5 Pelajaran Tentang Rumah Tangga di When Life Gives You Tangerines

When Life Gives You Tangerines, berhasil mencuri perhatian sejak awal perilisannya. Meski berlatar waktu tahun 60-an, drama ini mengangkat banyak sekali isu-isu sosial yang relevan dengan masa kini. Hal ini membuat banyak sekali penonton yang tidak sabar menantikan episode selanjutnya.
Drama ini juga sarat akan pesan-pesan tentang kehidupan setelah pernikahan, yang bisa kita jadikan referensi dalam memertahankan sebuah rumah tangga. Meski hanya sebuah drama, drama yang diperankan oleh Park Bo Gum (Yang Gwan Sik) dan IU (Ae Sun) ini, terasa dekat di hati penonton karena keduanya berhasil memerankan karakter suami-istri idaman zaman sekarang. Yang Gwan Sik dan Ae Sun bahkan dijuluki sebagai pasangan green flag oleh para penggemar drama ini.
Berikut lima pesan penting tentang rumah tangga yang bisa kita petik dari drama When Life Gives You Tangerines. Simak lebih lanjut, yuk!
1. Pernikahan itu tidak selalu mengerikan asal bersama orang yang tepat

Berapa banyak dari kita saat ini memandang pernikahan dan kehidupan setelahnya sebagai jalan hidup yang menakutkan. Bak bergenre horor, berumah tangga seolah perlu untuk dinomor sekiankan demi hidup yang lebih bahagia. Padahal, menikah tidak selalu mengerikan asal kita berhasil menemukan orang yang tepat.
Standar orang yang tepat itu mungkin tidak serupa antara satu orang dengan orang lainnya. Lewat drama When Life Gives You Tangerines, kita pasti sepakat bahwa, Yang Gwan Sik bukanlah orang yang tepat jika standar yang kita gunakan adalah standar finansial.
Akan tetapi, jika standar kita adalah tanggung jawabnya, perilakunya, dan kasih sayangnya, Yang Gwan Sik adalah idaman semua wanita di dunia. Meski terlihat susah, kita bisa mengambil hikmah pada pernikahan karakter Gwan Sik dan Ae Sun bahwa, sesulit apapun asalkan dihadapi bersama, kita pasti bisa melewatinya dengan baik.
2. Tidak ada rumah tangga yang sempurnah

Di drama terbaru Netflix ini, kita juga melihat berbagai macam kehidupan setelah pernikahan dari masing-masing karakternya. Yang Gwan Sik dan Ae Sun yang green flag tapi diuji ekonominya, rumah tangga kapten kapal Ddongdong-ri yang berkecukupan tapi tidak berperilaku baik sebagai kepala keluarga, dan rumah tangga ayah dan ibu Gwan Sik yang terus saja disetir oleh ibu mertuanya.
Jika kita ingin bahagia dalam hidup, maka jangan meletakkan ekspektasi itu di dalam pernikahan, itulah pesan yang bisa kita ambil di drama ini.
Tidak ada rumah tangga yang sempurna, semua orang yang berumah tangga pasti menghadapi badainya masing-masing. Oleh sebab itu, saat kita memutuskan untuk berumah tangga, pastikan kita siap mengahadapi segala badai yang datang. Jangan lupa untuk saling mengandalkan dan bisa diandalkan untuk satu sama lain dengan pasangan kita.
3. Jatuh cinta yang setara itu wajib hukumnya

Jatuh cinta yang berat sebelah itu menyakitkan. Kita harus bisa menemukan seseorang yang cintanya setara dengan kita. Jika kita keras kepala untuk bisa terus bersama dengannya, pastikan ia juga keras kepala demi bisa bersama kita. Seperti yang ditunjukkan oleh Gwan Sik dan Ae Sun, seperti itulah cinta yang adil satu sama lain.
Hal ini kita perlukan dalam sebuah pernikahan, tidak hanya di awal PDKT saja, ya. Jika kita ingin diperlakukan bak ratu maka perlakukan pasangan kita bak raja pula. Ini adalah praktik take and give dalam pernikahan yang perlu kita praktikan dengan sungguh-sungguh, demi rumah tangga yang damai dan jauh dari 'drama'.
4. Saling membela dan melindungi sebagai pasangan

Di drama When Life Gives You Tangerines, kita juga belajar bahwa rumah tangga berisi dua orang yang siap untuk saling membela dan melindungi. Yang Gwan Sik di beberapa adegan drama ini, sangat berhasil menunjukkan kegigihannya jika hal itu menyangkut kekasih hatinya, Ae Sun. Tidak jauh berbeda, Ae Sun juga siap pasang badan untuk membela suaminya dari orang-orang yang menzalimi mereka.
Hal ini menunjukkan bahwa, rumah tangga mereka berjalan dengan stabil meski ekonomi masih terombang-ambing. Bukan tanpa sebab, hal ini karena keduanya memiliki kesadaran untuk menjadi tameng bagi satu sama lain.
Fakta di lapangan, masih banyak sekali suami yang justru 'bertangan besi' pada istrinya sendiri. Alih-alih menjadi tameng, ada pula rumah tangga yang berisi dua orang yang saling menyakiti satu sama lain.
5. Tidak ragu menunjukkan cinta agar pernikahan tidak kehilangan percikannya

Drama ini memiliki alur cerita yang maju-mundur, sehingga kita beberapa kali diperlihatkan kehidupan Gwan Sik dan Ae Sun yang mulai menua. Jika kita memerhatikan dengan detail, pasangan ini tetap manis meski usianya tidak lagi muda. Gwan Sik tidak ragu menunjukkan kasih sayangnya pada Ae Sun, begitu pula AeSun padanya.
Meski terkesan remeh, apa yang dilakukan oleh Gwan Sik dan Ae Sun merupakan cara jitu untuk memertahankan rumah tangga yang langgeng. Gwan Sik masih sering memuji istrinya begitu pula sebaliknya, yang membuat rumah tangga mereka tidak kehilangan 'percikannya'. Meski tidak membara seperti cinta pasangan muda, cara ini nampaknya cukup jitu untuk memelihara cinta dalam waktu yang lama di dalam sebuah rumah tangga.
Lewat drama When Life Gives You Tangerines, kita bisa memetik banyak sekali pelajaran berharga, terutama soal kehidupan berumahtangga. Di kehidupan nyata, kita pasti bisa menemukan Gwan Sik atau Ae Sun lainnya tapi, sebelum itu pastikan kita juga bisa menjadi sosok Gwan Sik atau Ae Sun bagi pasangan kita. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!