Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Lee Hyun Wook di drakor The Queen Who Crowns (instagram.com/tvn_drama)

Bagaimana jadinya jika seorang raja begitu haus akan kekuasaan? Tentu, kepemimpinannya akan melahirkan kekejaman. Inilah yang terjadi pada sosok Raja Taejong (Lee Hyun Wook) yang berhasil naik takhta setelah melakukan kudeta di drakor The Queen Who Crowns.

Mulanya, ia hanya ingin membangun Joseon baru yang lebih baik dari sebelumnya. Namun, setelah menjadi raja, ia malah terobsesi akan kekuasaan. Untuk memperluas kekuasaannya, ia tak ragu bertindak kejam. Ini dia kekejaman raja selama masa pemerintahannya di drakor The Queen Who Crowns!

1. Demi takhta, raja rela melakukan kudeta dengan membunuh adik tirinya sendiri

cuplikan drakor The Queen Who Crowns (instagram.com/tvn_drama)

2. Setelah menjadi raja, bukannya fokus pada tujuan awalnya untuk mendirikan Joseon baru yang adil, ia malah mengangkat banyak selir

Lee E Dam di drakor The Queen Who Crowns (instagram.com/tvn_drama)

3. Kebersamaan dan kesetiaan yang ia janjikan pada ratu kini terasa seperti angin lalu

Lee Hyun Wook dan Cha Joo Young di drakor The Queen Who Crowns (instagram.com/tvn_drama)

4. Bahkan, ia nyaris menggulingkan ratu karena iri pada pencapaian sang istri sebagai ratu yang dicintai rakyatnya

Cha Joo Young dan Lee Hyun Wook di drakor The Queen Who Crowns (instagram.com/tvn_drama)

5. Untuk melemahkan pengaruh ratu, ia menyingkirkan dua saudara ratu dari jabatan pemerintahan

cuplikan drakor The Queen Who Crowns (dok. Vidio/The Queen Who Crowns)

6. Bahkan, ia tega mengeksekusi keduanya karena dianggap telah merencanakan pengkhianatan

Lee Hyun Wook di drakor The Queen Who Crowns (instagram.com/tvn_drama)

7. Seakan belum cukup, ia juga mengeksekusi informan ratu. Padahal, berkat informasi dari sang informan, nyawanya berhasil diselamatkan

cuplikan drakor The Queen Who Crowns (instagram.com/tvn_drama)

Prasangka buruk raja pada ratu membuatnya menganggap keberadaan sang istri sebagai ancaman. Padahal, sebelum menaiki takhta, ratu merupakan teman diskusi terbaiknya. Sayangnya, kekuasaan telah membutakan pandangannya hingga tega bertindak kejam. Akankah raja bertaubat di hari kemudian?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team