5 Alasan WIND Gak Bisa Masuk Pasar Saham di The Art of Negotiation
Episode 5 The Art of Negotiation membahas tentang anak perusahaan Sanin Grup yang gak bisa terdaftar dalam pasar saham. Akibat berita dari Koran Ekonomi JoongAng, tiba-tiba saja saham Sanin Grup anjlok di angka 99 dolar. Dalam berita tersebut, WIND diprediksi bisa menjatuhkan Sanin Grup.
Song Jae Sik (Sung Dong Il) selaku ketua Sanin Grup panik karena menurut pasal dengan Samoel Fund, harga penutupan saham gak boleh lebih rendah dari 100 dolar selama 20 hari kerja. Jika itu terjadi, maka Samoel Fund siap mengambil alih. WIND sendiri merupakan bagian dari Departemen Gaya Hidup dan Rekreasi yang berada di bawah kendali Direktur Oh Chi Young (Jeong Seok Yong). WIND memproduksi sepeda. Berikut adalah alasan kenapa WIND sulit masuk pasar saham.
1. Laporan negatif yang muncul
Setiap perusahaan yang ingin masuk bursa harus memastikan rekam jejaknya bersih dan terpercaya. Namun, WIND justru menghadapi laporan negatif yang merusak reputasinya. Investor jadi ragu apakah perusahaan ini benar-benar layak untuk masuk ke pasar saham.
Laporan negatif bisa membuat harga saham anjlok atau bahkan mencegah investor untuk membeli saham sejak awal. Jika perusahaan gagal meyakinkan pasar tentang stabilitasnya, maka peluang masuk bursa semakin kecil. WIND harus bekerja keras untuk membuktikan bahwa mereka mampu mengatasi masalah ini.
2. Penurunan penjualan setelah pandemi
Saat pandemi COVID-19, industri olahraga dan rekreasi mengalami lonjakan permintaan. WIND ikut menikmati lonjakan ini dengan peningkatan penjualan hingga 30 persen per tahun sejak 2021. Sayangnya, begitu pandemi berakhir, tren berubah drastis.
Orang-orang yang punya uang lebih memilih bepergian ke luar negeri, sementara masyarakat kelas menengah ke bawah kesulitan secara finansial. Akibatnya, permintaan terhadap produk WIND turun drastis. Hal ini membuat prospek bisnis WIND terlihat tidak stabil di mata investor.
3. Pasar saham sedang buruk
Masuk ke pasar saham saat kondisi ekonomi sedang lesu adalah tantangan besar. WIND berusaha mendaftar di bursa saat kondisi pasar sedang tidak stabil. Ini membuat investor lebih berhati-hati dalam memilih saham baru.
Jika pasar sedang buruk, investor cenderung menghindari perusahaan yang masih berjuang untuk stabil. WIND harus menunjukkan prospek cerah untuk meyakinkan investor, tetapi dengan penjualan yang menurun, hal itu sulit dilakukan. Kondisi ini memperburuk peluang mereka untuk masuk ke bursa.
4. Target pasar yang terlalu niche
WIND hanya fokus pada sepeda karbon kelas atas, yang berarti target pasarnya sangat terbatas. Sepeda karbon adalah produk premium yang lebih diminati oleh pesepeda profesional daripada masyarakat umum. Ini membuat pertumbuhan bisnis WIND tidak secepat perusahaan dengan target pasar lebih luas.
Investor lebih tertarik pada perusahaan dengan pasar yang besar dan terus berkembang. Dengan segmentasi yang terlalu spesifik, WIND kesulitan untuk menunjukkan potensi pertumbuhan jangka panjang. Jika mereka tidak bisa memperluas pasar, maka investor akan melihat WIND sebagai bisnis yang kurang menguntungkan.
5. Penjualan sepeda secara umum menurun
Meskipun ada program berbagi sepeda dari pemerintah, industri sepeda justru mengalami penurunan penjualan. Ini menunjukkan bahwa tren pasar tidak selalu berjalan sesuai ekspektasi. WIND yang bergantung pada industri ini terkena dampak besar.
Faktor ini membuat WIND terlihat semakin tidak menarik bagi investor. Jika industri sepeda secara keseluruhan sedang melemah, maka masa depan WIND juga dipertanyakan. Hal ini semakin memperkecil peluang WIND untuk bisa masuk bursa.
Meski WIND berusaha untuk masuk ke pasar saham, kenyataannya banyak faktor yang menghambat langkah mereka. Dalam The Art of Negotiation, kondisi pasar yang buruk, target pasar yang sempit, serta laporan negatif semakin memperberat situasi. Untungnya, Yoon Joo No (Lee Je Hoon) dan tim berhasil memperbaiki itu semua.
