7 Insight Reflektif tentang Buruknya Kecanduan Alkohol di Ending Second Shot at Love, Menohok!
Dalam Second Shot at Love, kisah soal kecanduan alkohol tak hanya datang dari orang terdekat ataupun pasien di ruang praktik dokter. Kecanduan alkohol ternyata memiliki dampak buruk yang terlihat sederhana, meski berakhir sangat kompleks.
Seo Ui Joon (Gong Myung), seorang spesialis penanganan alkoholisme, membawa sudut pandang profesional sekaligus emosional terhadap buruknya kecanduan alkohol. Di sisi lain, Han Geum Ju (Sooyoung) memperlihatkan perjuangannya untuk bertahan hidup satu hari demi satu hari agar lepas dari alkohol.
Lewat monolog mereka yang menyentuh dan saling melengkapi di ending drama ini, inilah tujuh insight reflektif tentang buruknya kecanduan alkohol. Yuk, simak!
1. Kebiasaan minum seringkali dimulai dari hal-hal yang tampak normal. Namun lama-lama, semua emosi dijadikan dalih untuk terus melakukannya
2. Minuman alkohol seperti memberi kita ‘sayap’ yang bikin kita bebas, tapi sebenarnya ia juga mengambil ‘langit’, yakni kehidupan kita sendiri
3. Rasa bebas tersebut hanyalah palsu. Bukan hanya kehidupan sendiri yang dihancurkan, tapi kita juga bisa menyakiti orang terdekat
4. Geum Ju percaya kalau satu-satunya cara lepas dari kecanduan adalah dengan bertahan. Bukan selamanya, cukup satu hari. Lalu satu minggu. Lalu satu bulan
5. Ingin hidup baik artinya kita harus punya keberanian memilih buat hidup dengan sadar, bukan melarikan diri dari kenyataan dengan rasa mabuk
6. Banyak orang minum karena merasa sendirian. Tapi ketika kita bisa bertahan dalam kesepian tanpa minuman, di situlah kekuatan kita dibangun lebih nyata
7. Dan jalan keluar dari kecanduan bukan keajaiban semalam. Tapi keajaiban tetap terjadi, asal kita mau memilih sadar satu hari demi satu hari
Kecanduan mungkin membuat seseorang jatuh berkali-kali, tapi Second Shot at Love mengingatkan kita bahwa kesempatan kedua selalu ada. Baik sebagai penyintas maupun penyembuh, Ui Joon dan Geum Ju menunjukkan bahwa jalan keluar dari alkohol bukan mustahil, asal dimulai dari satu hari dan terus bertahan.
