5 Masalah Loh Ki Wan sebagai Pembelot Korut di My Name is Loh Ki Wan

Karakter Loh Ki Wan (Song Joong Ki) dari film My Name is Loh Ki Wan memiliki kisah hidup yang dramatis. Terlebih setelah ia memutuskan untuk menjadi pembelot Korut, lalu memperjuangkan haknya sebagai pengungsi di Belgia atas permintaan terakhir sang ibu.
Masalah yang harus dilalui Loh Ki Wan bukan persoalan sepele. Bahkan, beberapa kejadian membuatnya sempat ingin menyerah pada hidup. Berikut masalah Loh Ki Wan dalam film Korea My Name is Loh Ki Wan yang sukses bikin penonton merasa iba.
1. Kesulitan mencari pekerjaan di negeri orang

Sejak durasi awal, My Name is Loh Ki Wan menyoroti ketidakjelasan nasib Loh Ki Wan setibanya di Belgia. Ia diminta pergi ke negara tersebut atas keinginan mendiang ibunya sebelum meninggal dunia. Meski demikian, masalah baru tetaplah muncul.
Di sana, Ki Wan memperjuangkan status pengungsi, tetapi identitasnya sebagai mantan warga Korea Utara cukup membuatnya kesulitan. Salah satunya ketika ia hendak mencari pekerjaan. Ia harus dibawa oleh orang dalam dan menutupi identitas aslinya.
2. Terancam dideportasi karena ia kesulitan membuktikan identitas diri

Culture shock juga pernah dialami oleh Loh Ki Wan. Negara yang ditinggalinya jauh berbeda dari negara asalnya. Ia merasa kesulitan berkomunikasi karena perbedaan bahasa menjadi kendala utama. Belum lagi kesenjangan budaya dan adaptasinya dengan warga sekitar.
Setelah seorang warga mabuk celaka, ia disebut-sebut sebagai pelaku. Wajahnya tersebar luas di media sosial, sehingga terdengar oleh pengadilan. Hal ini membuatnya terancam dideportasi dan terpaksa harus dipulangkan ke negara asal.
3. Rentan terdampak kriminalitas

Belum lama tiba di Belgia, Loh Ki Wan mendapat musibah. Uang hasil menjual mayat ibunya dicuri orang. Mirisnya, pencuri merupakan orang Korea yang saat ini pindah kewarganegaraan. Orang itu mencuri saat Ki Wan sedang pingsan di tempat laundry.
Atas kejadian itu Ki Wan sepakat untuk memegang janji Mari (Choi Sung Eun) bahwa ia ingin mengembalikan uang dan dompet peninggalan ibunya. Malangnya, sesudah itu, Ki Wan masih harus mengalami tuduhan kekerasan terhadap warga setempat.
4. Diskriminasi yang sulit dihindarkan

Meskipun tidak semua orang melakukannya, Loh Ki Wan setidaknya sering menerima diskriminasi. Seperti ketika bekerja di pabrik, di mana kepolosannya sebagai orang asing dimanfaatkan. Ia dikurung dalam pendingin sebelum akhirnya diselamatkan.
Ia juga mendapat tatapan tidak mengenakan dari orang sekitar setelah mereka mengetahui Ki Wan berasal dari Korea Utara. Sebelum dapat perlakuan buruk di pabrik, ia diusir paksa dari hotel tempatnya menginap pertama kali dan akhirnya bermalam di toilet umum.
5. Status kewarganegaraannya tidak jelas

Butuh waktu yang tidak sebentar untuk membuktikan kebenaran dokumen Loh Ki Wan. Pihak pengadilan membutuhkan sekitar 1 tahun untuk verifikasi data. Mau tidak mau status kewarganegaraan Ki Wan menggantung selama itu.
Ia pun hidup luntang-lantung tanpa tempat tinggal. Untuk makan, ia terpaksa mencuri daging dari pabrik tempatnya bekerja sementara. Demi mendapatkan haknya sebagai pengungsi di Belgia, banyak masalah yang harus dilalui Loh Ki Wan sendirian.
Selama menjadi pembelot Korut, hidup Loh Ki Wan di luar negeri tidak lantas berjalan mulus. Ia harus mengalami banyak musibah dan didiskriminasi oleh orang sekitar. Kendati demikian, Ki Wan tidak berhenti berjuang dan mencari kebahagiaan versinya. Jika ingin tahu kelanjutan kisahnya, kamu bisa nonton film My Name is Loh Kiwan, ya!