5 Alasan Siswa Duty After School Seharusnya Mendapatkan Happy Ending

Diadaptasi dari webtun, Duty After School mencuri perhatian dengan jalinan ceritanya yang membahas tentang kisah pelajar SMA dari sisi berbeda. Drakor ini mengulik bagaimana para siswa dan siswi menjalani wamil dalam peperangan melawan alien.
Setelah perjuangan selama sepuluh episode, sayangnya para tokoh siswa dan siswi ini justru berakhir tragis. Namun, seharusnya mereka layak mendapat happy ending di Duty After School. Berikut beberapa alasannya.
Perhatian, artikel ini mengandung spoiler.
1. Pada dasarnya, mereka hanya remaja biasa

Di episode pertama Duty After School, penonton diperlihatkan kehidupan para pelajar sebelum terjun berperang. Seperti anak SMA lainnya, mereka sibuk belajar, bermain, dan berteman. Hari-hari mereka dipenuhi keceriaan.
Mereka pada dasarnya juga cuma remaja biasa yang diam-diam naksir teman sekelas. Ada juga yang saling bersaing demi ranking dan nilai. Selain itu, mereka juga hanya remaja normal dengan beragam karakter, seperti si tukang guyon hingga si pendiam.
2. Mereka telah dibohongi orang dewasa soal poin tambahan CSAT

Ujian masuk universitas, seperti CSAT, adalah tujuan akhir yang harus dilalui para pelajar katanya untuk bisa sukses di masa depan. Terutama bagi kelas 12, persaingan ketat CSAT sudah hampir mirip seperti peperangan.
Pihak militer dan pemerintah memanfaatkan hal ini demi membuat anak-anak SMA kelas 12 mau mengikuti wajib militer dan menjadi tentara cadangan. Mereka mengimingi-imingi soal pemberian poin bonus untuk CSAT.
Namun, pada akhirnya, poin bonus ini hanya akal-akalan orang dewasa karena sejak awal sudah gak mungkin untuk mengadakan ujian dalam situasi perang. Jadi, para siswa dan siswi ini hanya dibohongi agar mau mengorbankan nyawa dalam peperangan demi bonus poin yang bahkan gak bisa mereka pakai.
3. Banyak tekanan yang mereka hadapi terkait pendidikan

Mendapatkan skor tinggi di CSAT adalah salah satu tekanan pendidikan yang sering dialami oleh para pelajar. Lulus ujian dan diterima kuliah di universitas bagus seolah menjadi syarat bagi masa depan yang cerah.
Bahkan sejak sekolah dasar, siswa dan siswi sudah mendapat tekanan pendidikan yang gak main-main. Berujung pada persiapan ujian CSAT, mereka banyak dituntut untuk meraih prestasi akademik. Gak jarang, para pelajar ini harus belajar hingga larut malam.
4. Mereka mengalami kesulitan dalam pelatihan militer

Sebagai anak SMA biasa, sebagian besar tokoh di drakor Duty After School mengalami kesulitan saat menjalani pelatihan militer. Apalagi, pada pagi harinya mereka masih harus bersekolah seperti biasa.
Gak heran jika kebanyakan dari mereka jadi mengeluhkan banyak hal. Mulai dari pelatihan fisik yang sulit dan melelahkan, larangan memegang ponsel, hingga makanan tentara yang hambar di lidah mereka.
5. Mereka menghadapi situasi membahayakan melawan alien

Bahkan sebelum pelatihan yang mereka jalani resmi selesai, tanpa aba-aba para pelajar ini dihadapkan pada musuh berbahaya, yakni Alien Bola Ungu. Makhluk-makhluk ini datang menyerang dan menewaskan banyak orang.
Peleton dua SMA Sungjin sebagai tokoh utama drakor Duty After School harus melihat hal traumatis saat wali kelas mereka terbunuh oleh alien. Beberapa teman mereka juga menjadi korban tewas di awal peperangan ini.
Setelah mengalami banyak kesulitan dan situasi berbahaya, sudah sepantasnya para pelajar di Duty After School mendapat happy ending. Meski bernasib tragis, adegan "what if" sebagai post credit scene bisa menunjukkan situasi bahagia untuk mereka.