5 Alasan Yeong Beom Pilih Anak Baik di When Life Gives You Tangerines

Dalam drakor When Life Gives You Tangerines Vol. 3, Park Yeong Beom (Lee Jun Young) akhirnya menyetujui keputusan Yang Geum Myeong (IU) untuk putus. Asmara yang telah terjalin selama 7 tahun, terpaksa harus kandas karena tak mendapat restu dari ibu Park Yeong Beom, Bu Young (Kang Myung Joo). Akhirnya, ia lebih memilih menjadi anak baik daripada suami yang baik.
Park Yeong Beom memilih menikah dengan perempuan pilihan sang ibu. Sayangnya, ia tak mendapatkan kebahagiaan dan melimpahkan kekesalannya tersebut pada ibunya. Namun, semua itu hanyalah sia-sia karena waktu tak bisa diputar kembali.
Ada beberapa alasan kenapa Park Yeong Beom memilih jadi anak baik. Alasan tersebut bisa karena tekanan sosial, psikologis, atau pola asuh yang dialaminya saat masih kecil. Yuk, cari tahu di bawah ini.
1. Park Yeong Beom gak dibiasakan hidup mandiri

Sejak kecil, Park Yeong Beom tumbuh di bawah kendali penuh ibunya. Ia tidak pernah diberi kebebasan untuk membuat keputusan sendiri, mulai dari pendidikan hingga kehidupan pribadi. Akibatnya, ia tumbuh sebagai pribadi yang selalu bergantung pada persetujuan ibunya dan merasa ragu untuk menentang keinginannya.
2. Takut mengecewakan orangtua

Dalam budaya yang menjunjung tinggi bakti kepada orangtua, terutama di keluarga konservatif, seorang anak sering kali merasa bertanggung jawab untuk memenuhi ekspektasi orangtuanya meskipun harus mengorbankan kebahagiaannya sendiri. Park Yeong Beom mungkin merasa bersalah jika harus menentang ibunya. Hal ini karena sejak kecil ia diajarkan bahwa kebahagiaan ibunya adalah prioritas. Ada suatu percakapan sang ibu pernah mengungkit apa yang telah dilakukan untuknya.
3. Kurangnya rasa percaya diri apabila nantinya menjadi kepala rumah tangga

Terbiasa mengikuti keputusan ibunya, Park Yeong Beom tidak pernah benar-benar belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin. Dalam pernikahan, seorang suami harus bisa mengambil keputusan sendiri. Berbeda dengannya yang tidak memiliki pengalaman untuk menyatakan pendapat.
Jika ia lakukan, mungkin akan ada rasa takut salah. Oleh karena itu, ketika dihadapkan dengan pilihan antara menjadi suami yang mandiri atau tetap menjadi anak yang patuh, ia lebih memilih zona nyaman yang telah dikenalnya sejak kecil.
4. Adanya tekanan sosial dan status keluarga terpandang

Bu Young sangat menekankan status sosial dan kekayaan dalam pernikahan anaknya. Jika Park Yeong Beom menikah dengan Yang Geum Myeong, ia harus siap menghadapi pertentangan dari keluarganya dan mungkin juga dari lingkungan sosialnya. Tekanan ini bisa membuatnya takut menghadapi risiko kehilangan dukungan keluarganya, baik secara finansial maupun sosial.
5. Takut menghadapi risiko perlawanan

Jika memilih suami yang baik dan melawan ibunya, Park Yeong Beom mungkin akan meninggalkan seluruh kekayaan sebagai keputusan awal. Berhubung ia selama ini hidupnya diatur, bisa saja itu menyulitkan baginya. Prediksi yang terburuk adalah ia bisa menyakiti perasaan Yang Geum Myeong jika sudah berumah tangga.
Kemungkinan kedua adalah ibunya bisa mengakhiri hidup dengan cara tragis. Bisa dilihat bagaimana sang ibu menganggap Park Yeong Beom adalah miliknya yang bisa dikendalikan. Ini bisa menjadi pukulan berat baginya.
Keputusan Park Yeong Beom adalah tarik-ulur antara kewajiban dan keinginan, seperti layang-layang yang talinya tak pernah digenggam sendiri. Pada akhirnya, ia terbang bukan ke arah yang diimpikannya, melainkan ke jalan yang ditentukan orang lain. When Life Gives You Tangerines menghadirkan kisah tentang bagaimana cinta dan kebebasan bisa terkikis di bawah bayang-bayang restu yang terlalu menggenggam.