7 'Alat Perang' Buatan Generasi 90an yang Sekarang Sudah Langka

Kalau sudah punya katapel yang dikalungin di leher maka gairah untuk berpetualang akan meningkat berkali-kali lipat. Dengan amunisi batu kerikil kita sudah siap untuk berburu monyet atau buah-buahan di hutan.

Senjata yang terbuat dari bambu kecil ini sering dipakai saat bermain perang-perangan, kertas basah menjadi amunisi tak terbatas. Kalian bisa bermain sepuasnya hingga teriakan orangtua kalian mengakhiri perang.

Kayu yang dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai pedang ini pun sering digunakan untuk bermain perang-perangan. Tak jarang sampai ada yang menangis karena salah seorang anak menggunakannya seperti pentungan. Ups!

Mainan yang terbuat dari bambu besar ini benar-benar membuat kita merasa sedang berada di tengah medan perang. Biasanya booming menjelang bulan ramadhan. Usai bermain badan kita akan berbau minyak tanah dan siap-siap kena marah.

Kalau mainan yang terbuat dari pelepah pisang ini mudah saja untuk dibuat. Meski butuh pengorbanan untuk membuatnya karena biasanya baju atau bagian tubuh harus terkena getahnya, namun sebanding dengan keseruan yang dirasakan karena amunisinya yang tak terbatas yaitu suara tiruan senapan sampai mulut pegal.

Lagi seru-serunya serial Kera Sakti tayang di televisi, sampai anak-anak pun jadi terinspirasi. Mereka membuat tongkat dari dahan pohon kecil atau jika tidak mau ribet tinggal sabotase sapu milik ibu di rumah. Tapi resikonya tanggung sendiri ya.

Bermodal bambu atau kayu lentur berukuran 1,5 meter, tali, dan anak panah yg juga terbuat dari bambu jadilah kamu seorang Arjuna yang siap membidik target yang telah ditentukan. Asal bukan temanmu ya yang jadi targetnya.

Gimana, jadi senyam senyum sendiri kan ingat masa kecil?