3 Drakor yang Mengangkat Isu Patriarki di Awal Tahun 2025

Budaya patriarki yang mengistimewakan laki-laki daripada perempuan adalah suatu hal yang salah dan sebaiknya dihentikan. Ketidakadilan berdasarkan jenis kelamin membuat kaum hawa menderita. Mengingat pentingnya kesadaran untuk menumbuhkan kesetaraan gender, berbagai drakor kerap mengangkat isu sosial ini ke dalam ceritanya.
Di awal tahun 2025, setidaknya ada tiga drama Korea yang mengangkat isu patriarki. Bukan sekadar tempelan, isu ini menjadi bagian dari premis cerita dan konflik utama. Yuk, simak tiga drakor di awal 2025 yang membahas mengenai budaya patriarki.
1. When Life Gives You Tangerines

When Life Gives You Tangerines merupakan drakor orisinal Netflix yang dibintangi IU dan Park Bo Gum. Drakor ini memakai beberapa latar waktu berbeda. Mulai dari tahun 1960an, 1990an, hingga masa kini. Kisahnya membahas perjalanan cinta Oh Ae Sun (IU) dan Yang Gwan Sik (Park Bo Gum) di pulau Jeju.
Kisah cinta Oh Ae Sun dan Yang Gwan Sik tidak hanya menyajikan adegan lovey dovey. Isu-isu patriarki juga dibahas dan berkaitan dengan kisah hidup mereka. Misalnya, Oh Ae Sun dikeluarkan dari sekolah karena minggat, tapi Yang Gwan Sik hanya diskors meski mereka melakukan hal yang sama. Selain itu, karakter Yang Gwan Sik mencerminkan sosok suami ideal yang melindungi istrinya dari lingkungan patriarki keluarganya.
2. The Queen Who Crowns

The Queen Who Crowns mengusung genre sageuk dan memiliki label usia penonton 18+. Drakor ini terinspirasi dari tokoh sejarah asli. Kisahnya membahas Ratu Wongyeong (Cha Joo Young) yang membantu Lee Bang Won (Lee Hyun Wook) jadi raja. Namun, sang suami justru berubah jadi toksik setelah berkuasa.
Dengan latar kerajaan yang punya banyak aturan ketat, karakter Ratu Wongyeong menunjukkan bagaimana penderitaan istri yang punya suami patriarki. Sang suami memiliki banyak selir sebab insecure terhadap kecerdasan dan kebijaksanaan Ratu Wongyeong. Meski begitu, Ratu Wongyeong tetap menjalankan perannya sebagai ibu negara, istri, dan ibu dengan baik.
3. The Scandal of Chunhwa

The Scandal of Chunhwa bergenre sageuk dan punya label 18+. Drakor ini memiliki cukup banyak adegan sensual yang hanya boleh ditonton penonton dewasa. Terlepas dari itu, drakor ini nyatanya sarat akan isu gender. Di antaranya, perempuan di kerajaan Dongbangguk menghadapi rasa ingin tahu seksual. Selain itu, drakor ini juga menyoroti penderitaan para istri akibat suami mereka.
Cerita drakor ini terpusat pada Putri Hwari (Go Ara) yang berusaha menemukan cinta sejati. Ia lalu terlibat dengan Choi Hwan (Chang Ryul) yang dikenal playboy, dan Lee Jang Won (Chani) si calon menantu idaman. Berkaitan dengab kisah cinta Putri Hwari, muncul novel erotis berjudul Kisah Cinta Chun Hwa yang menggegerkan istana.
Ketiga drakor di atas memiliki premis dan latar waktu berbeda. Namun, ketiganya punya kesamaan, yakni sama-sama mengangkat isu patriarki sebagai bagian konflik utama. Nonton ketiganya bisa menambah wawasan soal ketidakadilan yang dialami perempuan di masyarakat patriarki agar hal ini dapat dihentikan. Ini karena apa pun jenis kelaminnya, pada dasarnya semuanya perlu mendapat kesempatan setara dalam pendidikan hingga pekerjaan.