4 Bukti Gudeok Manfaatkan Privilege dengan Baik di The Tale of Lady Ok

Gudeok (Lim Ji Yeon) naik kasta, dari budak yang tersiksa menjadi seorang putri bangsawan yang dipuja-puja. Gudeok sebenarnya menolak untuk menyamar menjadi Ok Tae Young. Namun, nenek yang sudah kadung jatuh cinta tetap memaksanya.
Sudah kehabisan alasan untuk menolak, Gudeok akhirnya menerima tawaran tersebut. Setelah menyandang status bangsawan, Gudeok mendapat privilege yang tidak pernah ia dapatkan saat menjadi budak.
Gudeok pun berupaya memanfaatkan privilege yang diterimanya dengan baik. Itu dibuktikan dalam empat hal berikut ini.
1. Gudeok membaca banyak buku tentang hukum

Berbeda dengan budak lain yang buta huruf, Gudeok sudah bisa baca tulis sejak lama. Bahkan, membaca merupakan salah satu kegiatan yang digemari. Dahulu, ia hanya bisa membaca buku milik majikannya.
Namun, saat menjadi bangsawan, Gudeok mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk membaca buku. Ia juga diperbolehkan meminjam buku di biro buku pemerintah. Kesempatan emas ini tak disia-siakan oleh Gudeok karena ia harus belajar banyak mengenai hukum guna membela Mak Sim (Kim Jae Hwa).
2. Membela budak yang tidak bersalah

Tak ada yang ingin terlahir sebagai kaum budak, begitu pula Gudeok. Hidupnya penuh penderitaan yang amat perih. Ia tak punya hak untuk membela diri. Oleh karena itu, ketika sudah menjadi bangsawan, Gudeok berjanji untuk membela hak-hak budak.
Janjinya tersebut direalisasikan dengan cara membela Mak Sim yang hendak dicambuk. Budak yang bekerja di keluarga Ok tersebut dituduh memfitnah keluarga bangsawan Baek yang dikenal kejam. Untuk memenangkan kasus ini, keluarga Baek sampai mendatangkan pengacara dari Hanyang.
Gudeok tahu persis bahwa ia mempunyai lawan yang berat dan berpengalaman. Sehingga, ia benar-benar mempersiapkan argumen-argumennya dengan baik dan detail. Ia ingin menang dan melihat Mak Sim bebas.
3. Memprakarsai reformasi hukum untuk para budak

Setelah bertahun-tahun mempelajari buku-buku hukum, Gudeok mulai paham bahwa penindasan dan penyiksaan yang diterima oleh para budak merupakan tindakan yang melanggar hukum. Ia ingin hal-hal buruk seperti itu berhenti di generasinya. Sebab, semua manusia, kaum budak sekalipun mempunyai hak hidup yang sama.
Gudeok mengajukan petisi reformasi hukum untuk para budak. Reformasi tersebut diajukan kepada hakim daerah. Setelah menunggu 3 tahun lamanya akhirnya petisi tersebut disahkan. Sejak saat itu juga keluarga bangsawan dilarang menghukum budak dengan peraturan keluarga. Jika memang budak bersalah, maka ia harus diadili oleh hakim daerah.
4 Menerima tawaran sebagai pengacara hukum

Gudeok tampil luar biasa saat memberikan pembelaan untuk Mak Sim. Meski tidak sekolah, tetapi ia paham dan hafal semua pasal-pasal penting. Kemampuan public speaking-nya juga patut diacungi jempol.
Berdasarkan sederet pertimbangan tersebut, Gudeok akhirnya diangkat menjadi pengacara hukum. Ia bertugas mendampingi budak yang tersandung kasus hukum. Tak cuma itu, ia juga diberi tugas tambahan untuk mengajarkan baca tulis pada budak.
Empat poin di atas membuktikan bahwa Gudeok memanfaatkan privilege sebagai bangsawan dengan sangat bijak. Ia berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak para budak. Sikap mulianya tersebut membuat dirinya disayangi kaum budak.