30 Foto Aleppo Sebelum dan Sesudah Perang Ini Mengungkap Perubahan Drastisnya!
Peperangan di Aleppo perlahan mulai mendekati akhir karena semuanya luluh lantak, tapi bukan berarti akan mengakhiri perang di Suriah. Sebuah perjanjian genjatan senjata baru-baru ini telah disepakati. Dengan adanya perjanjian tersebut, akan mempermudah penduduk dalam mengungsi ke tempat yang lebih aman, utamanya menyebrangi provinsi. Pasukan yang pro dengan pemerintah pun mulai mengambil alih hampir semua distrik yang dikuasai pemberontak di dalam kota, mereka sedang dalam proses mengevakuasi penduduk dan menyortirnya dengan pemberontak.
Lebih dari 300.000 jiwa dan terus bertambah telah dilaporkan meninggal sejak tahun dan lebih dari 20.000 orang telah mengungsi dari kota terbesar Suriah ini. Dulunya kota ini adalah tujuan turis yang populer dan terkenal karena kespektakuleran marmer berwarna putihya, tapi sekarang hanya berupa tumpukan puing-puing bangunan. Hampir seluruh bagian kota telah hancur lebur, termasuk masjid besar yang dibangun pada abad ke-8. Bahkan benteng Aleppo yang dianggap sebagai istana tertua dan terbesar di dunia. Peperangan di kota ini memang nampak akan berakhir, sementara kita berharap kejadian yang sama gak berpindah ke kota lain di Suriah, tapi luka dari kehancuran ini gak akan pernah hilang bagi para penduduknya. Bahkan bagi kita yang menyaksikannya. Berikut adalah pemandangan memilukan dari Aleppo sebelum dan sesudah terjadinya perang.
1. Dari indah asri, hingga hancur berdebu.
2. Jual beli di Aleppo adalah sumber kemakmuran di sana, dulunya.
3. Tiap sudut bangunan yang indah, kini luluh lantak.
4. Gak ada lagi gemerlap kehidupan yang elegan.
5. Mulai dari bangunan-bangunan utama sampai masjid, semua hancur.
6. Mungkin awalnya terpikir lorong bawah tanah aman untuk berlindung, ternyata tidak.
7. Dulu memungkinkan untuk bersantai dan menunggu inspirasi.
8. Taman-taman kecil indah sekarang hanya jadi wadah tumpukan puing.
9. Kenyamanan yang dulu sudah gak ada lagi.
10. Gereja juga gak terkecuali, gak lepas dari sasaran bom.
11. Masjid yang indah, sekarang sudah gak karuan.
12. Dulunya tujuan wisata terkenal, sekarang daerah terlarang.
13. Butuh berapa lama ya untuk membangun kembali ini semua?
14. Banyak bangunan bersejarah di Aleppo yang kini gak berbentuk.
15. Sementara ini, gak ada lagi kegiatan sehari-hari yang tentram seperti dulu.
16. Jalanan yang nampak elegan kini tertutup debu.
17. Jika bangunan saja bisa luluh lantak seperti itu karena bom, apalagi manusia.
18. Banyak kemegahan Aleppo yang kini sudah musnah.
19. Dulu kamu akan sering menemui pelancong dan pejalan kaki, kini kamu akan sering menemui orang bersenjata.
20. Potret detail keindahan yang hancur seketika.
21. Pergi ke mall? Gak terpikirkan lagi oleh mereka, selamat dan aman lah yang terpenting.
22. Dulunya berdiam di masjid dan berdoa dengan nyaman itu bisa dinikmati, kini harus selalu waspada.
23. Penjatuhan bom gak pandang bangunan apa yang jadi sasarannya.
24. Perubahan Aleppo keseluruhan jika dilihat dari ketinggian.
25. Awalnya masih cukup hijau dengan adanya pohon-pohon palem, sekarang seakan musnah dalam sekejap.
26. Gak ada bangunan yang aman di Aleppo, itulah kepedihan para penduduk sipilnya.
27. Setidaknya jika gak tertimpa reruntuhan, kurangnya oksigen dan debu berlebih sudah mampu membuat para korban mati perlahan.
28. Orang-orang dulu berkumpul di pusat kota untuk bergaul, kini mereka berkumpul untuk menyelamatkan korban-korban yang mungkin masih tertimbun reruntuhan.
29. Salah satu benteng terbesar dan tertua di dunia ini pun gak luput dari serangan lho!
30. Hal mengerikan ini jelas gak pernah terbayangkan oleh penduduk Aleppo, semoga mereka yang masih hidup diberi keselamatan dan kekuatan.
Tanpa memandang seperti apa jalan cerita politik di balik perang ini, kehancuran yang dialami oleh para penduduk Aleppo sudah secara manusiawi salah. Hal paling sederhana yang bisa kita lakukan untuk membantu saudara kita di Aleppo adalah dengan berdoa keselamatan untuk mereka. Siapapun mereka, mereka gak seharusnya mengalaminya, mereka adalah saudara kita dalam kemanusiaan.
