7 Strategi Kang Da Wit Membela Kaya di Drakor Pro Bono, Cerdik!

Dalam Pro Bono, Kang Da Wit (Jung Kyung Ho) sangat kompetitif, termasuk ingin menang dalam kasus Kaya, seorang warga imigran yang alami kekerasan seksual oleh ayah mertuanya.
Pada akhirnya, ia justru memahami kalau sistem hukum tidak selalu berpihak pada korban. Saat Kaya tetap kalah di pengadilan dan terancam deportasi, Da Wit tidak memaksa keajaiban hukum. Ia mengubah strategi dan menjadikan narasi sebagai senjata terakhir demi menyelamatkan Kaya.
Inilah tujuh strategi Kang Da Wit membela Kaya, meski tidak menang di ruang sidang. Apa saja?
1. Da Wit sadar posisi Kaya sangat lemah. Ia tinggal di Korea dengan visa pernikahan, perceraian, dan tekanan politik dari ayah mertuanya yang berkuasa

2. Strategi Da Wit bukan menghukum, tapi membalikkan vonis. Tujuannya sederhana, ingin Kaya bisa bercerai damai dan tetap tinggal di Korea

3. Ketika jalur hukum domestik buntu, Da Wit mengambil langkah ekstrem namun logis, mengajukan permohonan suaka. Ini jadi langkah paling mencengangkan!

4. Alih-alih menuduh Korea sebagai negara gagal, Da Wit justru membingkai permohonan suaka sebagai bentuk kepercayaan terhadap nilai HAM Korea

5. Ia menggunakan narasi moral yang sulit ditolak. Da Wit menegaskan bahwa kasus Kaya bukan pengecualian, tapi pola yang bisa terjadi pada siapa pun

6. Jadi, ia mengajak semua tim pro bono yang pernah menangani kasus yang sama di ruang sidang. Membuat hakim penuh jiwa patriotisme jadi tersentuh

7. Waktu pengajuan suaka berdekatan dengan Hari Pengungsi Sedunia dan pidato presiden Korea di PBB soal HAM. Tujuan Da Wit cuma satu, kesepakatan!

Kang Da Wit tidak “menang” di pengadilan, tapi ia berhasil menyelamatkan hidup seseorang. Pro Bono menunjukkan bahwa dalam sistem yang tidak adil, kemenangan kadang bukan soal putusan hakim, melainkan soal kecerdikan membaca situasi dan menggeser narasi.



















