6 Hal Unik Ini Pasti Kamu Lakukan Saat Masih Menggunakan Ponsel Jadul

Tidak seperti sekarang yang harga kartu perdana ponsel seperti harga kacang goreng, nomor ponsel jadul ternyata sangat mahal dan hanya bisa dijangkau oleh orang-orang tertentu. Remaja jaman dulu biasanya membeli nomor bekas orang lain yang dijual lebih murah daripada harga pasaran.

Jika sekarang remaja zaman now membeli kartu perdana lalu membuangnya ketika kuota habis dan membeli nomor yang baru lagi, remaja zaman dulu pantang mengganti nomor ponsel karena ‘sejarah’ saat membeli nomor ponsel tak terlupakan soalnya harus mengumpulkan uang selama berbulan-bulan.

Karena biasanya biaya SMS murah, generasi 90an lebih sering melakukan komunikasi melalui pesan teks daripada suara. Karena kemurahannya tersebut, remaja pada masa itu terbiasa mengetik dengan cepat sampai hafal setiap tuts keypad meski tanpa melihat sekalipun. Apalagi saat sedang melakukan pedekate dengan cewek yang disukai, cowok-cowok zaman dulu sudah terlatih mengetik dengan cepat saat saling berbalas pesan bersama gebetannya.

Casing ponsel jaman dulu memang beragam dengan banyak warna yang menggoda. Tak salah, jika generasi 90an kerap menggonta-ganti casing dengan warna yang berbeda dengan casing bawaannya. Meski banyak dilakukan cewek-cewek, anak cowok pun rupanya tertarik untuk mengganti casing sesuai dengan karakter kepriadian masing-masing. Saat mengganti casing, teman-teman dekat biasanya akan mengira bahwa ponsel yang sudah berganti casing tersebut sebagai ponsel baru.

Ada beberapa tipe ponsel jadul yang memiliki fitur sederhana untuk membuat ringtone hasil karya sendiri. Generasi 90an sangat kreatif sehingga bisa menciptakan nada sendiri dar not-not yang tersedia sesuai dengan lagu yang disukai. Meskipun terkadang nadanya acak dan tidak beraturan, pengalaman menjadi ‘composer amatir’ tentu saja merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Kalau remaja zaman now kan hanya tinggal download dan nikmati lagunya saja.

Satu-satunya perlengkapan nirkabel yang cukup menarik perhatian di jaman dulu adalah adanya infra-red. Untuk memindahkan file dari satu ponsel ke ponsel lain (misal walpaper imut yang menarik perhatian), remaja jaman dulu biasanya akan saling menindihkan ponsel masing-masing agar proses transfer bisa dilakukan. Meski sederhana, proses pemindahan file dengan cara menempelkan permukaan ponsel menjadi hal yang menarik saat itu.

Karena biaya menelepon pada zaman dulu sangat mahal, generasi 90an memang lebih suka melakukan SMS daripada langsung telepon. Untuk menyiasatinya, biasanya remaja zaman dulu akan melakukan aksi ‘ngejam’ dengan cara unik yang masih diingat hingga sekarang. Aksi ini diakali dengan melakukan panggilan selama 2-5 detik (tergantung provider), lalu tutup kembali, ulangi, dan lakukan seterusnya. Jangan khawatir, biaya 2-5 detik pertama sama sekali tidak dikenakan biaya, kok. Jadi, ngejam sama sekali tidak akan membuat kantong bolong, lho!

Memang sih, sampai kapan pun manusia tidak akan pernah lepas dari teknologi. Namun, kemajuan teknologi semestinya harus diimbangi dengan kemajuan pola pikir juga. Jangan sampai teknologi menggerus nilai-nilai moral dan budaya yang sudah mengakar sehingga menjadikan kamu sebagai manusia yang tidak berprinsip.