Netflix telah mengeluarkan seluruh episode dari total delapan episode serial As You Stood By. Drama bernuansa gelap ini mengangkat isu tentang kekerasan dalam rumah tangga yang tak hanya menyakiti fisik, tetapi juga mental si korban.
Korban dibuat semenderita mungkin tanpa bisa melawan tindak kekerasan tersebut. Sehingga mereka sangat sulit untuk lepas dari lingkaran setan itu. Di sini ada empat karakter di drama ini yang menjadi korban KDRT. Siapa saja mereka?
Kang Hui Yeon (Han Soo Yeon) adalah korban KDRT yang memilih mengakhiri hidupnya sendiri. Ia dengan sengaja menabrakkan diri di depan mobil sang suami lantaran sudah tak tahan dengan penyiksaan yang diterimanya.
Seluruh pegawai toserba Lavie sebenarnya tahu akan perbuatan sang suami. Akan tetapi, tak ada yang berani angkat suara sebab pasangan suami istri tersebut adalah pelanggan VIP. Apabila ada salah satu yang bicara, maka hal itu akan memengaruhi penjualan mereka.
Jo Eun Su (Jeon So Nee) salah satu pegawai toserba yang berusaha untuk menyelamatkannya itu pun disuap oleh Kwon Seong Cheol (Min Sung Wook) agar tak bicara. Setelah sang istri meninggal, dia bahkan membuat Eun Su gagal naik jabatan lantaran berani memberikan kesaksian tentang KDRT.
Park Gye Soon (Kim Mi Kyung) adalah ibu dari Jo Eun Su dan Jo Eun Hyeok (Lee Hyun Jun). Dia juga korban dari KDRT. Jo Jung Nam (Kim Won Hae), sang suami sering memukulinya setiap kali ia marah atau saat sang istri melakukan kesalahan sekecil apapun itu.
Kekerasan itu juga hampir membuat Park Gye Soon mengakhiri hidupnya. Untungnya, Jo Eun Su memergoki ibunya dan berhasil mencegahnya bunuh diri. Walau menyakitkan dan membuat hidup tak tenang, Park Gye Soon pun memilih bertahan demi sang anak.
Sampai akhirnya, setelah puluhan tahun beralu ia berani keluar dari rumah dan meninggalkan suaminya. Kini ia hidup berdua dengan sang putra.
Jo Hui Su (Lee Yoo Mi) menjadi korban KDRT suaminya, Noh Jin Pyo (Jang Seung Jo). Tak hanya mendapat siksaan di tubuhnya, Hui Su juga mendapat ancaman dari sang suami setiap kali ia mencoba untuk kabur. Sang ibu yang berada di panti jompo dijadikan sebagai ancaman agar ia tak melarikan diri.
Noh Jin Pyo juga sering memberikan hadiah pada sang istri setiap kali ia selesai melakukan penyiksaan. Bahkan, tak jarang Jin Pyo menyiapkan hadiah terlebih dahulu sebelum melakukan kekerasan. Hal ini dilakukan untuk memanipulasi Hui Su supaya ia tetap mengira bahwa suaminya masih mencintainya.
Lalu, mertuanya yang merupakan konselor rumah tangga justru tutup mata akan perilaku sang anak. Dia berpura-pura tak tahu tentang kekerasan itu. Adik iparnya yang seorang polisi juga sama, bukannya berusaha mencegah kejahatan terjadi ia malah menyuruh sang kakak ipar untuk tak melapor demi nama baik keluarga.
Tekanan serta ancaman itu menambah beban mental pada Hui Su. Ditambah tak adanya dukungan dari lingkungan sekitar membuat ia tak berani untuk melawan. Karena tak tahan ia pun mencoba untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Beruntung sang sahabat berhasil mencegah hal itu terjadi.
Jo Eun Su memang belum menikah, tetapi ia juga merupakan korban dari KDRT. Kekerasan yang dilakukan oleh sang ayah pada ibunya membuat ia memiliki trauma yang besar. Eun Su bahkan sampai trauma ketika melihat almari dan jendela yang terbuka. Sebab, setiap kali ibunya dipukuli ia selalu bersembunyi di dalam almari. Sementara jendela adalah tempat ibunya nyaris mengakhiri hidupnya dengan loncat dari jendela lantai atas.
Setelah dewasa Eun Su kembali menjadi saksi KDRT. Gak hanya yang terjadi pada oranv tuanya, tetapi juga pada orang lain. Yaitu KDRT yang terjadi pada pelanggan VIP di toserba tempatnya bekerja, Kang Hui Yeon dan juga pada sang sahabat, Jo Hui Su.
Hal ini membuat trauma Eun Su makin parah. Apalagi setelah Kang Hui Yeon bunuh diri dan sang sahabat juga nyaris melompat dari jendela lantai atas. Rasa bersalah yang muncul karena dulu ia diam saja saat ibunya dipukuli dan tutup mata akan yang terjadi pada Hui Yeon membuat Eun Su memikirkan cara ekstrem untuk memutus lingkaran setan itu. Yaitu merencanakan pembunuhan untuk suami sahabatnya.
Dari keempat korban di atas kita bisa tahu bahwa korban KDRT bukan hanya istri, tetapi juga anak. Keduanya sama-sama memiliki trauma dan ketakutan yang besar. Kekerasan yang terjadi pun tak hanya membunuh mental, tetapi bisa juga mendorong seseorang untuk melakukan tindakan berbahaya lainnya.