7 Pelajaran Berharga dari Kasus Kim Gang Hun di Episode 3-4 Pro Bono

Kasus Kim Gang Hun (Lee Chun Moo) menjadi salah satu arc paling berat dan emosional di Pro Bono (2025). Berawal dari permintaan ekstrem seorang anak penyandang disabilitas yang ingin menuntut Tuhan atas kelahirannya, kasus ini berkembang menjadi gugatan hukum yang menyentuh batas paling sensitif antara hukum, moral, dan kemanusiaan. Apa yang awalnya terlihat mustahil justru membuka tabir kegagalan sistem yang selama ini tersembunyi rapi di balik jargon “membela kehidupan”.
Lewat proses persidangan, banding, hingga konflik batin para karakternya, Pro Bono tidak menawarkan jawaban instan. Sebaliknya, drama ini mengajak penonton untuk merenung, ketika hukum sudah berbicara, pelajaran apa yang sebenarnya bisa kita petik dari kasus Kim Gang Hun?
1. Kasus Kim Gang Hun menunjukkan bahwa keadilan hukum tidak selalu sejalan dengan rasa keadilan yang dirasakan manusia

2. Pengadilan boleh menyatakan kelahiran bukan kerugian, tetapi kualitas hidup tetap menjadi persoalan nyata yang tidak bisa diabaikan begitu saja

3. Prinsip “semua kehidupan berharga” kehilangan makna jika tidak diiringi tanggung jawab setelah kehidupan itu dilahirkan

4. Hak perempuan untuk memilih atas tubuh dan masa depannya masih sangat rapuh ketika berhadapan dengan moral institusi dan kepentingan ideologis

5. Penyandang disabilitas tidak menderita karena keberadaannya, melainkan karena sistem dan lingkungan yang belum benar-benar inklusif

6. Perjuangan Kang Da Wit menunjukkan bahwa nilai moral tidak cukup diucapkan dengan kata-kata indah, tetapi harus dibuktikan melalui tindakan konkret

7. Kasus ini menegaskan bahwa menghadirkan kehidupan ke dunia berarti juga siap memikul tanggung jawab atas kehidupan tersebut

Pada akhirnya, kasus Kim Gang Hun bukan tentang menang atau kalah di ruang sidang. Ia adalah cermin yang memantulkan kegagalan kolektif, mulai dari institusi medis, sistem hukum, hingga masyarakat, dalam menyambut kehidupan yang rentan dengan empati dan tanggung jawab.
Lewat kisah ini, kita diajak memahami bahwa nilai kehidupan tidak cukup dilindungi oleh prinsip atau putusan pengadilan saja. Ia membutuhkan tindakan nyata, keberanian untuk peduli, dan kesediaan untuk bertanggung jawab. Lewat kisah ini, kita diajak memahami bahwa nilai kehidupan tidak cukup dilindungi oleh prinsip tapi, membutuhkan tindakan nyata.


















