3 Realitas Potensi Belajar Anak di Drakor Study Group

Drakor Study Group (2025) akhirnya menayangkan 2 episode perdananya. Cerita ini diawali dengan seorang murid bernama Yoon Ga Min (Minhyun) yang berusaha keras belajar namun selalu mendapatkan ranking terendah. Dia punya semangat belajar dan berambisi menaikkan rankingnya.
Namun sekeras apapun dia belajar, Ga Min selalu mendapatkan ranking terbawah. Dia bahkan kerap dijauhi teman sekolahnya karena dikenal bodoh. Banyak teman SMP nya yang menolak Ga Min bergabung di grup belajarnya.
Namun, orangtua Ga Min selalu menekankan jika dia gak perlu terbebani dengan nilai jeleknya. Nah, ada beberapa realitas mengenai potensi siswa yang juga digambarkan di drakor Study Group ini, lho. Apa saja itu?
Peringatan, artikel ini mengandung spoiler.
1. Gak semua anak paham akan potensi masing-masing

Yoon Ga Min punya semangat tinggi untuk belajar. Dia kerap mencari tahu cara belajar efektif untuk menaikkan nilainya. Selain itu, dia juga berusaha ikut serta belajar dengan para temannya yang lain.
Kedua orangtuanya juga berusaha untuk memfasilitasi anaknya dalam belajar. Ibunya bahkan mendatangkan guru privat untuk Ga Min. Namun, nilainya tetap stagnan dan hanya naik satu atau dua tingkat.
Menurut ibu Ga Min, anaknya ini gak punya potensi untuk jadi orang pintar. Dia bisa mengeksplor bidang lain, kecuali kekerasan. Bagi ibunya, anaknya mau bersekolah dan tetap semangat adalah hal cukup.
2. Setiap anak punya cara belajar yang unik

Selama ini, Gu Min berusaha menerapkan cara belajar seperti temannya yang lain. Namun, hasilnya gak cukup memuaskan baginya. Dia juga mencari cara untuk mendapatkan teman belajar hingga masuk SMA.
Pada akhirnya, teman-temannya terus menganggap Gu Min bodoh dan gak akan bermanfaat bagi mereka. Gu Min akhirnya bingung harus mencari teman belajar. Makanya, saat bertemu dengan Kim Se Hyun (Lee Jong Hyun), Gu Min berusaha mendekati dan membantunya.
Gu Min merasa jika cara yang selama ini diterapkan gak bisa membantunya mencapai nilai baik. Tujuannya hanyalah agar Se Hyun bisa membantunya belajar dan membangun grup belajar.
3. Membentuk grup belajar bisa jadi cara untuk belajar efektif

Selama ini, tujuan Gu Min adalah meningkatkan nilainya. Dia punya ambisi tersendiri untuk bisa belajar dan mendapatkan hasil memuaskan. Namun kendalanya, Gu Min gak tahu kelemahannya dalam belajar.
Dia terus berusaha tanpa tahu apakah jam belajarnya selama ini sudah efektif. Selain itu, metode yang digunakan juga gak diukur setiap pencapaian kecilnya saat belajar. Padahal, dia telah belajar dengan guru privat.
Kenyataannya, Gu Min tetap gak bisa memahami materi dengan tepat. Imbasnya, nilainya selalu turus dan dianggap bodoh oleh para temannya. Namun, Gu Min merasa jika dirinya harus membentuk sebuah grup belajar.
Dia berpikir jika metode ini belum pernah dilakukannya. Gu Min percaya jika belajar dengan banyak kepala bisa membantunya memahami materi.
Pada akhirnya, semua anak punya cara unik dalam belajar. Namun, lingkungan Gu Min tumbuh masih menganggap kepintaran diukur dari kemampuannya dalam belajar. Kenyataannya, banyak kemampuan yang bisa dieksplorasi.
Nyatanya, gak banyak orangtua yang paham hal ini. Seiring berjalannya waktu orangtua bisa belajar memahami minat dan bakat sang anak tanpa harus mendikte anak, seperti orangtua Gu Min. Hasilnya, Gu Min sendiri punya kemauan untuk belajar sendiri di drakor Study Group.