ini.
20. Uzumaki.

Diantara semua manga Junji Ito, Uzumaki atau Spiral adalah yang paling populer dan paling menakutkan. Uzumaki memiliki cerita tentang sebuah kota dimana penduduknya terserang entah suatu penyakit atau virus aneh.
Pola spiral akan tiba-tiba terdapat pada tubuh korban dan makin lama akan menghabisi tubuh orang tersebut. Spiral yang hinggap ini mampu memanipulasi otak dan membuat orang kehilangan akal mereka. Efek yang ditumbulkan bisa dibilang lebih dari apa yang disebut mengerikan.
Uzumaki ini sempat diadaptasi ke layar lebar loh. Kamu paling tidak harus nonton filmnya jika takut untuk baca manga ini.
Gimana, tertarik untuk membaca seluruhnya? Perlu diingatkan kalau 20 manga diatas bukan untuk yang lemah hatinya ya, karena kamu akan benar-benar butuh nyali ketika membuka lembar demi lembar. Selamat membaca!