A Killer Paradox merupakan drakor thriller terbaru yang dibintangi Choi Woo Shik dan Son Seok Koo. Kisahnya seputar pemuda biasa yang membunuh tanpa sengaja. Ternyata korbannya adalah pelaku kejahatan.
Mengusung tema pembunuhan dengan format slice of life, drakor ini mempunyai keunikan. Termasuk perihal karakter-karakternya. Sebagian karakter memiliki ciri khas yang membuat mereka unik dan sulit diingat. Contohnya, lima karakter berikut ini.
Peringatan, artikel ini mengandung spoiler.
Ekspresi wajah plonga-plongo dan ngantukan merupakan ciri khas Lee Tang (Choi Woo Shik) di awal A Killer Paradox. Keunikan lainnya, ia bisa mengetahui seseorang di dekatnya adalah kriminal atau bukan. Bulu kuduk meremang dan keinginan membunuh akan muncul setiap ia bertemu atau berpapasan dengan penjahat.
Jang Nan Gam (Son Seok Koo) merupakan detektif dengan intuisi yang kuat. Ia bisa tahu kejanggalan dalam berbagai kasus dan akan mengejar pelakunya. Ia punya kebiasaan memakan permen karet dimanapun, baik saat di TKP atau ketika penyelidikan di luar.
Song Chon (Lee Hee Joon) adalah pembunuh berantai yang mengaku hanya menghabisi pelaku kejahatan. Ia selalu memakai sarung tangan kulit berwarna hitam. Bukan hanya agar tak meninggalkan jejak, tapi karena tangannya terluka akibat sakit diabetes yang dideritanya.
Roh Bin (Kim Yo Han) adalah sidekick dari Lee Tang. Ia yang mengajak Lee Tang membunuh para penjahat. Ia sangat menyukai superhero sampai mengubah namanya jadi mirip tokoh di cerita Batman. Roh Bin juga sering memakai baju bergambar atau bertuliskan superhero.
Seon Yeo Ok (Jung Yi Seo) merupakan korban kedua Lee Tang. Ia dibunuh sebab mengancam dan memeras Lee Tang. Ia adalah saksi atas pembunuhan pertama pemuda itu. Karena mata kirinya terluka, ia memakai kacamata hitam dan ditemani anjing pemandu tunanetra. Ia tampil ikonik dengan baju warna kuning.
Kelima karakter di atas memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing dalam drakor A Killer Paradox. Ada yang ciri khasnya terkait ekspresi, kebiasaan, hingga pilihan outfit. Penampilan mereka pun jadi ikonik abis dalam drakor adaptasi webtun ini.