Waktu ke Dokter, Kamu Pasti Pernah Mengalami 11 Hal Ini!

Siapa sih yang nggak pernah memakai jasa dokter? Entah untuk diri sendiri atau nganterin keluarga dan teman, dokter sudah jadi bagian hidup manusia. Tapi, nggak sedikit lho yang sebel sama kelakukan beberapa dokter yang dianggap nggak menghargai pasiennya.
Pernah nggak ini kejadian di kamu juga?
1. Si dokter dateng terlambat dan membuat banyak pasien menunggu.

Entah apa yang mereka lakukan sebelumnya, mungkin ada appointment di rumah sakit lain atau pasien lain, yang jelas hampir semua orang yang pernah memakai jasa dokter di Indonesia selalu mengeluh kalau dokter mereka nggak pernah on-time. Padahal yang sakit sampai sudah capek menunggu dan membuang-buang waktu banyak.
2. Bersikap dingin.

Pada saat memeriksa pasien, mereka cenderung nggak banyak omong dan nggak tertarik berinteraksi dengan pasien. Cuma pegang-pegang, periksa-periksa pakai stetoskop, bahkan menanyakan sejarah penyakit pasien pun enggak. Kayak nggak tertarik sama penyakit si pasien gitu.
3. Ogah dengerin keluhan.

Ketika pasien maunya bercerita tentang keluhannya, belum juga selesai ngomong udah dipotong dengan "Sana naik ke tempat tidur, saya periksa". Padahal penting lho mendengar keluhan pasien supaya jelas tahu sakitnya di mana dan kapan sebelum mengambil kesimpulan.
4. Asal nulis resep.

Setelah nggak mau dengerin keluhan pasien dan cepet-cepetan meriksa, trus langsung nulis resep. Boro-boro deh diterangin ini obat apa, atau resiko minum obatnya apa, berapa lama sembuhnya, obatnya mahal atau enggak. Main nulis aja pokoknya. Sementara si pasien ketika sampai apotik, jedeer...harga obat menguras gaji tanpa kita tahu gunanya setiap obat. Hiks.
5. Nggak ngasih privasi. Konsultasi dengan beberapa pasien sekaligus.

Salah satu etika dokter harusnya bisa menjaga kerahasiaan tiap pasien, lha ini kok memasukkan pasien ramai-ramai ke dalam satu ruang praktek? Biasanya ini terjadi di ruang praktek pribadi. Setiap pasien jadinya bisa mendengar keluhan pasien lain, dong. Kan nggak etis? Katanya sih, biar efisien dan bisa membantu beberapa pasien sekaligus, tapi...ehm....apa iya benar itu alasannya?
6. Males komunikasi.

Pernah nggak ketemu dokter yang kayak susaaaaaah banget diajak ngomong. Jawabannya cuma "iya", "enggak", sama "kita lihat aja nanti". Kayaknya kok males banget menjelaskan kondisi atau situasi sebuah penyakit dan herannya kalau pas ditanyain ini itu oleh pasiennya karena si pasien ingin tahu lebih jauh, sepertinya mereka gusar dan ogah banget.
7. Terburu-buru pengen cepet selesai.

Banyak juga lho keluhan yang mengatakan bahwa dokter ini pengennya cepet-cepet si pasien keluar dari ruang praktek tanpa memperhatikan kualitas konsultasi. Belum selesai ngomong, udah dipotong. Belum selesai nanya, udah dikasih resep. Baru mau nanya obatnya, pembicaraan sudah langsung ditutup dan disuruh keluar. Lah gimana pasiennya mau sadar kesehatan?
8. Nggak mau kalah.

Ini dia nih yang makin banyak. Saking frustrasi dengan penyakit, banyak pasien yang akhirnya memilih untuk belajar dulu atau cari info via internet tentang penyakitnya. Yah, namanya juga orang cari info, infonya bisa bener dan salah dan makanya pasien kan berhak ngecek kebenaran tersebut ke dokter. Eh, ini dokternya malah baper dan mengkoreksi pasien dengan nada yang menyinggung.
9. Ngerasa paling pintar.

Ada beberapa dokter yang kayaknya nggak nyadar kalau dirinya juga manusia yang bisa berbuat kesalahan dan harus hati-hati. Jadi ketika justru pasiennya bertanya mengapa tindakan A lebih baik dari tindakan B atau mengapa obat A yang disarankan dan bukan obat B, si dokter belum apa-apa sudah gusar duluan dan menganggap pasien tidak tahu apa-apa.
10. Mata duitan.

Kalau yang ini kayaknya udah seriiing banget dikeluhkan, ya. Mulai dari biaya yang terlalu tinggi sampai dengan ngasih obat yang mahal-mahal. Lalu sering banget nyuruh pasien bolak balik dateng tapi nggak ada kejelasan dengan penyakitnya dan susah diajak ngomong bikin pasien frustrasi dan habis banyak uang.
11. Tanpa empati.

Kalau yang ini...yaaah, gimana yah. Pro dan kontra sih. Banyak yang mengeluhkan bahwa ketika dokter memberi vonis atau memberi berita buruk seperti harus operasi, atau ada tumor dan kanker, mereka melakukannya seperti tanpa empati. Tidak peduli pasien merasa sedih ataupun kaget, mereka akan menganggap seakan-akan itu hal yang biasa. Memang biasa bagi para dokter, tapi mungkin sangat menyedihkan untuk pasien, ya. jadi harus hati-hati penyampaiannya.
Kamu pasti pernah mendapatkan salah satu dari tipe dokter menjengkelkan seperti ini! Tapi gak semua dokter seperti di atas, kok. Masih banyak dokter yang tulus dan niat untuk membantu pasiennya.